Implementasi Pembelajaran Berbasis DD dalam Pembelajaran IPS-Ekonomi

20 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen  Untuk mengarahkan pikiran siswa, maka guru memberikan acuan belajar dengan cara menjelaskan kompetensi yang di- harapkan dan sekali waktu merangsang siswa untuk bertanya. Penyampaian tu- juan atau kompetensi ini selain mengarah- kan pikiran siswa juga berfungsi untuk membatasi materi pelajaran sehingga ti- dak terjadi pembahasan yang tidak relevan dengan materi pelajaran.  Dinamika kelompok dalam rangka mem- bangun komunitas dapat dilakukan de- ngan membaca puisi, menyanyi, pera- gaan, bermain peran, simulasi atau senam otak yang relevan dengan materi pokok yang dibelajarkan. Kegiatan membangun komunitas juga merupakan sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat majemuk oleh karena itu apabila dalam pembela- jaran telah dibangun keterikatan terhadap komunitas kecil kelas, maka pada skala makro sikap dan perilaku toleransi, meng- hargai perbedaan, terbuka terhadap kritik, berani tampil beda, dan sikap ter- puji lainnya akan dapat mengantarkan mahapeserta didik menjadi warga negara demokratis. Disini peserta didik dituntut untuk berpikir kritis melalui analisis ter- hadap lagu, gambar, peristiwa dan seba- gainya. Kegiatan seperti ini mampu meng- aktifkan intelegensi ganda multiple intellegences yang dimiliki peserta didik. Aktivitas yang melibatkan unsur dan prin- sip dinamika kelompok secara tak lang- sung bertujuan membangkitkan perasaan gembira, senang penuh gairah sehingga peserta didik termotivasi. 2. Kegiatan Inti Kegiatan ini sebagai pengembangan dan peng- organisasian materi pembelajaran. Adapun tahap yang dilalui sebagai berikut:  Guru melaksanakan kegiatan dengan menggali informasi dengan memper- banyak brain storming dan diskusi de- ngan melemparkan pertanyaan komplek untuk menciptakan kondisi dialog men- dalam. Pada tahap ini peserta didik dilatih sekaligus diberikan pengalaman melalui proses usaha menemukan informasi, konsep atau pengertian yang diperlukan dengan mengoptimalkan dialog mendalam dan berpikir kritis antar sesama. Dalam kegiatan ini konsep dan definisi tidak diberikan oleh guru, tetapi digali oleh peserta didik melalui teknik concept at- tainment yakni proses kegiatan mem- bangun ketercapain sebuah konsep sam- pai pada pengertian atau definisi. Selan- jutnya dilaksanakan cooperative learn- ing untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru. Pada saat yang ber- samaan guru memberikan bimbingan ker- jasama, membimbing setiap kelompok untuk mengkaji, memilah, merumuskan, dan menyusun tugas yang diberikan.  Tahap umpan balik yang selalu dilak- sanakan guru, setelah peserta didik diberi waktu untuk berdialog mendalam. Apa- pun perolehan belajar peserta didik meru- pakan upaya maksimal mereka, oleh sebab itu guru harus mengakui dan mem- beri penghargaan. Selanjutnya dilakukan klarifikasi atau penajaman atas temuan peserta didik terarah pada kompetensi dan materi pokok yang dibelajarkan. Umpan balik dimaksudkan sebagai pene- gasan fungsi dialog mendalam yang ber- muara pada pelaksanaan evaluasi pemahaman peserta didik. Tahap ini sekaligus sebagai bukti bahwa guru bukan sumber yang “tahu segalanya”, namun antar peserta didik dan pendidiknya terjadi saling belajar dan saling mem- belajarkan, sehingga terkesan “simbiosis mutualism” 21 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen 3. Kegiatan akhir  Tahap ini merupakan tahap pengambilan simpulan dari semua yang saling dibela- jarkan, sekaligus penghargaan atas segala aktivitas peserta didik. Tahap ini dila- kukan penilaian hasil belajar dan pema- jangan serta penyimpanan dalam file bahan portofolio peserta didik.  Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan refleksi. Kegiatan ini merupakan kegiatan pembelajaran yang penting dalam model DD. Kegiatan ini bukan menyimpulkan materi pembelajaran, tetapi pendapat pe- serta didik tentang apa saja yang dirasakan dan dialami yang dikaitkan dengan apa saja yang dirasakan, dialami dan dila- kukan sebelumnya. Peserta didik menyam- paikan secara bebas perasaan dan keinginan yang terkait dengan pem- belajaran. Pembelajaran diakhiri dengan hening atau doa.

