Komoditas Unggulan UMKM Kota Kediri

130 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen 4. Kerajinan Sulak Bulu Ayam 5. Kerajinan Gerabah Kriya 6. Industri Tahu 7. Industri Getuk Pisang 8. Industri Keripik Singkong 9. Industri Sepatu Kulit 10. Industri Kayu Lapis 3 Karakteristik Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pengusaha UMKM di Kediri masih rendah terhadap akses sumber penda- naan. Pengusaha kecil pada umumnya tidak memiliki modal yang cukup memadai untuk mengembangkan usahanya, karena skala usahanya yang kecil hampir sulit bagi mereka untuk melakukan pemupukan modal, laba usaha yang mereka peroleh hampir selalu habis dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan primer mereka. Penggantian aktiva apalagi melakukan ekpansi usaha hampir sulit untuk dilakukan hal ini karena berbagai hambatan teknis perbankan dan keterbatasan informasi. Mereka mem- butuhkan kredit yang relatif kecil, luwes, bisa sering meminjam. Masalah persaingan bagi pengusaha UMKM memberikan peranan penting dalam penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi kemajuan usaha. Pemerintah menumbuhkan iklim usaha dalam aspek persaingan dengan menetapkan peraturan perundangan dan kebijakan untuk meningkatkan kerjasama usaha kecil dalam bentuk koperasi, asosiasi dan himpunan kelompok usaha untuk memperkuat posisi tawar usaha kecil, mencegah pem- bentukan struktur pasar yang dapat melahirkan persaingan yang tidak wajar dalam bentuk monopoli, oligopoli dan monopoli yang merugikan usaha kecil, mencegah terjadinya penguasaan pasar oleh orang perorangan atau kelompok yang merugikan usaha kecil. Para pengusaha kecil pada umumnya bersaing dengan menurunkan harga dari pada menaikkan kualitas, dari pengamatan di daerah penelitian ada sebuah usaha kecil yang berusaha untuk berusaha menaikkan kualitas produknya bukan menurunkan harga dan ternyata bahwa usaha kecil itu mampu bertahan dan berkem- bang. Mereka terdorong untuk bersaing dengan menurunkan harga, karena mereka mengi- nginkan adanya perputaran kapital yang lebih cepat, karena dana yang mereka miliki relatif terbatas dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sangat tinggi, sehingga pembentukan asosiasi dan koperasi untuk melindungi mereka sulit diwujudkan terlebih dalam prakteknya pembentukan lembaga tersebut tidak jarang bersifat kontraproduktif, seorang pengusaha kecil misalnya harus membeli bahan baku dari koperasi atau bahan bakunya disediakan oleh koperasi dengan harga tertentu akan tetapi koperasi tidak dapat menjamin adanya pemasaran hasil pro- duksinya, sehingga tidak jarang para pengusaha kecil t erjebak o leh ketidak kemampuan memasarkan produknya. Sebagian besar responden mengin- dikasikan bahwa kerjasama untuk mencegah struktur pasar yang merugikan usaha kecil serta mencegah terjadinya penguasan pasar oleh kelompok tertentu masih rendah. Prasarana umum yang dapat mendorong dan mengem- bangkan pertumbuhan usaha kecil, antara lain membangun prasarana transportasi untuk meningkatkan mobilitas pengusaha kecil terutama yang berada di daerah pedesaan, menyediakan prasarana bagi usaha kecil seperti pembangunan prasarana pasar, memberikan keleluasaan usaha kecil untuk memasarkan hasil produksinya, seperti yang terjadi pada pengusaha kecil yang memasarkan produknya didaerah pinggiran jalan di kota Kediri, mereka harus berhadapan dengan Dinas Ketertibaan Kota, mereka tidak mau pindah karena pangsa pasarnya berada di daerah ini, sehingga bila ia berpindah lokasi maka ia akan kehilangan pelanggan dan harus memulai dari awal, 131 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen mereka berhadapan