59 seorang paronang-onang, yaitu :
1. Memiliki suara yang bagus, 2. Memahami adat-budaya Mandailing,
3. Memahami silsilah raja-raja adat, 4. Menguasai situasi dan kondisi lingkungan penyelenggara upacara,
5. Bersikap
terbuka Pada umumnya posisi paronang-onang yang berasal dari kelompok
pemusik tradisi Mandailing paruning-uningan juga merangkap sebagai paralok- alok atau pemandu acara dalam upacara-upacara adat, pada saat ini sekarang
jamak terjadi dalam beberapa upacara perkawinan adat Mandailing dilakukan oleh seorang paronang-onang yang sama.
3.6 Kelengkapan Pelaksanaan Onang-Onang
Penyelenggaraan upacara adat yang disertai dengan penggunaan Onang- Onang juga memiliki beberapa kelengkapan lainnya agar dapat disebut bahwa
upacara itu dilakukan Onang-Onang dan upacara adat berjalan dengan sempurna, kelengkapan pelaksanaan Onang-Onang, meliputi :
3.6.1 Musik dan Pemusik
Musik yang dipergunakan dalam pelaksanaan Onang-Onang adalah musik yang berasal dari alat musik gendang atau disebut dengan gondang topapgondang
tunggu dua. Gondang topapgondang tunggu dua merupakan sebentuk gendang kecil
yang memiliki dua sisi untuk dipukul, dan dapat dipukul atau dimainkan dengan
Universitas Sumatera Utara
60 menggunakan tangan kosong maupun dengan menggunakan tongkat pemukul.
Gambar 3 Dua Orang Pemain Gondang Topap
Sumber : Penulis
Menurut Matondang 2013:93 terdapat beberapa fase musik dalam adat- budaya Mandailing, dimana gondang topapgondang tunggu dua termasuk dalam
fase dua, yaitu
fase penggunaan gondang
yang terbuat dari kayu ingul dengan dua sisi yang ditutup dengan menggunakan kulit hewan. Dalam konteks penggunaan
alat musik dalam kegiatan adat, gondang topap
memiliki wilayah penggunaan pada bentuk acara sederhana yang ditandai dengan penyembelihan hewan kecil Kambing.
Fachruddin Lubis 63 Tahun mengatakan bahwa penggunaan gondang topapgondang tunggu dua adalah perwujudan tradisi etnik Mandailing dan juga
sebagai bentuk kebanggaan, secara lebih lengkap Fachruddin Lubis 63 Tahun menuturkan :
Universitas Sumatera Utara
61
“... kalo di Mandailing itu ada dua alat musik, gordang sambilan dan gondang dua, itulah yang diminta raja-raja untuk mengiringi, itulah
kebanggaannya itu.”
Penggunaan gondang topapgondang tunggu dua dalam adat-budaya Mandailing dipergunakan dalam bentuk ensambel atau kelompok, yang terdiri
dari tujuh orang pemain yang terdiri dari : 1 seorang pemain sarunei, 2 dua orang pemain gondang topap atau gondang tunggu dua, 3 satu orang pemain tali
sasayak, 4 satu orang pemain mongmongan panolongi, 5 satu orang pemain mongmongan pandua-duai, 6 satu orang pemain mongmongan pamolusi, 7
satu orang pemain ogung jantan dan boru serta 8 seorang penyanyi atau paronang-onang.
Gambar 4 Klasifikasi Ensambel Musik Ritual Mandailing
Sumber : Kartomi, 1980:218
Pada pelaksanaan upacara pernikahan adat nagodang
3
, setiap tahapan akan diiringi oleh musik atau yang disebut dengan gondang. Gondang adalah ensambel
3 Pernikahan adat
nagodang merupakan bentuk pernikahan secara adat Mandailing dengan alat kelengkapan yang sempurna, dalam artian seluruh aspek dalam pelaksanaan terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
62 yang terdiri 2 buah gondang pangayak dan siayakaon, 2 buah ogung jantan dan
boru-boru, suling, sepasang tali sasayak, dan 1 buah doal. Adanya gondang dalam pernikahan adat nagodang ini tidak hanya sekedar mengiringi tetapi
gondang disertakan dengan nyanyian Onang-Onang yang merupakan nyanyian yang berisi nasehat-nasehat penting bagi kedua mempelai yaitu bayo pangoli
dengan boru na nioli. Selain kepada pengantin, nasehat-nasehat juga disampaikan kepada keluarga pengantin melalui nyanyian Onang-Onang.
