Pola Penggunaan Lahan Karakteristik Lokasi dan Wilayah 1.

RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 10 Secara komulatif bencana yang terjadi di Kabupaten Padang Pariaman, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia cendrung meningkat yang membawa dampak kerugian dan kerusakan serta korban jiwa meningkat pula. Di samping itu, berdasarkan analisis dan prediksi para ahli dan peneliti bahwa wilayah sepanjang pantai Barat pulau Sumatera terancam akan bencana tsunami, setelah Aceh dan Nias maka Sumatera Barat berpotensi dilanda bencana tsunami, mengingat pantai Barat Sumatera merupakan jalur penunjaman “Subduction Zone” sebagai penyebab terjadinya gempa. Bilamana terjadi dislokasi atau pematahan di bawah samudera, maka akan mengakibatkan terjadinya gelombang tsunami tersebut.

6. Pola Penggunaan Lahan

Kabupaten Padang Pariaman seluas 1.328,79 Km2, yang terdiri dari 17 kecamatan. Luas keseluruhan ini meliputi daerah terbangun yang digunakan untuk berbagai kegiatan perumahanpermukiman dan daerah tidak terbangun seperti pertanian, perkebunan dan sebagainya. Penggunaan lahan terbesar adalah perkebunan rakyat, yaitu 27,44 dari luas Kabupaten Padang Pariaman, kemudian hutan sebanyak 21,61 dan sawah seluas 20,42 dari luas Kabupaten Padang Pariaman. Penggunaan lahan Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 2.3 PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2010 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman, 2010 Tahun 2005 dari 88.697 jumlah rumah tangga yang ada di Kabupaten Padang Pariaman, berjumlah 11.824 KK yang belum memiliki rumah atau 13.33 rumah tangga yang belum terakomodasi oleh penyediaan rumah yang dilakukan oleh BUMN, develover swasta dan swadaya masyarakat. Tahun 2007 ini jumlah rumah di Kabupaten Padang Pariaman 76.873 Unit, rumah yang tak layak huni 17.122 unit atau 22 dan 78 layak huni namun masih banyak belum memenuhi persyaratan rumah sehat, misalnya belum memiliki Jamban keluarga, hal ini barangkali disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan atau kebiasaan hidup BAB buang air Besar tidak ditempat semestinya. Kualitas lingkungan permukiman tidak terlepas dari jalan lingkung permukiman yang merupakan salah satu prasarana dan sarana dasar yang sangat di butuhkan. Panjang jalan lingkung yang rusak adalah 65 275.900 dari panjang jalan lingkung yang ada di Kabupaten Padang Pariaman 425.850 meter. Peningkatan kondisi jalan lingkung serta No Jenis Penggunaan Luas Ha Persentase 1 Permukiman 7.339 5,52 2 Persawahan lahan basah 27.129 20,42 3 Tegalan 648 0,49 4 Perkebunan Rakyat 36.461 27,44 5 Kebun campuran 16.633 12,52 6 Hutan belukar 11.232 8,45 7 Hutan 28.719 21,61 8 Semakalang-alang 2.489 1,87 9 Kolam tambak ikan 200 0,15 10 Lain –lain 2.029 1,53 Kabupaten Padang Pariaman 132.879 100 RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 11 trotoar setiap tahun selalu diupayakan dalam Dana APBD dan APBN walaupun alokasi anggarannyan belum cukup memadai, pada tahun 2007 telah dianggarkan sebesar Rp. 1.775.651.000,- ± 5.000 meter kira-kira 1.8 dari kondisi rusak. Anggaran pembangunan drainase dalam APBD tahun 2005 sebesar 291.182.000,-angka ini masih jauh dari yang diharapkan dalam penanganan Drainase Primer dan skunder yang rusak yang dapat menyebabkan daerah rawan banjir.

2.1.2 Gambaran Rencana Penataan Ruang Daerah