Pemantapan Kompetensi Pengembangan Kewirausahaan di Sentra Tenun Ikat Kab. Lamongan

270 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen dalam pelaksanaan PPL Keguruan I. Pertama, mahasiswa dengan mengkaji silabus menguasai mata pelajaran. Selanjutnya diharapkan menguasai penerapan meto demodel pembelajaran. Penguasaan model pembelajaran yang diharapkan akan dipraktekkan pada PPL Keguruan II. Pada PPL Keguruan I, mahasiswa diharapkan dapat komunikasi dengan Guru Pamong untuk memperoleh informasi tentang materi yang diajarkan pada PPL Keguruan II. Komunikasi dengan guru pamong diharapkan akan memu- dahkan mahasiswa merancang RPP. Tujuan yang kedua model latihan dengan teman sejawat dan Lesson Study diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan reflektif. Kemampuan reflektif karena mahasiswa melakukan latihan baik bertindak sebagai guru maupun sebagai pengamat. Masukan yang diberikan oleh teman sejawat dalam praktek mengajar akan memberikan manfaat untuk PPL Keguruan II. Masukan kepada teman sejawat merupakan refleksi pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki. Semangat dalam memberikan masukan dan menerima masukan merupakan bekal yang positif. Tujuan yang ketiga latihan dengan teman sejawat diharapkan akan meningkatkan kompetensi profesional. Mempraktekkan peran guru sebagai fasilitator, sebagai motivator diharapkan diperoleh dengan melakukan latihan mengajar dengan teman sejawat. Diskusi sebagai refleksi kegiatan mengajar perlu banyaj dilakukan.. Refleksi dengan pengamatan indikator indikator dalam praktek mengajar. Indikator membuka pelajaran, kegiatan inti dan menutup pelajaran perlu dicermati. PPL Keguruan II pada dasarnya mahasiswa melaksanakan praktek secara riil. Kemampuan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional diuji dalam tahap ini. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial juga akan lebih terbentuk dalam tahap ini. MIsalnya kompetensi kepribadian, menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. Etos kerja dan tanggung jawab dengan pemahaman bahwa PPL Keguruan II sebagai wahana dalam mempersiapkan menjadi calon guru. Keberadaan guru pamong yang telah mempunyai pengalaman cukup dalam mengajar, perlu dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk memperoleh pengalaman dari guru pamong tersebut. Tuntutan guru yang profesional, antara lain dapat digali dari guru pamong. Menempatkan guru sebagai profesi, sekaligus memantapkan kompetensi sosial guru. Aspek kompetensi sosial, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat dapat terwujud dalam pelaksanaan PPL Keguruan II. Lingkungan baru yang diperoleh mahasiswa adalah lingkungan riil dalam kegiatan mengajar. Mengajar di kelas secara riil, berha- dapan dengan sejumlah siswa yang mempunyai sifat yang heterogen. Lingkungan baru dengan berkomunikasi dengan dewan guru. Adaptasi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa akan mening- katkan kompetensi kepribadian sekaligus kom- petensi sosial. Suasana mengikuti perkulihan, pasti berbeda dengan suasana latihan Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependi- dikan, orang tua, dan masyarakat adalah sebagian dari kompetensi sosial yang perlu terbentuk. Menambah panggilan Pak atau Bu terhadap teman sejawat adalah bentuk sederhana pembentukan kompetensi sosial. Komunikasi yang empatik dengan mengedepankan tugas yang sama sama diemban. Mendidik siswa yang diartikan tidak hanya sekedar mengajar. Permasalahan siswa pada dasarnya merupakan permasalahan yang perlu ditangani oleh guru secara kolegial. Kegiatan PPL Keguruan II diharapkan memperoleh dukungan yang maksimal dari sekolah. Keluhan mahasiswa bahwa siswa lebih respek terhadap guru pembinanya dibanding dengan mahasiswa PPL adalah bagian dari proses 271 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen pembelajaran. Mahasiswa perlu memahami, kondisi tersebut seharusnya menjadi tantagan. Tantangan untuk meningkatkan kualitas kompetensi pedagogik maupun profesional. Akhyak dkk 2013: 2 mengingatkan kembali peran strategis yang dimiliki oleh guru. Peran strategis tersebut diantaranya bahwa kesiapan dalam mengajar akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Posisi mahasiswa sebagai calon guru bahwa persiapan