Gondang juga dapat disebut dengan lagu. Dalam hal ini misalnya dapat
dilihat dari lagu suhut sihabolonan maka disebut gondang suhut sihabolonan, lagu mora maka dikatakan gondang mora. Gondang ini terbagi menjadi dua yaitu
sebagai pembawa melodi suling dan paronang-onang dan memiliki fungsi sebagai pembawa pola ritmis yang repetitive berulang-ulang. Untuk gendang,
gong dan tali sasayat besifat konstan dan variatif. Dari segi melodi, selain memiliki materi melodi yang sama namun teks nyanyian berubah atau disebut
stropic. Berdasarkan pengamatan penulis, Onang-Onang tidak hanya nyanyian
yang biasa dinyanyikan pada pesta nagodang masyarakat Mandailing. Tetapi masyarakat Mandailing sangat menantikan adanya Onang-Onang ketika gondang
sudah dimainkan, mereka merasa ‘tersentuh’ dengan syairteks yang disampaikan. Onang-Onang sebagai musik vokal, jelas mempunyai hubungan inter
relasi antara unsur bahasa dan musiknya, baik itu yang meliputi hubungan tekstual begitu juga gaya bahasa di dalam struktur nyanyiannya.
Onang-Onang memiliki bahasa yang bersifat konotatif makna yang tidak
Universitas Sumatera Utara
63 sebenarnya, jauh dari bahasa sehari-hari dan sering menggunakan pantun-pantun
adat sebagai syairteks nyanyian. Makna konotatif inilah yang memberi efek makna pada penikmatnya.
Karena makna ini merupakan suatu pesan yang disampaikan dalam bentuk kata dan mungkin hanya dipahami oleh masyarakat Angkola itu saja. Dan jika melihat
kepada teori Nettl 1963: 104 yang mengatakan: “Asumming that music is a form of communication, there must, in
each musical style, be signals which communicate something to the initiated...it may be a nonmusical message or something
intrinsically musical.” “berdasarkan pandangan bahwa musik merupakan sebuah alat
komunikasi, tentu saja setiap gaya musik mempunyai tanda-tanda atau ciri-ciri yang menyampaikan suatu makna yang telah
dipahami...apakah itu pesan non-musikal atau sesuatu yang bersifat musikal.”
Dengan demikian,
Onang-Onang tidak hanya sebatas nyanyian pada pesta perkawinan adat nagodang dan berfungsi sebagai media komunikasi, hiburan,
atau beberapa fungsi yang lain. Namun, Onang-Onang juga menggambarkan suatu ciri atau kebudayaan masyarakat Mandailing lewat tekssyair dan
menyampaikan makna yang terkadung dalam teks syair tersebut.
Universitas Sumatera Utara
64
Gambar 5 Kelompok Musik Tradisi Mandailing Pengiring Onang-Onang
Sumber : penulis
Kelompok musik tradisi Mandailing pengiring Onang-Onang juga berperan sebagai pemusik Gordang Sambilan dalam bentuk upacara adat yang
bersifat besar, dalam arti bahwa upacara tersebut dilakukan dengan adanya penyembelihan hewan seperti : lembu dan kerbau.
Pada beberapa kesempatan pemusik Onang-Onang juga turut serta dalam pelaksanaan upacara yang bersifat kecil seperti penabalan nama, kelahiran,
memasuki rumah baru dan melahirkan. Upacara yang bersifat kecil ini selalu disertai dengan penyembelihan kambing.
Universitas Sumatera Utara
65
3.6.2 Repertoir Gondang dan Onang-Onang