dengan peraturan daerah yang tidak memberi keleluasaan untuk me- masarkan produknya karena alasan keindahan kota. Kasus ini menunjukkan bahwa tidak ada konsistensi dan kejelasan sikap dari kebijakan yang telah dicanangkan. Realitas dilapangan para pengusaha kecil tidak banyak mengetahui tentang informasi bisnis, mengenai informasi pasar, teknologi, desain dan mutu, mereka berjalan secara alami, Dinas perindustrian dan perdagangan serta Dinas Pemasaran yang ada di Kediri nampaknya masih kurang maksimal kepada pemberian ijin usaha, apalagi me- nyediakan bank data dan jaringan informasi bisnis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi bisnis tentang pasar, teknologi dan mutu masih rendah. Idealnya Dinas perin- dustrian dan Perdagangan atau Dinas pema- saran mampu memberikan infomasi tentang pasar dan melakukan pembinaan, namun realitanya tidak demikian, dari informasi seorang responden bahwa para pegawai Dinas perdagangan mempunyai kecenderungan untuk mengklaim pengusaha kecil yang sudah berhasil sebagai binaan karena reputasinya akan berpengaruh terhadap jenjang karirnya di birokrasi, sehingga pengusaha kecil yang se- benarnya membutuhkan bimbingan justru terabaikan. Kemitraan dilaksanakan dengan disertai pembinaan dan pengembangan dalam usaha salah satu atau lebih bidang produksi dan pe- ngolahan, pemasaran, permodalan sumberdaya manusia dan teknologi. Kemitraan dilak- sanakan dengan pola : inti plasma, subkontrak, dagang umum, waralaba, keagenan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dikalangan pengusaha kecil di Kediri belum ada usaha- usaha yang nyata dalam membangun kerjasama dengan pengusaha menengah dan besar. Perizinan usaha bagi pengusaha kecil memberikan peranan penting dalam penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi kemajuan usaha. Pemerintah menumbuhkan iklim usaha dalam aspek perizinan usaha dengan menye- derhanakan tata cara dan jenis perizinan, memberikan kemudahan persyaratan untuk memperoleh perizinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemudahan dalam memperoleh izin usaha masih kurang. Pemerintah menumbuhkan iklim usaha dalam aspek perlindungan dengan cara memberi bantuan konsultasi hukum dan pembelaan dari pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bantuan konsultasi hukum dan pembelaan dari pemerintah terhadap pengusaha kecil di Kediri masih sangat rendah. Berdasarkan penelitian maka dapat dikemu- kakan bahwa iklim usaha masih kurang mendukung untuk berkembangnya usaha kecil. Indikator iklim usaha yang cukup mendukung adalah prasarana dan Informasi. Prasarana umum seperti jalan di Kediri sudah cukup baik sampai kepelosok desa umumnya jalan sudah teraspal sehingga tranportasi hampir tidak ber- masalah, tentang informasi bisnis pemerintah daerah sudah mulai merintis di Kota Kediri masalah informasi bisnis ini ditangani oleh Dinas Koperasi , sedangkan yang kurang men- dukung adalah pendanaan, perlindungan, persaingan. Kemampuan mengakses dana sebagai modal kerja atau tambahan modal kerja masih merupakan masalah yang dikeluhkan oleh para pengusaha skala kecil ini, mereka membutuhkan pinjaman yang cepat cair, bisa pinjam berulang- ulang dengan jumlah kredit yang relatif kecil sementara mereka banyak yang kesulitan untuk memenuhi persyaratan kredit seperti jaminan. Perlindungan peme- rintah terhadap usaha kecil juga masih lemah, mereka hampir tidak pernah mendapatkan bantuan konsultasi atau perlindungan ketika usaha mereka menghadapi persoalan. Persaingan diantara mereka juga sering tidak sehat seperti saling menurunkan harga, tindakan tersebut dilakukan untuk menekan 132 