Prinsip-Prinsip Pengembangan Pembela- PROCEDING PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BISNIS DAN MANAJEMEN FEUM 2015

22 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen biasakan untuk melakukan pengamatan baik de- ngan observasi langsung maupun tidak langsung lewat berbagai sumber. Untuk itu proses pebe- lajaran senantiasa didasarkan pada proses inquiry, yang secara berturut terdiri dari: a Apa problem? Fakta dan data yang mendukung memang terdapat problem, b Mencari solusi dengan berteori dan membangun hipotesa. c Mengumpulkan data atau fakta untuk menguji hipotesa. d Analisa data untuk mendukung hipotesa, e Melakukan generalisasi Nurhadi, dkk. 2002; Karli Yuliariatiningsih, 2003. Kelima, dalam pembelajaran IPS-Ekonomi berbasis DD juga dikembangkan situated learn- ing sebagai suatu proses pembelajaran yang mengarahkan pada upaya memahami the fusion point antara pengalaman belajar peserta didik yang telah dipunyainya dengan pengetahuan baru. Dalam situated learning menurut Himam 2006, peserta didik berkesempatan mengerjakan tugas- tugas belajar yang sifatnya outentik yang penye- lesainnya dilakukan dalam situasi kerja yang nyata.

G. Penutup

Pembelajaran IPS-ekonomi jenjang pendi- dikan dasar SMP yang bermuara pada lahirnya lulusan yang melek ekonomi dan berkarakter, mengarahkan pada pentingnya inovasi model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Oleh karena itu, proses pembelajaran IPS-ekonomi sedapat mungkin melalui pembelajaran yang bermakna, melalui dia- log, menggunakan proses berfikir, menemukan problem, dan memecahkannya. Penggunaan pembelajaran inovatif berbasis DD merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan guru dalam kelas IPS-Ekonomi. Model inipun memberikan kesempatan kepada guru untuk berinovasi dan berimprovisasi sehingga menjadi lebih menarik, kreatif, dan menyenangkan. Persyaratan yang dibu- tuhkan adalah sikap mental, tanggung jawab, komitmen, dedikasi, dan integritas guru IPS-eko- nomi dalam melakukan pembaharuan secara ber- kelanjutan terhadap pembelajaran berbasis DD ini. SUMBER ACUAN Abruscato, J. 1999. Teaching Children Sci- ence: A Discovery Approach. New York: Allyn and Bacon Al Hakim, S. 2004. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Deep DialogueCritical Thinking DDCT, P3G Azra, A. 2002. Pendidikan kewargaan dan demokrasi di Indonesia, dalam Tilaar 2002 “pendidikan untuk masyarakat Indone- sia baru”. Jakarta: Grasindo. Bowell, T. Kemp, G. 2002. Critical think- ing: A concise guide. New York, NY: Routledge. Cogan, J.J. 1997. Mulidimensional citizenship: Educational policy for the 21 st century. An executive summary of the citizenship education policy study project. Tokyo: Sasakawa Peace Foundation. Depdiknas. 2006. Bahan penyuluhan dan sosialisasi KTSP SD-SMA. Jakarta: Depdiknas Depdiknas. 2006. peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22, Tahun 2006,tentang Standar Nasional Pendidikan Dirjen Dikti 2005. Tujuh Langkah Deep dia- logueDialog Mendalam Yang Diterapkan Pada Para Guru “ Pendidikan Anak Seutuhnya”, Unicef, GDI Djahiri, A,K. 1996. Menelusuri dunia Afektif- Nilai Moral dan Pendidikan Nilai Moral. Bandung: Laboraturium Pengajaran PMP IKIP Bandung. Farisi, A. 2002. Penggunaan konsep siswa dalam pendidikan IPS. Jakarta: Jurnal Pendidikan Universitas Terbuka, 2, 78-94. 23 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen Global Dialogue Institute. 2001. Deep Dialogue Critical Thinking as Instructional Ap- proach. Disajikan pada TOT Pendidikan Anak Seutuhnya di Malang 1-11 Juli 2001. Hamidi, H. 2011. Pendidikan karakter sebagai pondasi membangun peradaban bangsa. Diambil hari kamis, 27 Oktober 2011, dari http:hamiddarmadi.blogspot.com. Himam, F. 2006. Pengembangan system penilaian untuk mendeteksi potensi peserta didik: Situated learning ap- proach. Yogyakarta: HEPI Karli, H. Yuliariatiningsih, M.S. 2003. Implementasi kurikulum berbasis kompetensi: model-model pembelajaran. Bandung Bina Media Informasi. Khilmiyah, A. et.al. 2005. Metode Pengajaran Kewarganegaraan. Yogyakarta: Diklitbang Muhammadiyah. Mardapi, D. 2006. Pengembangan sistem penilaian berbasis kompetensi. Yogyakarta: HEPI. Massialas, B.G. Allen, R.F. 1996. Cricual issues in teaching social studies K-12. Boston, MASS: Wadsworth Publishing Company. Merrill, M.D. 1991. Constructivism And In- struction Design. Educational Technology, May, 45-53. Mubyarto, Daniel W, Bromley. 2002. A de- velopment alternative for Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Mulyasa. 2006. Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD-SMA. Bandung: Rosdakarya. Nurhadi.et.al. 2002. Pendekatan Kontekstual. Malang: Universitas Negeri Malang. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang “Standar nasional pendidikan”. Jakarta: Kemendiknas. Puskur Balitbang Kemendiknas. 2010. Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Jakarta: Puskur Balitbang Kemendiknas. Rogers, E.M 1983. Discussion of innovation. New York: Longman Saidihardjo. 1997. Jati diri, sumber daya manusia dan tantang pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada era globalisasi. makalah. Disampaikan pada sarasehan forum komunikasi VII pimpinan FPIPS JPIPS se Indonesia tanggal 11-12 Novem- ber 1997. Sanusi, A. 1989. Memberdayakan masyarakat dalam melaksanakan 10 pilar demokrasi. Makalah disampaikan pada Seminar Pendidikan Politik, dan Kenegaraan di Era Abad XXI. Bandung: IKIP Bandung. Sanusi, A. 1998. Pendidikan alternatif. Bandung: Grafindo Media Pratama. Sardiman, A.M. 2010. Revitalisasi peran pembelajaran IPS dalam pembentukan karakter bangsa artikel. Yogyakarta: Jurnal Cakrawala Pendidikan, Mei 2010.Th. XXIX. Sihabuddin, R. 2002. Pendidikan demokrasi melalui pengelolaan asertivitas dan atribusi siswa terhadap sikap dan perilaku berdemokrasi. Bandung: Jurnal pendidikan Pascasarjana vol.1 No.2, hal. 140-158 Slamet, PH. 2009.Pengembangan Pendidikan karakter Siswa oleh Sekolah. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Membangun Nilai-nilai Kehidupan karakter dalam pendidikan. Yogyakarta: UNY. Slavin. 1994. Educational Psychology: Theory And Practice. Needham Heights: Allyn and Bacon. Somantri, M. N. 1999. Reformasi memberi harapan berkembangnya tradisi social studies ke-3 untuk menyiapkan mutu pendidikan IPS memasuki abad ke-21.