mengajar perlu dipersiapkan dengan baik. Komunikasi mahasiswa dengan guru pamong akan banyak membantu mengatasi permasalahan yang ada. Menempatkan guru pamong untuk tempat bertanya dan berdiskusi. Pemilikan kompetensi mahasiswa yang masih terbatas, merupakan bagian dari proses pembentukan kompetensi yang lebih baik. Pengalaman mengajar merupakan bagian yang penting dalam pembentukan kompetensi. Kemungkinan keterbatasan kompetensi yang dapat ditunjukkan oleh mahasiswa, dimungkinkan factor waktu. Pengalaman mengikuti PPL Keguruan II, pemahaman yang perlu dimiliki oleh mahasiswa, kemampuan awal yang sudah dimiliki akan ditingkatkan pada kesempatan lebih lanjut. SIMPULAN Pendidikan karakter bagi calon guru pada dasarnya erat kaitannya dengan pemilikan kompetensi guru. Kemampuan guru dalam mempengaruhi karakter peserta didik erat hubungannya dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik sangat terkait dengan kemampuan dalam proses pembelajaran, kompetensi profesional berhu- bungan dengan kemampuan mengembangkan materi pelajaran. Kemampuan guru dalam membantu membentuk watak peserta didik erat hubungannya dengan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Aspek keteladanan merupakan bagian dari indikator kompetensi kepribadian dan sosial. Paquay Wagner, 2001 dalam European Commision Education and Training: 2013:13 menyebutkan ada 6enam aspek yang melekat pada profesi guru. Dua aspek yang dikemukakan adalah the teacher as a classroom actor dan the teacher as a social agent. Kemampuan sebagai aktor erat hubunganya dengan kompetensi pedagogi dan profesional dan social agent ada hubugan dengan kompetensi sosial. Tahapan pembelajaran yang diikuti oleh mahasiswa program kependidikan, selaras dengan proses pembentukan kompetensi sebagai calon guru. Perolehan pengetahuan dan ketrampilan pada sejumlah matakuliah belajar mengajar kependidikan dapat memberikan dasar dasar kompetensi pedagogik. Perolehan sejumlah matakuliah bidang studi akan membantu maha- siswa dalam pembentukan kompetensi profesional. Lat ihan mengajar yang dilaksanakan di laboratorium pembelajaran mikro akan menambah pengetahuan dan pengalaman pembentukan kompetensi pedagogik dan profesional. Praktek Pengalaman Lapangan diharapkan akan melengkapi dan meningkatkan peilikan kompetensi sebagai calon guru. Kompetensi kepribadian semakin terbentuk karena mahasiswa dihadapkan pada pembelajaran yang riil. Perilaku sebagai calon guru akan teruji dalam proses pembelajaran tersebut. Pembentukan kompetensi sosial juga akan meningkat karena mahasiswa berada di lingkungan sekolah. Komunikasi dengan guru pamong serta guru yang lain akan memberikan tambahan pengalaman. Kemampuan beradaptasi serta kemampuan mengambil manfaat dalam kegiatan PPL, akan menebalkan pemilikan kompetensi. Pendidikan karakter sebagai calon guru, pemilikan kompetensi sebagai calon guru, keduanya perlu proses. Pembelajaran di kampus, kegiatan PPL merupakan bagian dari proses. Pembentukan guru yang profesional Suparno Waras:2007, antara lain kemampuan verbal, pengalaman mengajar, pemahaman peserta didik. 272 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen Kemampuan verbal erat hubungnny dengan kemampuan menjelaskan materi yang disajikan. Pengalaman mengajar digunakan sebagai acuan untuk peningkatan kualitas mengajar. Pemahaman peserta didik, akan mendukung keberhasilan proses mengajar. Pemberian kesempatan pada peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran, guru perlu memahami aspek aspek khusus peserta didik. Sajian makalah ini pada dasarnya bahwa pembentukan karakter calon guru dilakukan dengan tahapan. Tahapan tersebut sudah tertuang dalam struktur kurikulum program studi. Diskusi apat menyangkut tentang struktur kurikulum, proses pembelajaran serta kegiatan PPL Keguruan. Kita menoba saling megingatkan, bahwa peningkatan kualitas calon guru yang kita hasilkan sejumlah kegiatan perlu selalu kita evaluasi. Mudah mudahan ada kesempatan untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah kita lakukan DAFTAR RUJUKAN Akhyak dkk 2013 Implementation of Teach- ers Pedagogy Competence to Optimizing Learners Development in Pub- lic Primary School in Indonesia, Interna- tional Journal of Education and Research Vol. 1 No. 9 