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen lawannya atau mereka terdorong oleh kebutu- han keluarga yang mendesak. Karakteristik entrepreneurship berpengaruh secara positif dan bermakna terhadap kemajuan usaha artinya bahwa kemajuan usaha dipengaruhi oleh karakteristik entrepreneurship. Namun, ke- majuan usaha lebih banyak ditentukan oleh faktor situasional sehingga karakteristik entre- preneurship saja yang merupakan personal traits tidak cukup untuk mendukung kemajuan usaha tanpa faktor situasi yang kondusif dalam hal ini iklim usaha. Dengan demikian untuk mendorong tumbuhnya usaha mikro, kecil dan menengah di Kediri perlu diciptakan iklim usaha yang kondusif yang sementara ini masih menunjuk- kan kondisi kurang kondusif. SIMPULAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Karakteristik entrepreneurship mempunyai kontribusi terhadap kemajuan usaha. Pada umumnya pengusaha UMKM di Kediri mengemukakan bahwa mereka memiliki karakteristik entrepreneurship, indikator karak- teristik entrepreneurship yang menonjol itu ditunjukkan oleh sifat tekun dan produktif kemudian kemampuan bergaul, sifat keyakinan diri dan perhitungan atas resiko sementara sifat inovasi yang mendasar dalam konsep entrepre- neurship justru skornya berada pada posisi ketiga, ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk melakukan inovasi masih rendah sehingga pada umumnya mereka terfokus kepada kegiatan usaha yang dilakukan secara rutinitas. Kemampuan untuk melakukan inovasi merupakan persoalan kunci bagi seorang entrepreneur terutama dalam mencari dan menciptakan pasar baru.Indikat or karakteristik entrepreneurship yang paling rendah skornya adalah sifat kemandirian, sifat menyukai tantangan dan sifat tanggap terhadap peluang. Saran Pengembangan UMKM di Kediri dimasa mendatang perlu ada intervensi pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui berbagai kebijakan pemerintah, yaitu: 1. Dengan melakukan pendampingan dan asistensi sesuai permintaan usaha kecil 2. Meminimalkan berbagai kebijakan yang merugikan atau tidak mendukung usaha kecil 3. Mendorong penciptaan pasar bagi usaha kecil 4. Menyediakan support bagi kehidupan dan pengembangan usaha kecil. 5. Memberikan pelatihan kewirausahaan untuk meningkatkan kemampuan entrepre- neurship. DAFTAR RUJUKAN Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri. Disperindagtamben Kota Kediri. Riyanti, Benedicta Prihatin Dwi. 2003. Kewirausahaan dari sudut pandang Psikologi Kepribadian, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Suryana. 2003. Pengaruh Latar Belakang Profesional dan System Nilai Kemo- dernan Kewirausahaan terhadap Daya Hidup Perusahaan, Universitas Padja- djaran Bandung. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil. www.kotakediri.go.id www.endangsholhin.blogspot.com 133 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen Konsep sistem awal bagaimana penerapan konten tipologi jenis keterampilan dan bidang subjek penelitian “entrepreneurship” pada sistem pelatihan dan pendidikan “entrepreneurship”. Bambang Agus Sumantri Universitas Nusantara PGRI Kediri – Indonesia Email : putrawonorejo80yahoo.com Abstrak : Tujuan penelitian untuk menjelaskan konsep sistem awal bagaimana penerapan konten tipologi jenis keterampilan dan bidang subjek penelitian “entrepreneurship” pada sistem pelatihan dan pendidikan “entrepreneurship”. