Komoditas Unggulan UMKM Kota Kediri
130
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
4. Kerajinan Sulak Bulu Ayam
5. Kerajinan Gerabah Kriya
6. Industri Tahu
7. Industri Getuk Pisang
8. Industri Keripik Singkong
9. Industri Sepatu Kulit
10. Industri Kayu Lapis 3
Karakteristik Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pengusaha UMKM di Kediri
masih rendah terhadap akses sumber penda- naan. Pengusaha kecil pada umumnya tidak
memiliki modal yang cukup memadai untuk mengembangkan usahanya, karena skala
usahanya yang kecil hampir sulit bagi mereka untuk melakukan pemupukan modal, laba
usaha yang mereka peroleh hampir selalu habis dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan primer
mereka. Penggantian aktiva apalagi melakukan ekpansi usaha hampir sulit untuk dilakukan hal
ini karena berbagai hambatan teknis perbankan dan keterbatasan informasi. Mereka mem-
butuhkan kredit yang relatif kecil, luwes, bisa sering meminjam.
Masalah persaingan bagi pengusaha UMKM memberikan peranan penting dalam
penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi kemajuan usaha. Pemerintah menumbuhkan
iklim usaha dalam aspek persaingan dengan menetapkan peraturan perundangan dan
kebijakan untuk meningkatkan kerjasama usaha kecil dalam bentuk koperasi, asosiasi dan
himpunan kelompok usaha untuk memperkuat posisi tawar usaha kecil, mencegah pem-
bentukan struktur pasar yang dapat melahirkan persaingan yang tidak wajar dalam bentuk
monopoli, oligopoli dan monopoli yang merugikan usaha kecil, mencegah terjadinya
penguasaan pasar oleh orang perorangan atau kelompok yang merugikan usaha kecil.
Para pengusaha kecil pada umumnya bersaing dengan menurunkan harga dari pada
menaikkan kualitas, dari pengamatan di daerah penelitian ada sebuah usaha kecil yang berusaha
untuk berusaha menaikkan kualitas produknya bukan menurunkan harga dan ternyata bahwa
usaha kecil itu mampu bertahan dan berkem- bang. Mereka terdorong untuk bersaing dengan
menurunkan harga, karena mereka mengi- nginkan adanya perputaran kapital yang lebih
cepat, karena dana yang mereka miliki relatif terbatas dan dorongan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga sangat tinggi, sehingga pembentukan asosiasi dan koperasi untuk
melindungi mereka sulit diwujudkan terlebih dalam prakteknya pembentukan lembaga
tersebut tidak jarang bersifat kontraproduktif, seorang pengusaha kecil misalnya harus
membeli bahan baku dari koperasi atau bahan bakunya disediakan oleh koperasi dengan harga
tertentu akan tetapi koperasi tidak dapat menjamin adanya pemasaran hasil pro-
duksinya, sehingga tidak jarang para pengusaha kecil t erjebak o leh ketidak kemampuan
memasarkan produknya.
Sebagian besar responden mengin- dikasikan bahwa kerjasama untuk mencegah
struktur pasar yang merugikan usaha kecil serta mencegah terjadinya penguasan pasar oleh
kelompok tertentu masih rendah. Prasarana umum yang dapat mendorong dan mengem-
bangkan pertumbuhan usaha kecil, antara lain membangun prasarana transportasi untuk
meningkatkan mobilitas pengusaha kecil terutama yang berada di daerah pedesaan,
menyediakan prasarana bagi usaha kecil seperti pembangunan prasarana pasar, memberikan
keleluasaan usaha kecil untuk memasarkan hasil produksinya, seperti yang terjadi pada
pengusaha kecil yang memasarkan produknya didaerah pinggiran jalan di kota Kediri, mereka
harus berhadapan dengan Dinas Ketertibaan Kota, mereka tidak mau pindah karena pangsa
pasarnya berada di daerah ini, sehingga bila ia berpindah lokasi maka ia akan kehilangan
pelanggan dan harus memulai dari awal,
131
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
mereka berhadapan dengan peraturan daerah yang tidak memberi keleluasaan untuk me-
masarkan produknya karena alasan keindahan kota.
