Kawasan Rawan Gempa Wilayah Rawan Bencana

RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 29 berdasarkan analisis dan prediksi para ahli dan peneliti bahwa wilayah sepanjang pantai Barat pulau Sumatera terancam akan bencana tsunami, setelah Aceh dan Nias maka Sumatera Barat berpotensi dilanda bencana tsunami, mengingat pantai Barat Sumatera merupakan jalur penunjaman “Subduction Zone” sebagai penyebab terjadinya gempa. Bilamana terjadi dislokasi atau pematahan di bawah samudera, maka akan mengakibatkan terjadinya gelombang tsunami tersebut. Berdasarkan gambaran bencana yang pernah terjadi di Kabupaten Padang Pariaman dan prediksi para ahli maka penanganan bencana di Kabupaten Padang Pariaman perlu ditangani secara profesional dan proporsional melalui pembenahan dan perbaikan Sistem Manajemen Penanggulangan Bencana. Karena penanganan bencana yang profesional dan pelayanan yang baik akan memberikan perlindungan yang optimal pada masyarakat dan berdampak terhadap ketenteraman masyarakat. Kebutuhan utama dari kondisi tersebut adalah; pemetaan detail daerah rawan gempa; pemetaan detail daerah likuifaksi; pemetaan detail daerah rawan gerakan tanah dan kajian bentuk bangunan tahan gempa dan likuifaksi. Berdasarkan fenomena yang ada, maka Kabupaten Padang Pariaman rentan akan bencana ; Gempa Bumi tektonik dan sesar, Likuifaksi, Gelombang Pasang dan Tsunami, Banjir, Longsorrentan gerakan tanah, abrasi pantai, letusan gunung berapi.

1. Kawasan Rawan Gempa

Gempa bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, aktivitas sesar patahan, aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Karakter bahaya berupa guncangan gempa yang dapat dirasakan di daerah pedataran dan perbukitan dengan percepatan gempa 0,25-0,60 g. yang akan mengancam seluruh wilayah yang merupakan areal terbangun dan tidak terbangun. Wilayah Kabupaten Padang Pariaman merupakan zona gempa paling tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya di Propinsi Sumatera Barat, terutama di Daerah Sungai Limau, ke Tiku Utara berbatasan dengan Sungai Geringging bagian barat serta seluruh daerah pesisir Padang Pariaman. Adanya aktivitas gempa tersebut menyebabkan Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah rawan gempa. Hal ini dapat dilihat pada peta zona gempa , di mana kabupaten Padang Pariaman merupakan zona gempa dengan skala intensitas menempati zona V dan VIII dengan episentrum yang relatif dangkal dan sedang. Berdasarkan mikro zonasi gempa bumi yang dikelompokan atas empat tingkatan klasifikasi berikut: Zona amplifikasi sangat tinggi 9kali adalah daerah yang memiliki kerentanan paling tinggi terhadap terjadinya kerusakan wilayah jika terlanda gempa bumi. Zona ini memiliki penguatanamplifikasi getaran gempa bumi sangat tinggi diatas 9 kali. Pada zona ini , lapisan sedimen lunaknya soft soil paling tebal Zona amplifikasi tinggi 7-9kali adalah daerah yang memiliki kerentanan tinggi terhadap terjadinya kerusakan wilayah jika terlanda gempa bumi. Zona ini memiliki penguatanamplifikasi getaran gempa bumi tinggi 7-9 kali. Pada zona ini , lapisan sedimen lunaknya soft soil tebal Zona amplifikasi sedang 4-6kali adalah daerah yang memiliki kerentanan sedang terhadap terjadinya kerusakan wilayah jika terlanda gempa bumi. Zona ini memiliki penguatanamplifikasi getaran gempa bumi sedang 4-6 kali. Pada zona ini , lapisan sedimen lunaknya soft soil tidak terlalu tebal Zona amplifikasi rendah 1-3 kali adalah daerah yang memiliki kerentanan rendah terhadap terjadinya kerusakan wilayah jika terlanda gempa bumi. Zona ini memiliki RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 30 penguatanamplifikasi getaran gempa bumi rendah 1-3 kali. Sedangkan intensitas Gempa di kabupaten Padang Pariaman dengan pengelompokan atas Skala V sampai dengan VIII MMI berikut : Zona intensitas V Skala MMI Modifed Mercalli Intensity merupakan daerah dengan gempa yang dapat dirasakan diluar rumah. Orang tidur terbangun, cairan tampak bergerak-gerak dan tumpah sedikit. Barang perhiasan rumah yang kecil dan tidak stabil bergerak atau jatuh, Pintu-pintu terbuka tertutup, figura dinding bergerak, bandul lonceng berhenti atau mati atau tidak cocok lagi Zona intensitas VI Skala MMI Modifed Mercalli Intensity merupakan daerah dengan gempa yang dapat terasa oleh semua orang , banyak orang lari keluar karena terkejut, orang yang berjalan kaki terganggu. Jendela berderit, gerabah barang pecah belah pecah barang-barang kecil dan buku jatuh dari raknya, gambar jatuh dari dinding. Mebel bergerak atau berputar, plester dinding yang lemah pecah. Lonceng gereja berbunyi. Pohon terlihat goyang. Zona intensitas VII Skala MMI Modifed Mercalli Intensity merupakan daerah dengan gempa yang dapat dirasakan oleh supir yang sedang mengemudikan mobil. Orang yang sedang berjalan kaki sulit untuk berjalan dengan baik, cerobong asap yang lemah pecah, langit-langit dan bagian konstruksi pada tempat yang tinggi rusak, barang pecah belah pecah, tembok yang tidak kuat pecah, plester tembok dan batu- batu tembok yang tidak terikat kaut jatuh, terjadi sedikit pergeseran dan lekukan- lekukan pada timbunan pasir dan batu kerikil. Air menjadi keruh, lonceng besar berbunyi , selokan irigasi rusak Zona intensitas VIII Skala MMI Modifed Mercalli Intensity merupakan daerah dengan gempa yang dapat terganggunya mengemudi mobil, terjadi kerusakan pada bangunan yang kuat karena bagian-bagian yang runtuh. Kerusakan terjadi pada tembok yang dibuat tahan terhadap getaran horizontal dan beberapa bagian tembok runtuh, cerobong asap , monumen, menara dan tangki air yang berada diatas berputar atau jatuh. Rangka rumah berpindah dari pondasinya. Dinding yang tidak terikat dengan baik jatuh atau terlempar. Ranting pohon patah dari dahannya. Tanah yang basah dan lereng curam terbelah.

2. Kawasan Rawan Longsor