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan diperoleh dari Studi kepustakaan. Dimana Studi kepustakaan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Analisa data dilakukan secara kualitatif deskriptif untuk menjelaskan konsep sistem awal bagaimana penerapan konten tipologi jenis keterampilan dan bidang subjek penelitian “entrepreneurship” pada sistem pelatihan dan pendidikan “entrepreneurship”. Hasil Penelitian: pertama, Konten tipologi sistem pelatihan “entrepreneurship”. Sistem pelatihan dimulai dari sikap mental positif, teknik perencanaan bisnis, teknik bisnis dasar, teknik spesifikasi bidang bisnis, manajerial dasar, manajerial madya, manajerial utama. Kedua, konten tipologi sistem pendidikan “entre- preneurship”, memiliki tingkatan dari paling dasar sampai paling yang paling atas, sebagai berikut: tingkat pra-dasar, tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat lanjut. Kata Kunci: konsep sistem awal, penerapan konten tipologi, jenis keterampilan “entrepreneurship”, bidang subjek penelitian “entrepreneurship”, sistem pelatihan dan pendidikan, “entrepreneurship”. Peringkat ekonomi Indonesia yang masuk 10 besar dunia berdasarkan Gross Do- mestic Product GDP yang dirilis Bank Dunia baru-baru ini menunjukkan kemampuan tingkat daya beli masyarakat semakin bertambah. Kemampuan daya beli itu seharusnya menjadi peluang bagi UMKM dan perusahaan lokal dalam pengembangan inovasi dalam mening- katkan nilai tambah produk dalam negeri. Dengan daya beli peringkat 10 besar dunia, Indonesia akan menjadi primadona bagi masuknya produk asing. Kemampuan daya beli masyarakat tersebut sekaligus menjadi tanta- ngan bagi pelaku usaha karena Indonesia akan menjadi primadona masuknya produk dari luar. Hal itu tantangan yang harus kita hadapi. Menurut, Prof Dr Pratikno M.Soc. http:www.antaranews.comberita 435203pemerintah-diharapkan-dorong-daya- saing-perusahaan-lokal, Mei 2014. 134 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen Produk Domestik Bruto PDB sendiri merupakan sebuah ukuran makro ekonomi untuk memperlihatkan kemampuan dari suatu negara dalam memproduksi barang dan jasa dalam waktu tertentu. Dari PDB inilah kemu- dian terlihat bagaimana kekuatan ekonomi dari suatu negara. Di Indonesia sendiri, UMKM turut andil dalam menyumbang jumlah PDB di Indonesia. Misalnya pada data Kementerian Negara Koperasi dan UMKM di tahun 2009, di mana UMKM memiliki porsi sebesar 58,17 persen terhadap jumlah PDB. Tidak hanya itu, pertumbuhan sektor UMKM dari tahun 2005 hingga 2009 sebesar 24,01 persen, sedangkan Usaha Besar hanya 13,26 persen pertumbu- hannya. Data ini memperlihatkan peran besar UMKM dalam bagi pertumbuhan serta pem- bangunan ekonomi Indonesia. UMKM memiliki daya serap tenaga kerja terbesar, menurut http:www.depkop.go.id, 26 Januari 2012. Pemerintah mendorong usaha mikro kecil UMKM untuk terus tumbuh sehingga bias lebih banyak menyerap tenaga kerja. UMKM diharapkan semakin berperan dalam menekan angka pengangguran. Menteri Koperasi dan UMKM Syarif Hasan mengung- kapkan, pertumbuhan UMKM di Indonesia meningkat pesat dua tahun terakhir. Bila dua tahun yang lalu jumlah UMKM berkisar 52,8 juta unit usaha, pada 2011 sudah bertambah menjadi 55,2 juta unit. Jumlah UMKM terus meningkat ini diharapkan bias sebanding dengan penyerapkan tenaga kerja. Sebagai catatan, rata-rata UMKM bias menyerap 3-5 tenaga kerja. Dengan adanya penambahan sekitar 3 juta unit UMKM, dalam dua tahun terakhir, jumlah tenaga yang terserap bertambah 15 juta orang. Dari peran UMKM sebagai penyumbang terbesar nilai Produk Domestik Bruto diatas dan UMKM memiliki daya serap teanga kerja yang besar maka dapat dikatakan bahwaUMKM merupakan fondasi ekonomi nasional. Jika fondasi ini goyah atau sampai roboh, maka ekonomi Indonesia secara keseluruhan bisa ambruk. Namun saat ini dengan melambatnya pertumbuhan eko nomi Indonesia 2015 dirasakan oleh banyak pihak, tak terkecuali pelaku usaha mikro kecil dan menengah UMKM dapat mengancam eksistensi UMKM di Indonesia. Menurut Sekretaris Menteri Koperasi dan UMKM, Agus Muharam http: www.depkop.go.id.2382015, mengatakan: 1. Saat ini UMKM Pendapatan omzet pengusaha kecil ini bisa anjlok hingga 40. Dimana omzet berkurang 30-40. Biasa dibeli 100 item, sekarang hanya 60 item. 2. Jamkrindo dan beberapa lembaga penyalur pinjaman bahwa simpanan tetap cenderung naik 20, pinjaman menurun. Pinjaman tersebut untuk kegiatan produktif maupun konsumsi. 