Kasus ini menunjukkan bahwa tidak ada konsistensi dan kejelasan sikap dari kebijakan
yang telah dicanangkan. Realitas dilapangan para pengusaha kecil tidak banyak mengetahui
tentang informasi bisnis, mengenai informasi pasar, teknologi, desain dan mutu, mereka
berjalan secara alami, Dinas perindustrian dan perdagangan serta Dinas Pemasaran yang ada
di Kediri nampaknya masih kurang maksimal kepada pemberian ijin usaha, apalagi me-
nyediakan bank data dan jaringan informasi bisnis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi bisnis tentang pasar, teknologi dan
mutu masih rendah. Idealnya Dinas perin- dustrian dan Perdagangan atau Dinas pema-
saran mampu memberikan infomasi tentang pasar dan melakukan pembinaan, namun
realitanya tidak demikian, dari informasi seorang responden bahwa para pegawai Dinas
perdagangan mempunyai kecenderungan untuk mengklaim pengusaha kecil yang sudah
berhasil sebagai binaan karena reputasinya akan berpengaruh terhadap jenjang karirnya di
birokrasi, sehingga pengusaha kecil yang se- benarnya membutuhkan bimbingan justru
terabaikan.
Kemitraan dilaksanakan dengan disertai pembinaan dan pengembangan dalam usaha
salah satu atau lebih bidang produksi dan pe- ngolahan, pemasaran, permodalan sumberdaya
manusia dan teknologi. Kemitraan dilak- sanakan dengan pola : inti plasma, subkontrak,
dagang umum, waralaba, keagenan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dikalangan
pengusaha kecil di Kediri belum ada usaha- usaha yang nyata dalam membangun kerjasama
dengan pengusaha menengah dan besar.
Perizinan usaha bagi pengusaha kecil memberikan peranan penting dalam penciptaan
iklim usaha yang kondusif bagi kemajuan usaha. Pemerintah menumbuhkan iklim usaha
dalam aspek perizinan usaha dengan menye- derhanakan tata cara dan jenis perizinan,
memberikan kemudahan persyaratan untuk memperoleh perizinan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemudahan dalam memperoleh izin usaha
masih kurang. Pemerintah menumbuhkan iklim usaha dalam aspek perlindungan dengan cara
memberi bantuan konsultasi hukum dan pembelaan dari pemerintah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bantuan konsultasi hukum dan pembelaan dari pemerintah terhadap
pengusaha kecil di Kediri masih sangat rendah. Berdasarkan penelitian maka dapat dikemu-
kakan bahwa iklim usaha masih kurang mendukung untuk berkembangnya usaha kecil.
Indikator iklim usaha yang cukup mendukung adalah prasarana dan Informasi. Prasarana
umum seperti jalan di Kediri sudah cukup baik sampai kepelosok desa umumnya jalan sudah
teraspal sehingga tranportasi hampir tidak ber- masalah, tentang informasi bisnis pemerintah
daerah sudah mulai merintis di Kota Kediri masalah informasi bisnis ini ditangani oleh
Dinas Koperasi , sedangkan yang kurang men- dukung adalah pendanaan, perlindungan,
persaingan. Kemampuan mengakses dana sebagai modal kerja atau tambahan modal kerja
masih merupakan masalah yang dikeluhkan oleh para pengusaha skala kecil ini, mereka
membutuhkan pinjaman yang cepat cair, bisa pinjam berulang- ulang dengan jumlah kredit
yang relatif kecil sementara mereka banyak yang kesulitan untuk memenuhi persyaratan
kredit seperti jaminan. Perlindungan peme- rintah terhadap usaha kecil juga masih lemah,
mereka hampir tidak pernah mendapatkan bantuan konsultasi atau perlindungan ketika
usaha mereka menghadapi persoalan.
Persaingan diantara mereka juga sering tidak sehat seperti saling menurunkan harga,
tindakan tersebut dilakukan untuk menekan
132
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
lawannya atau mereka terdorong oleh kebutu- han keluarga yang mendesak. Karakteristik
entrepreneurship berpengaruh secara positif dan bermakna terhadap kemajuan usaha artinya
bahwa kemajuan usaha dipengaruhi oleh karakteristik entrepreneurship. Namun, ke-
majuan usaha lebih banyak ditentukan oleh faktor situasional sehingga karakteristik entre-
preneurship saja yang merupakan personal traits tidak cukup untuk mendukung kemajuan
usaha tanpa faktor situasi yang kondusif dalam hal ini iklim usaha.