F. Prinsip-Prinsip Pengembangan Pembela-

jaran Inovatif Berbasis DD dalam Pembelajaran IPS-Ekonomi Pemikiran di atas memberikan kesempatan luas kepada guru untuk melakukan berbagai pem- baharuan dalam proses pembelajaran IPS-eko- nomi melalui penggunaan pembelajaran inovatif berbasis DD. Hal ini dimaksudkan agar muara pembelajaran IPS-ekonomi berupa kompetensi anak yang berdimensi karakter dapat tercapai secara optimal. Dalam implementasi, ada beberapa prinsip-prinsip dasar yang perlu untuk diperhatikan sebagai berikut: Pertama, dalam pembelajaran IPS- ekonomi menggunakan pembelajaran berbasis DD, tugas dan kegiatan guru yang mempengaruhi kegiatan peserta didik tidak akan statis, rutin dan dikendalikan dengan prosedur yang kaku melain- kan kegiatan kelas oleh peserta didik dan guru ber- sifat dinamis sesuai dengan tuntutan yang ada. Kelas akan bergeser dari “auditorium” menjadi “laboratorium”. Auditorium merefleksikan hadirin duduk manis menjadi pendengar dan pencatat yang baik. Sebaliknya, laboratorium mencerminkan setiap yang ada di tempat itu masing-masing sibuk melakukan kegiatan yang sudah digariskan bersama untuk menuju tujuan yang sama pula. Kelas sebagai laboratorium akan melahirkan kelas sebagai suatu “Think Tank”, yaitu suatu kelas yang mencerminkan dimana peserta didik dan guru berperan sebagai pemecah masalah yang akan menghasilkan pengetahuan dan makna. Kedua, aplikasi IPS-ekonomi dengan model pembelajaran berbasis DD mendasarkan pada Environment Curriculum, Problem Ori- ented and Exploratory Curriculum, dan Future Oriented Curriculum Zamroni, 2002. Menda- sarkan pada environment curriculum berarti proses pembelajaran IPS-ekonomi sangat di- tentukan oleh kondisi lokal, baik yang menyangkut materi maupun metodologi. Problem and Explor- atory Curriculum berarti proses pembelajaran berawal dari problema aktual yang ada di sekitar kita atau permasalahan yang menjadi minat atau interest peserta didik dan mengkaji berbagai kon- sep dan teori ekonomi. Future Oriented berarti lewat proses pembelajaran tidak saja dikaji apa yang terjadi masa kini tetapi juga dikaji prospek perkembangan di masa depan. Untuk itu pola per- tanyaannya adalah”if….then”,”what….if” memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Ketiga, dalam proses pembelajaran IPS- ekonomi dengan model pembelajaran berbasis DD, guru dituntut untuk mengembangkan kultur kelas yang demokratis, terbuka, dan bebas dari berbagai ancaman. Kultur kelas yang demikian ini akan memungkinkan untuk dikaji dan dibahas secara rasional berbagai topik yang krusial dan “panas” di masyarakat. Menurut Zamroni 2002 kultur kelas dan aktivitas yang terbuka dan dinamis akan menumbuhkan kebiasaan di kalangan peserta didik berfikir rasional, mandiri dan tanggung jawab. Keempat, dalam proses pembelajaran IPS- Ekonomi berbasis DD, peserta didik selain dibelajarkan secara kooperatif, diskusi, juga di- 22 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen biasakan untuk melakukan pengamatan baik de- ngan observasi langsung maupun tidak langsung lewat berbagai sumber. Untuk itu proses pebe- lajaran senantiasa didasarkan pada proses inquiry, yang secara berturut terdiri dari: a Apa problem? Fakta dan data yang mendukung memang terdapat problem, b Mencari solusi dengan berteori dan membangun hipotesa. c Mengumpulkan data atau fakta untuk menguji hipotesa. d Analisa data untuk mendukung hipotesa, e Melakukan generalisasi Nurhadi, dkk. 2002; Karli Yuliariatiningsih, 2003. Kelima, dalam pembelajaran IPS-Ekonomi berbasis DD juga dikembangkan situated learn- ing sebagai suatu proses pembelajaran yang mengarahkan pada upaya memahami the fusion point antara pengalaman belajar peserta didik yang telah dipunyainya dengan pengetahuan baru. Dalam situated learning menurut Himam 2006, peserta didik berkesempatan mengerjakan tugas- tugas belajar yang sifatnya outentik yang penye- lesainnya dilakukan dalam situasi kerja yang nyata.