3. Pemerintah juga sudah menurunkan bunga KUR dari 22 menjadi 12, ditambah dengan pembiayaan mikro Rp 25 juta tidak perlu pakai agunan. 4. Jangka pendek solusi masalah UMKM adalah ayo bangun koperasi. Kalau belum bisa menembus market dengan cara sendiri-sendiri ayo gabung di koperasi. UMKM jual produk lewat koperasi. Dilain hal, dengan munculnya beragam produk lokal dari berbagai pelosok daerah, tentunya menjadi salah satu bukti nyata bagi kita semua bahwa sekarang ini pertumbuhan UMKM di negara Indonesia semakin menun- jukan arah kemajuan yang cukup positif. Beragam jenis produk rumahan maupun hasil produksi industri kecil pun kini mulai mem- perlihatkan keunggulannya masing-masing, sehingga tidak menutup kemungkinan bila produk-produk lokal buatan UMKM Indone- sia siap meramaikan persaingan pasar lokal, nasional, bahkan hingga menjangkau pasar internasional. 135 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen Beberapa permasalahan masih akan dihadapi oleh koperasi dan UMKM dalam tahun 2015, baik yang bersifat internal maupun bersifat eksternal. Dari sisi internal, secara umum UMKM masih menghadapi rendahnya kualitas sumberdaya manusia seperti kurang terampilnya SDM dan kurangnya jiwa kewi- rausahaan, rendahnya penguasaan teknologi serta manajemen dan informasi pasar. Masalah SDM ini akan berdampak pada rendahnya tingkat produktivitas dan kualitas pengelolaan manajemen. Kemampuan UMKM yang ber- kembang saat ini belum cukup merata kepada seluruh UMKM, terutama karena terbatasnya jumlah dan kualitas dari lembaga pengem- bangan bisnis. Permasalahan eksternal UMKM yang masih akan dihadapi adalah seperti: 1 belum tuntasnya penanganan aspek legalitas badan usaha dan kelancaran prosedur perizinan, pelaksanaan persaingan usaha yang sehat, penataan lokasi usaha dan pelaksanaan otonomi daerah, khususnya kemajuan daerah melak- sanakan pemberdayaan koperasi dan UMKM; 2 kecepatan pulihnya kondisi perekonomian secara makro akibat kenaikan BBM dan dan energi lainnya yang sangat berpengaruh kepada kegiatan produksi UMKM; 3 masih terbatasnya penyediaan produk jasa lembaga keuangan, khususnya kredit investasi; 4 terbatasnya ketersediaan dan kualitas jasa pengembangan usaha bagi UKM; dan 5 keterbatasan sumberdaya finansial untuk usaha mikro. Berkenaan permasalahan-permasalahan tersebut diatas, pemberdayaan koperasi dan UMKM pada tahun 2015 juga akan meng- hadapi tantangan untuk berperan mengatasi persoalan sosial ekonomi, seperti penyediaan lapangan kerja dan penanggulangan kemis- kinan. Dalam rangka itu, perlu didorong pertumbuhan UMKM melalui penyaluran skim kredit investasi untuk keperluan peningkatan kapasitas produksi, peningkatan nilai tambah serta penumbuhan wirausaha baru yang berbasis kepada sumber daya manusia unggulan. Berdasarkan penjelasan peran Sumber Daya Manusia SDM UMKM yang perlu ditingkatkan melalui sistem pelatihan dan pendidikan “entrepreneurship”, maka judul penelitian ini adalah: Konsep Sistem Awal Bagaimana Penerapan Konten Tipologi Jenis Keterampilan Dan Bidang Subjek Penelitian “Entrepreneurship” Pada Sistem Pelatihan Dan Pendidikan “Entrepreneur- ship”.