Dengan demikian untuk mendorong tumbuhnya usaha mikro, kecil dan menengah
di Kediri perlu diciptakan iklim usaha yang kondusif yang sementara ini masih menunjuk-
kan kondisi kurang kondusif.
SIMPULAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
a. Karakteristik entrepreneurship mempunyai
kontribusi terhadap kemajuan usaha. Pada umumnya pengusaha UMKM di
Kediri mengemukakan bahwa mereka memiliki karakteristik entrepreneurship, indikator karak-
teristik entrepreneurship yang menonjol itu ditunjukkan oleh sifat tekun dan produktif
kemudian kemampuan bergaul, sifat keyakinan diri dan perhitungan atas resiko sementara sifat
inovasi yang mendasar dalam konsep entrepre- neurship justru skornya berada pada posisi
ketiga, ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk melakukan inovasi masih rendah
sehingga pada umumnya mereka terfokus kepada kegiatan usaha yang dilakukan secara
rutinitas. Kemampuan untuk melakukan inovasi merupakan persoalan kunci bagi
seorang entrepreneur terutama dalam mencari dan menciptakan pasar baru.Indikat or
karakteristik entrepreneurship yang paling rendah skornya adalah sifat kemandirian, sifat
menyukai tantangan dan sifat tanggap terhadap peluang.
Saran
Pengembangan UMKM di Kediri dimasa mendatang perlu ada intervensi pemerintah
dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui berbagai kebijakan pemerintah, yaitu:
1.
Dengan melakukan pendampingan dan asistensi sesuai permintaan usaha kecil
2. Meminimalkan berbagai kebijakan yang
merugikan atau tidak mendukung usaha kecil
3. Mendorong penciptaan pasar bagi usaha
kecil 4.
Menyediakan support bagi kehidupan dan pengembangan usaha kecil.
5. Memberikan pelatihan kewirausahaan
untuk meningkatkan kemampuan entrepre- neurship.
DAFTAR RUJUKAN
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri. Disperindagtamben Kota Kediri.
Riyanti, Benedicta Prihatin Dwi. 2003.
Kewirausahaan dari sudut pandang Psikologi Kepribadian, PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Suryana. 2003. Pengaruh Latar Belakang Profesional dan System Nilai Kemo-
dernan Kewirausahaan terhadap Daya Hidup Perusahaan, Universitas Padja-
djaran Bandung.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil.
www.kotakediri.go.id www.endangsholhin.blogspot.com
133
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Konsep sistem awal bagaimana penerapan konten tipologi jenis keterampilan dan bidang
subjek penelitian “entrepreneurship” pada sistem pelatihan dan pendidikan
“entrepreneurship”.
Bambang Agus Sumantri
Universitas Nusantara PGRI Kediri – Indonesia Email : putrawonorejo80yahoo.com
Abstrak : Tujuan penelitian untuk menjelaskan konsep sistem awal bagaimana penerapan konten tipologi jenis keterampilan dan bidang subjek penelitian “entrepreneurship” pada sistem pelatihan dan pendidikan
“entrepreneurship”. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan diperoleh dari Studi kepustakaan. Dimana Studi kepustakaan
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Analisa data dilakukan secara kualitatif deskriptif untuk menjelaskan konsep sistem awal bagaimana penerapan konten tipologi jenis keterampilan dan bidang subjek penelitian “entrepreneurship” pada
sistem pelatihan dan pendidikan “entrepreneurship”. Hasil Penelitian: pertama, Konten tipologi sistem pelatihan “entrepreneurship”. Sistem pelatihan dimulai
dari sikap mental positif, teknik perencanaan bisnis, teknik bisnis dasar, teknik spesifikasi bidang bisnis, manajerial dasar, manajerial madya, manajerial utama. Kedua, konten tipologi sistem pendidikan “entre-
preneurship”, memiliki tingkatan dari paling dasar sampai paling yang paling atas, sebagai berikut: tingkat pra-dasar, tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat lanjut.