G. Penutup

Pembelajaran IPS-ekonomi jenjang pendi- dikan dasar SMP yang bermuara pada lahirnya lulusan yang melek ekonomi dan berkarakter, mengarahkan pada pentingnya inovasi model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Oleh karena itu, proses pembelajaran IPS-ekonomi sedapat mungkin melalui pembelajaran yang bermakna, melalui dia- log, menggunakan proses berfikir, menemukan problem, dan memecahkannya. Penggunaan pembelajaran inovatif berbasis DD merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan guru dalam kelas IPS-Ekonomi. Model inipun memberikan kesempatan kepada guru untuk berinovasi dan berimprovisasi sehingga menjadi lebih menarik, kreatif, dan menyenangkan. Persyaratan yang dibu- tuhkan adalah sikap mental, tanggung jawab, komitmen, dedikasi, dan integritas guru IPS-eko- nomi dalam melakukan pembaharuan secara ber- kelanjutan terhadap pembelajaran berbasis DD ini. SUMBER ACUAN Abruscato, J. 1999. Teaching Children Sci- ence: A Discovery Approach. New York: Allyn and Bacon Al Hakim, S. 2004. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Deep DialogueCritical Thinking DDCT, P3G Azra, A. 2002. Pendidikan kewargaan dan demokrasi di Indonesia, dalam Tilaar 2002 “pendidikan untuk masyarakat Indone- sia baru”. Jakarta: Grasindo. Bowell, T. Kemp, G. 2002. Critical think- ing: A concise guide. New York, NY: Routledge. Cogan, J.J. 1997. Mulidimensional citizenship: Educational policy for the 21 st century. An executive summary of the citizenship education policy study project. Tokyo: Sasakawa Peace Foundation. Depdiknas. 2006. Bahan penyuluhan dan sosialisasi KTSP SD-SMA. Jakarta: Depdiknas Depdiknas. 2006. peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22, Tahun 2006,tentang Standar Nasional Pendidikan Dirjen Dikti 2005. Tujuh Langkah Deep dia- logueDialog Mendalam Yang Diterapkan Pada Para Guru “ Pendidikan Anak Seutuhnya”, Unicef, GDI Djahiri, A,K. 1996. Menelusuri dunia Afektif- Nilai Moral dan Pendidikan Nilai Moral. Bandung: Laboraturium Pengajaran PMP IKIP Bandung. Farisi, A. 2002. Penggunaan konsep siswa dalam pendidikan IPS. Jakarta: Jurnal Pendidikan Universitas Terbuka, 2, 78-94.