A. Jenis Keterampilan “Entrepreneurship”

Menurut, Hisrich, et.al. 2005. Entrepre- neurship., ada 3 jenis keterampilan yang dibutuhkan oleh seseorang Wirausahawan, yaitu: keterampilan teknis, keterampilan mana- jemen bisnis, dan keterampilan berwirausa- haan. Untuk selanjutnya konten dari ketiga jenis keterampilan sebagai berikut: 1. Ketrampilan Teknis a. Writing, mampu menulis tulisan laporan. b. Oral communication komunikasi lisan. c. Monitoring environment monitoring lingkungan. d. Technical business management manajemen usaha secara teknis. e. Tecnology, penguasaan teknoogi teknologi komputer dan informasi. f. Interpersonal, hubungan diri antar- perseorangan. g. Listening, pendengar yang baik. h. Ability to organize, kemampuan untuk mengorganisasikan bawahan. i. Networking building, membangun jaringan. j. Management style, memiliki gaya kepemimpinanmanajemen. k. Coaching, kemampuan melatih. l. Being a team player, berperan sebagai pemain tim. 136 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen 2. Ketrampilan Manajemen Bisnis a. Planning and goal setting, mengeset tujuan dan perencanaan. b. Decision making pengambi keputusan. c. Human relations hubungan personal. d. Marketing pemasaran. e. Finance keuangan. f. Accounting akuntansi. g. Management manajemen. h. Control pengendalianpengawasan. i. Negotiation negosiasiberunding. j. Venture launch peluncur usaha baru termasuk aktivitas yang mengandung risikobahaya sekalipun. k. Managing growth pelaksanaan pertumbuhan. 3. Ketrampilan berkewirausahaan a. Inner controldisciplined, memiliki disiplin atau pengawasan pribadi. b. Risk taker, seorang pengambil risiko. c. Innnovative, seorang yang inovatif atau pembaru. d. Change oriented, berorientasi pada perubahan. e. Persistent, keras hati, gigih. f. Visionary leader, kepemimpinan yang pemimpin besar. g. Ability to manage change, memiliki kemampuan mengelola perubahan.

B. Bidang Subjek Penelitian Kewira- usahaan

Menurut, Karl H. Vesper dalam bukunya: Small Business and Entreprenuership. Dari Harimurti Subanar. 2001 Manajemen Usaha Kecil. Pembagian Subjek kewirausahaan menjadi 11 bidang penelitian, sebagai berikut: Tabel 1 Subjek Kewirausahaan menjadi 11 Bidang Penelitian : No Bidang Keterangan 1. Economic of Entreprenurship Meneliti dampak-dampak ekonomi dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh wirausaha. 2. Psychology of Entreprenurship Mempelajari kesuksesan wirausaha dengan meneliti sikap, motivasi, kepribadiaan, daya intelektual, dsbnya 3. Sociology of Entreprenurship Meneliti bagaimana wirausaha mencapai sukses sebagai akibat pengaruh dari aspek-aspek sosial dan budaya masyarakatnya serta peran agama tertentu. 4. Small Business Management Mempelajari dan meneliti manajemen pengusaha kecil. 5. Fostering Entreprenurship Meneliti peran-peran dari berbagai pihak yang mendorong keberhasilan wirausaha, termasuk peran pemerintah. 6. New Venture Entry Meneliti kemungkinan peluang pengusaha kecil untuk masuk ke dalam bisnis berskala besar. 7. Tycon History Mempelajari kesuksesan wirausaha tingkat internasional yang pernah ada. 8. Minority Entreprise Mempelajari kesuksesan-kesuksesan bisnis wirausaha dari kelompok minoritas yang umumnya mampu untuk survive. 9. Independent Venture Meneliti kemandirian usaha dan wirausaha. 10 Corporte Venture Meneliti wirausaha-wirausaha dan aspek kewirausahaan yang terdapat di dalam perseroan bisnis. 11. Female Entreprenurship Meneliti keberadaan wirausaha wanita yang sukses dan aspek- aspek yang mendukung profesionalisme mereka.