Kata Kunci: konsep sistem awal, penerapan konten tipologi, jenis keterampilan “entrepreneurship”, bidang subjek penelitian “entrepreneurship”, sistem pelatihan dan pendidikan, “entrepreneurship”.
Peringkat ekonomi Indonesia yang masuk 10 besar dunia berdasarkan Gross Do-
mestic Product GDP yang dirilis Bank Dunia baru-baru ini menunjukkan kemampuan tingkat
daya beli masyarakat semakin bertambah. Kemampuan daya beli itu seharusnya menjadi
peluang bagi UMKM dan perusahaan lokal dalam pengembangan inovasi dalam mening-
katkan nilai tambah produk dalam negeri. Dengan daya beli peringkat 10 besar dunia,
Indonesia akan menjadi primadona bagi masuknya produk asing. Kemampuan daya beli
masyarakat tersebut sekaligus menjadi tanta- ngan bagi pelaku usaha karena Indonesia akan
menjadi primadona masuknya produk dari luar. Hal itu tantangan yang harus kita hadapi.
Menurut, Prof Dr Pratikno M.Soc.
http:www.antaranews.comberita 435203pemerintah-diharapkan-dorong-daya-
saing-perusahaan-lokal, Mei 2014.
134
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Produk Domestik Bruto PDB sendiri merupakan sebuah ukuran makro ekonomi
untuk memperlihatkan kemampuan dari suatu negara dalam memproduksi barang dan jasa
dalam waktu tertentu. Dari PDB inilah kemu- dian terlihat bagaimana kekuatan ekonomi dari
suatu negara. Di Indonesia sendiri, UMKM turut andil dalam menyumbang jumlah PDB
di Indonesia. Misalnya pada data Kementerian Negara Koperasi dan UMKM di tahun 2009,
di mana UMKM memiliki porsi sebesar 58,17 persen terhadap jumlah PDB. Tidak hanya itu,
pertumbuhan sektor UMKM dari tahun 2005 hingga 2009 sebesar 24,01 persen, sedangkan
Usaha Besar hanya 13,26 persen pertumbu- hannya. Data ini memperlihatkan peran besar
UMKM dalam bagi pertumbuhan serta pem- bangunan ekonomi Indonesia.
UMKM memiliki daya serap tenaga kerja terbesar, menurut http:www.depkop.go.id, 26
Januari 2012. Pemerintah mendorong usaha mikro kecil UMKM untuk terus tumbuh
sehingga bias lebih banyak menyerap tenaga kerja. UMKM diharapkan semakin berperan
dalam menekan angka pengangguran. Menteri Koperasi dan UMKM Syarif Hasan mengung-
kapkan, pertumbuhan UMKM di Indonesia meningkat pesat dua tahun terakhir. Bila dua
tahun yang lalu jumlah UMKM berkisar 52,8 juta unit usaha, pada 2011 sudah bertambah
menjadi 55,2 juta unit. Jumlah UMKM terus meningkat ini diharapkan bias sebanding
dengan penyerapkan tenaga kerja. Sebagai catatan, rata-rata UMKM bias menyerap 3-5
tenaga kerja. Dengan adanya penambahan sekitar 3 juta unit UMKM, dalam dua tahun
terakhir, jumlah tenaga yang terserap bertambah 15 juta orang.
Dari peran UMKM sebagai penyumbang terbesar nilai Produk Domestik Bruto diatas dan
UMKM memiliki daya serap teanga kerja yang besar maka dapat dikatakan bahwaUMKM
merupakan fondasi ekonomi nasional. Jika fondasi ini goyah atau sampai roboh, maka
ekonomi Indonesia secara keseluruhan bisa ambruk. Namun saat ini dengan melambatnya
pertumbuhan eko nomi Indonesia 2015 dirasakan oleh banyak pihak, tak terkecuali
pelaku usaha mikro kecil dan menengah UMKM dapat mengancam eksistensi UMKM
di Indonesia. Menurut Sekretaris Menteri Koperasi dan UMKM, Agus Muharam http:
www.depkop.go.id.2382015, mengatakan: 1.
