129
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
harus kembali melakukan wawancara untuk melengkapi data sampai semua data yang
diperlukan oleh peneliti terkumpul semuanya. Dengan demikian, data yang didapat terutama
dalam penelitian kualitatif seperti ini akan mudah untuk dibuat kesimpulannya.
c. Penarikan Kesimpulan
Pada penarikan kesimpulan, untuk penelitian kualitatif disampaikan secara naratif,
yakni dengan menggunakan penjelasan berupa kata-kata. Dalam penyampaian secara naratif,
kesimpulan dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara.
PEMBAHASAN 1
Latar Belakang Lokasi Penelitian
Dengan kedudukannya sebagai kawasan perkotaan yang sedang berkembang, di Kota
Kediri terdapat banyak unit-unit usaha industri dengan skala usaha yang bervariasi, meliputi
industri besar, menengah dan kecil. Industri- industri besar yang ada di Kota Kediri bergerak
di bidang industri gula dan rokok. Sedangkan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
UMKM sebagian besar bergerak dalam produksi makanan serta pengolahan hasil
pertanian.
Tema sentral yang mengemuka dalam pembangunan sektor perindustrian di Indone-
sia adalah program pengembangan kompetensi inti daerah sebagai upaya mendorong ter-
ciptanya produk berkelas global dengan mengoptimalkan sumber daya dan budaya lokal
sehingga tetap mempertahankan karakteristik khas suatu daerah. Untuk itu, langkah untuk
melakukan sosialisasi komoditas unggulan UMKM kepada masyarakat merupakan rintisan
awal yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Kediri untuk merumuskan konsep kompetensi
inti daerah dalam rangka membangun daya saing menuju kemandirian perekonomian.
2. Komoditas Unggulan UMKM Kota Kediri
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di era global, para pelaku
UMKM dituntut untuk mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki
karakteristik yang khas sehingga memiliki keunggulan dibandingkan produk-produk
kompetitor. Beberapa komoditas unggulan yang dihasilkan UMKM di Kota Kediri pada
dasarnya telah memenuhi kriteria dasar di atas sehingga memiliki peluang yang cukup besar
dan kompetitif untuk menarik minat konsumen baik di tingkat lokal, regional dan nasional.
Namun, masyarakat umum terutama di luar daerah belum banyak mengetahui jenis-jenis
komoditas unggulan yang belakangan semakin tumbuh dan berkembang.
Sebelumnya telah disebutkan bahwa sebagian besar unit usaha UMKM di Kota
Kediri bergerak dalam produksi makanan dan pengolahan hasil pertanian. Hal ini dikarenakan
wilayah-wilayah penyangga greater area di sekitar Kota Kediri, seperti Kediri Kabupaten,
Nganjuk, Tulungagung dan Blitar, merupakan penghasil berbagai komoditas pertanian
sehingga banyak pihak yang melihatnya sebagai peluang usaha yang prospektif dan kemudian
diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah.
Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran para pelaku UMKM tentang penting-
nya mutu produk dan kepuasan pelanggan cus- tomer satisfaction, maka sudah selayaknya
tidak lagi muncul keragu-raguan terhadap kualitas dan kemampuan produk-produk
UMKM untuk bersaing di tataran lokal, re- gional dan nasional.
Berikut adalah beberapa produk Unggu- lan Kota Kediri :
1. Kerajinan Tenun Ikat Bandarkidul 2. Kerajinan Anyaman Bambu
3. Kerajinan Kaca Hias Grafir
130
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
4. Kerajinan Sulak Bulu Ayam
5. Kerajinan Gerabah Kriya
6. Industri Tahu
7. Industri Getuk Pisang
8. Industri Keripik Singkong
9. Industri Sepatu Kulit
10. Industri Kayu Lapis 3
Karakteristik Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pengusaha UMKM di Kediri
masih rendah terhadap akses sumber penda- naan. Pengusaha kecil pada umumnya tidak
memiliki modal yang cukup memadai untuk mengembangkan usahanya, karena skala
usahanya yang kecil hampir sulit bagi mereka untuk melakukan pemupukan modal, laba
usaha yang mereka peroleh hampir selalu habis dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan primer
mereka. Penggantian aktiva apalagi melakukan ekpansi usaha hampir sulit untuk dilakukan hal
ini karena berbagai hambatan teknis perbankan dan keterbatasan informasi. Mereka mem-
butuhkan kredit yang relatif kecil, luwes, bisa sering meminjam.
Masalah persaingan bagi pengusaha UMKM memberikan peranan penting dalam
penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi kemajuan usaha. Pemerintah menumbuhkan
iklim usaha dalam aspek persaingan dengan menetapkan peraturan perundangan dan
kebijakan untuk meningkatkan kerjasama usaha kecil dalam bentuk koperasi, asosiasi dan
himpunan kelompok usaha untuk memperkuat posisi tawar usaha kecil, mencegah pem-
bentukan struktur pasar yang dapat melahirkan persaingan yang tidak wajar dalam bentuk
monopoli, oligopoli dan monopoli yang merugikan usaha kecil, mencegah terjadinya
penguasaan pasar oleh orang perorangan atau kelompok yang merugikan usaha kecil.
Para pengusaha kecil pada umumnya bersaing dengan menurunkan harga dari pada
menaikkan kualitas, dari pengamatan di daerah penelitian ada sebuah usaha kecil yang berusaha
untuk berusaha menaikkan kualitas produknya bukan menurunkan harga dan ternyata bahwa
usaha kecil itu mampu bertahan dan berkem- bang. Mereka terdorong untuk bersaing dengan
menurunkan harga, karena mereka mengi- nginkan adanya perputaran kapital yang lebih
cepat, karena dana yang mereka miliki relatif terbatas dan dorongan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga sangat tinggi, sehingga pembentukan asosiasi dan koperasi untuk
melindungi mereka sulit diwujudkan terlebih dalam prakteknya pembentukan lembaga
tersebut tidak jarang bersifat kontraproduktif, seorang pengusaha kecil misalnya harus
membeli bahan baku dari koperasi atau bahan bakunya disediakan oleh koperasi dengan harga
tertentu akan tetapi koperasi tidak dapat menjamin adanya pemasaran hasil pro-
duksinya, sehingga tidak jarang para pengusaha kecil t erjebak o leh ketidak kemampuan
memasarkan produknya.
Sebagian besar responden mengin- dikasikan bahwa kerjasama untuk mencegah
struktur pasar yang merugikan usaha kecil serta mencegah terjadinya penguasan pasar oleh
kelompok tertentu masih rendah. Prasarana umum yang dapat mendorong dan mengem-
bangkan pertumbuhan usaha kecil, antara lain membangun prasarana transportasi untuk
meningkatkan mobilitas pengusaha kecil terutama yang berada di daerah pedesaan,
menyediakan prasarana bagi usaha kecil seperti pembangunan prasarana pasar, memberikan
keleluasaan usaha kecil untuk memasarkan hasil produksinya, seperti yang terjadi pada
pengusaha kecil yang memasarkan produknya didaerah pinggiran jalan di kota Kediri, mereka
harus berhadapan dengan Dinas Ketertibaan Kota, mereka tidak mau pindah karena pangsa
pasarnya berada di daerah ini, sehingga bila ia berpindah lokasi maka ia akan kehilangan
pelanggan dan harus memulai dari awal,