26 Melalui pertemuan yang dapat dikatakan sebagai proses mendapatkan
informan, pada proses ini setidaknya sudah memiliki gambaran siapa-siapa yang akan mengisi posisi informan pangkal, kunci dan informan biasa. Kategorisasi
informan ini penting dilakukan karena data yang diberikan akan berdampak pada penulisan etnografi nantinya. Pertemuan dengan Bapak Fachruddin tersebut
membuka jalan kepada beragam informasi dan data penting mengenai Onang- Onang.
1.6.4 Analisis Data
Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya, bahwasanya dalam penelitian ini penulis berusaha untuk bersikap objektif terhadap data yang
diperoleh dilapangan. Keseluruhan data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan tersebut akan diteliti kembali atau diedit ulang, pada akhirnya kegiatan
ini bertujuan untuk memeriksa kembali kelengkapan data lapangan dan hasil wawancara.
Analisis data dalam penelitian merupakan suatu pandangan mengenai penulis untuk bersikap objektif terhadap data yang diperoleh dilapangan.
Keseluruhan data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan tersebut akan diteliti kembali atau diedit ulang, pada akhirnya kegiatan ini bertujuan untuk
memeriksa kembali kelengkapan data lapangan dan hasil wawancara. Analisis data merupakan proses lanjutan dari bentuk catatan lapangan
sebagaimana ditulis oleh Emerson 1995:4-5 sebagai : “Fieldnotes are accounts describing experiences and observations
the researcher has made while participating in an intense and involved manner.”
Universitas Sumatera Utara
27 “
Catatan lapangan yang menggambarkan kumpulan pengalaman dan pengamatan peneliti yang dicatat saat turut berpartisipasi
secara intens dan terlibat.”
Langkah selanjutnya data-data ini akan dianalisa secara kualitatif melalui teknik taxonomy data, sehingga data yang diperoleh akan dikategorikan
berdasarkan jenisnya. Keseluruhan data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan sumber kepustakaan disusun berdasarkan pemahaman akan fokus penelitian
atau berdasarkan kategori-kategori yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
28
BAB II LETAK DAN LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan dan difokuskan kepada masyarakat etnik Mandailing di Kota Medan, untuk itu penjelasan akan dimulai dari deskripsi
mengenai Kota Medan secara umum untuk dapat mendapatkan gambaran yang utuh mengenai letak dan lokasi penelitian ini dilakukan.
2.1 Sejarah Kota Medan
Kehadiran Kota Medan sebagai suatu bentuk kota memiliki proses perjalanan sejarah yang panjang dan kompleks, hal ini dibuktikan dengan
berkembangnya daerah yang dinamakan “Medan”, bermula dari wilayah kecil dan dijadikan pusat perkebunan tembakau menuju pada bentuk kota metropolitan.
Keberadaan Kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi historis yang panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri oleh Guru Patimpus.
dalam bahasa Karo, kata Guru berarti Tabib ataupun Orang Pintar, kemudian kata Pa merupakan sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat
atau keadaan seseorang, sedangkan kata Timpus berarti bungkusan, atau balutan pembungkus. Dengan demikian, maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai
seorang tabib yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya. Hal ini dapat
dilihat pada Monumen Guru Patimpus yang didirikan di sekitar Balai Kota Medan, tepatnya di Jalan Kapten Maulana Lubis persimpangan Jalan Letjen. S.
Universitas Sumatera Utara