Saat ini UMKM Pendapatan omzet pengusaha kecil ini bisa anjlok hingga
40. Dimana omzet berkurang 30-40. Biasa dibeli 100 item, sekarang hanya 60
item.
2. Jamkrindo dan beberapa lembaga penyalur
pinjaman bahwa simpanan tetap cenderung naik 20, pinjaman menurun. Pinjaman
tersebut untuk kegiatan produktif maupun konsumsi.
3. Pemerintah juga sudah menurunkan bunga
KUR dari 22 menjadi 12, ditambah dengan pembiayaan mikro Rp 25 juta tidak
perlu pakai agunan.
4. Jangka pendek solusi masalah UMKM
adalah ayo bangun koperasi. Kalau belum bisa menembus market dengan cara
sendiri-sendiri ayo gabung di koperasi. UMKM jual produk lewat koperasi.
Dilain hal, dengan munculnya beragam produk lokal dari berbagai pelosok daerah,
tentunya menjadi salah satu bukti nyata bagi kita semua bahwa sekarang ini pertumbuhan
UMKM di negara Indonesia semakin menun- jukan arah kemajuan yang cukup positif.
Beragam jenis produk rumahan maupun hasil produksi industri kecil pun kini mulai mem-
perlihatkan keunggulannya masing-masing, sehingga tidak menutup kemungkinan bila
produk-produk lokal buatan UMKM Indone- sia siap meramaikan persaingan pasar lokal,
nasional, bahkan hingga menjangkau pasar internasional.
135
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Beberapa permasalahan masih akan dihadapi oleh koperasi dan UMKM dalam
tahun 2015, baik yang bersifat internal maupun bersifat eksternal. Dari sisi internal, secara
umum UMKM masih menghadapi rendahnya kualitas sumberdaya manusia seperti kurang
terampilnya SDM dan kurangnya jiwa kewi- rausahaan, rendahnya penguasaan teknologi
serta manajemen dan informasi pasar. Masalah SDM ini akan berdampak pada rendahnya
tingkat produktivitas dan kualitas pengelolaan manajemen. Kemampuan UMKM yang ber-
kembang saat ini belum cukup merata kepada seluruh UMKM, terutama karena terbatasnya
jumlah dan kualitas dari lembaga pengem- bangan bisnis. Permasalahan eksternal UMKM
yang masih akan dihadapi adalah seperti: 1 belum tuntasnya penanganan aspek legalitas
badan usaha dan kelancaran prosedur perizinan, pelaksanaan persaingan usaha yang sehat,
penataan lokasi usaha dan pelaksanaan otonomi daerah, khususnya kemajuan daerah melak-
sanakan pemberdayaan koperasi dan UMKM; 2 kecepatan pulihnya kondisi perekonomian
secara makro akibat kenaikan BBM dan dan energi lainnya yang sangat berpengaruh kepada
kegiatan produksi UMKM; 3 masih terbatasnya penyediaan produk jasa lembaga
keuangan, khususnya kredit investasi; 4 terbatasnya ketersediaan dan kualitas jasa
pengembangan usaha bagi UKM; dan 5 keterbatasan sumberdaya finansial untuk usaha
mikro.
Berkenaan permasalahan-permasalahan tersebut diatas, pemberdayaan koperasi dan
UMKM pada tahun 2015 juga akan meng- hadapi tantangan untuk berperan mengatasi
persoalan sosial ekonomi, seperti penyediaan lapangan kerja dan penanggulangan kemis-
kinan. Dalam rangka itu, perlu didorong pertumbuhan UMKM melalui penyaluran skim
kredit investasi untuk keperluan peningkatan kapasitas produksi, peningkatan nilai tambah
serta penumbuhan wirausaha baru yang berbasis kepada sumber daya manusia
unggulan. Berdasarkan penjelasan peran Sumber
Daya Manusia SDM UMKM yang perlu ditingkatkan melalui sistem pelatihan dan
pendidikan “entrepreneurship”, maka judul penelitian ini adalah: Konsep Sistem Awal
Bagaimana Penerapan Konten Tipologi Jenis Keterampilan Dan Bidang Subjek
Penelitian “Entrepreneurship” Pada Sistem Pelatihan Dan Pendidikan “Entrepreneur-
ship”.