September 2013, diakses tanggal 25 Oktober 2015 Celik,Servet, 2011 Characteristics and Com- petencies for TeacherEducators: Ad- dressing the Need for Improved Profes- sional Standards in Turkey,.Australian Journal of Teacher Education Volume 36 | Issue 4 Article 2 2011, diakses tanggal 29 Oktober 2015 Europa Commision Education and Training 2013, Teacher Competences: why are they important?, diakses tanggal 29 Oktober 2015 Fakultas Ekonomi UM 2014 Katalog 2014 Fakultas Ekonomi Kheruniah, Ade 2013 A Teacher Personality Competence Contribution To A Student Study Motivation And Discipline To Fiqh Lesson, International Journal of Scientific Technology Research, Volume 2, Issue 2, February 2013,diakses tanggal 25 Oktober 2015 Peraturan Menteri Pendidikan Nasio nal No,16Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Suciu,Andrela Irina Mata,Liliana 2011 Peda- gogical Competences – The Key to Effi- cient Education, International Online Jour- nal of Educational Sciences, 2011, 32, 411-423 www.iojes.net, diakses tanggal 25 Oktober 2015 Suparno, Waras K 2007 Pengembangan Profesional Guru, Materi Pendidikan dan Latihan Guru PLPG BPSG Rayon 15,Universitas Negeri Malang The National Professional Standards outline

2011, Seven key elements for effective teacher educators, Australian Journal of

Teacher Education Vol36,4, April 2011 Unit Pelaksana Teknis PPL UM 2013 Petunjuk PelaksanaanPraktik Pengalaman Lapangan PPL Keguruan Universitas Negeri Malang 273 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen Pelaziman Keutamaan Kesalehan M enuju Kebahagiaan: Sebuah I khtiar Pendidikan Kepekaan Eksistensial dalam Pembelajaran M anejemen dan Bisnis 1 Ahmad Sahidah Pusat Pengajian Ilmu Pendidikan dan Bahasa Modern Universitas Utara Malaysia Email : ahmadsuum.edu.my The greatest, however, of all the means we have mentioned for the stability of constitutions – but one which is nowadays generally neglected – is the education of citizens in the spirit of constitution. There is no advantage in the best of laws, even when they are sanctioned by general civil consent, if the citizens themselves have not been attuned, bhe the force of habit and the influence of teaching, to the right constitutional temper. Aristotle, Politics, 2009: V, ix, 1310a: 208 For me, education is simultaneosuly an act of knowing, a political act, and an artistic event. I no longer speak about a political dimension of education. As well, I don’t speak about education through art. On the contrary, I saw education is politics, art and knowing Paulo Freire, 1985, Language Arts 62 1: 17 diambil dari Tyson E. Lewis, The Aesthetics of Education, 2012: 56 1 Makalah ini disampaikan dalam Seminar Nasional Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, 9 November 2015, di Aula D4 Fakultas Ekonomi Universitas Malang 2 Lihat Darrin M. McMahon, Happiness: A History New York: Grove Press, 2006. Demikian pula, ada banyak karya yang mencoba membahas isu kebahagiaan secara praktis, seperti Rubin, Gretchen. HappinessProject: Or Why I Spent Year Trying to Sing in the Morning, Clean Closets, Fight Right, Read Aristotle, and Generally Have More Fun New York: Harper, 2009 dan Chris Guillebeau, The Happiness of Pursuit: Finding the Quest that Will Bring Purpose to Your Life New York: Harmony, 2014. Kebahagiaan adalah isu besar yang acapkali mengisi banyak diskusi, tulisan dan acara wicara di pelbagai media dan seminar. Tema ini telah melahirkan banyak mazhab dan pemikiran yang berbeda, namun tujuannya sama bagaimana manusia bisa meraih kesejahteraan dan merasakan hidupnya sentosa. Sebuah karya besar Darrin M. McMahon, Happiness: A History, mengungkap ide-ide besar tentang kebahagiaan dari Herodotus dan Aristoteles melalui Locke dan Rosseuau hingga ke Darwin, Marx dan Freud. 2 Tentu saja, karya di atas menekankan pemikiran abstrak tentang kebahagiaan sehingga perlu pendekatan yang memungkinkan kesejahteraan bisa diramalkan secaa objektif. Pengukuran ekonomi, sosial dan politik, mungkin bisa dilakukan untuk mengetahui indeks kebahagiaan, meskipun menurut Akhiles Chandra Prabakar, sarjana India, bahwa orang yang memiliki penghasilan yang sama, tidak secara otomatis mengalami tingkat kegembiraan yang serupa. Dengan mengangkat contoh dua orang