Evaluasi Praktik Pedagogi Reflektif Dalam Pembelajaran Ekonomi
36
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
I mpelentasi Pendidikan Karakter Berbasis Konsistensi
Mokhammad Nurruddin Zanky
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Email: udinzankygmail.com
Abstrak: Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membekali peserta didik dengan kecerdasan dalam berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang ditanamkan. Nilai-nilai luhur ini
didasarkan pada empat pilar yakni agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional yang kemudian dijabarkan kedalam delapan belas karakter. Penanaman nilai-nilai luhur yang kemudian disebut karakter
merupakan tanggung jawab seluruh pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Konsitensi dalam penanaman nilai-nilai luhur tersebut menjadi kata kunci dalam pendidikan
karakter, sebab karakter terbentuk atas konsistensi pikiran, keinginan, perbuatan dan kebiasaan. Implementasi pendidikan karakter di sekolah tidak bisa terlepas dari peran manajemen sekolah sebagai
penentu kebijakan melalui penerapan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
Kata Kunci: pendidikan karakter, nilai-nilai luhur, konsistensi, kebersamaan
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinia keempat menjabarkan mengenai tujuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat tujuan tersebut adalah: 1 Melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah In- donesia; 2 Memajukan kesejahteraan umum; 3
Mencerdaskan kehidupan bangsa; 4 Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Jika kita mencermati maka tujuan kesatu,
kedua dan ketiga merupakan tujuan yang sifatnya kedalam yaitu untuk membangun kemajuan
bangsa. Tidak ada jalan lain dalam suatu pem- bangunan selain dengan pendidikan. Oleh karena
itu pemerintah melalui UUD 1945 dalam pasal 31 ayat 1 menyatakan “setiap warga Negara berhak
mendapatkan pendidikan”. Selain itu untuk memastikan bahwa warga Negara Indonesia dapat
memperoleh pendidikan pasal 31 ayat 2 menya- takan “Setiap warga Negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib mem- biayainya”.
Namun ternyata kepedulian pemerintah terhadap pendidikan belum mampu mengatasi per-
masalahan yang ada di Indonesia. Berbagai masa- lah yang ada di Indonesia saat ini diantaranya
pengelolaan sumber daya alam yang kurang mak- simal, banyak kasus korupsi, tawuran antar pelajar,
ijazah palsu, penganiayaan disertai perkosaan, perampokan, pencopetan, tawuran antar supporter
sepak bola dan masih banyak lagi. Kita dapat mengatakan bahwa setiap sisi kehidupan dalam
Negara ini sedang mengalami permasalahan.
Menanggapi permasalahan ini membuat pemerintah berupaya bahwa peran pendidikan
tidak sekedar mentransfer pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Tindakan nyata melalui per-
ubahan kurikulum terus dilakukan oleh pemerintah.