Etnik Mandailing di Wilayah Tembung Organisasi Masyarakat Mandailing di Kota Medan

40 Tabel 3 Penduduk Kecamatan Medan Maimun Berdasarkan Etnik Penduduk Medan Maimun Berdasarkan Etnik Jumlah Mandailing 12591 Jiwa Tapanuli UtaraToba 1963 Jiwa Karo 545 Jiwa Nias 268 Jiwa Dairi 686 Jiwa TOTAL 16053 Jiwa Sumber : Kecamatan Medan Maimun dalam Angka 2011, data diolah penulis. Pada saat sekarang ini wilayah tersebut dikenal dengan wilayah SungaiSei Mati dan berada dibawah naungan Kecamatan Medan Maimun. Terdapat 12.591 Jiwa penduduk Batak-Mandailing dari total penduduk Medan Maimun sebanyak 16.053 Jiwa.

2.3.3 Etnik Mandailing di Wilayah Tembung

Etnik Mandailing di wilayah Tembung, Kecamatan Medan Tembung difokuskan di daerah Bandar Selamat yang pada perkembangannya merupakan wilayah pusat transportasi antar kota yang terdapat di Kota Medan, sama hal seperti wilayah Mariendal, Kecamatan Medan Amplas. Terbentuknya wilayah Bandar Selamat sebagai pusat transportasi Kota Medan dipengaruhi oleh pembangunan jalan tol yang terdapat di wilayah tersebut. Kebijakan pemerintah Kota Medan yang melarang kendaraan berat melintas didalam kota, memunculkan pembangunan jalan tol, untuk memudahkan perjalanan kendaraan berat yang ingin melintas di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara 41 Pembangunan jalan tol di wilayah Bandar Selamat telah menyebabkan wilayah tersebut menjadi lokasi perwakilan kendaraan antar kota, baik yang mengangkut barang maupun penumpang. Lokasi-lokasi perwakilan kendaraan antar kota diwilayah ini didominasi oleh usaha kendaraan yang berasal dari daerah Mandailing dan sekitarnya, hal ini yang kemudian menyebabkan banyaknya masyarakat Mandailing yang mendiami wilayah ini, selain itu pada wilayah ini terdapat organisasi HIKMA Organisasi keluarga Mandailing, organisasi ini setidaknya menaungi masyarakat Mandailing yang terdiri dari beberapa marga, tujuan organisasi ini adalah untuk merekatkan hubungan antara masyarakat Mandailing di Kota Medan.

2.3.4 Organisasi Masyarakat Mandailing di Kota Medan

Dari sejumlah wilayah penelitian yang tersebar di Kota Medan, masing- masing wilayah tersebut memiliki organisasi masyarakat yang menjadi wadah persatuan masyarakat yang didasarkan oleh aspek-aspek tertentu. Dalam penelitian ini organisasi masyarakat yang menjadi gambaran mengenai masyarakat Batak-Mandailing di Kota Medan terdapat pada beberap organisasi masyarakat yang didasarkan oleh perkumpulan marga maupun asal daerah. Organisasi masyarakat penting untuk dijelaskan dalam penelitian ini, karena organisasi masyarakat merupakan kunci pembuka kepada beberapa hal yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun organisasi masyarakat tersebut adalah : Universitas Sumatera Utara 42  HIKMA Merupakan Himpunan Keluarga Mandailing, organisasi masyarakat ini merupakan wadah perkumpulan bagi masyarakat Mandailing yang berdomisili di Kota Medan, HIKMA di Kota Medan memiliki beberapa perwakilan, yaitu : Dewan Pengurus Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Dewan Pengurus Cabang.  Organisasi Massa Organisasi berbasiskan massa, pada umumnya organisasi masyarakat ini berbasiskan kepada garis keturunan yang didasarkan pada marga parsadaan marga ataupun tempat asal daerah Mandailing dan memiliki pengaruh dalam tingkatan keluarga, lokal maupun nasional, salah satunya adalah organisasi masyarakat yang didasarkan pada marga Nasution atau Ikatan Keluarga Nasution IKANAS dan parsadaan Lubis, organisasi ini tidak saja beranggotakan satu afiliasi marga saja melainkan juga menerima marga lainnya sesuai dengan kontribusi yang diberikan pada organisasi. Organisasi lainnya, adalah organisasi yang bergerak tidak hanya berdasarkan nilai ke-suku-an melainkan aspek lain yang berkaitan, seperti kelompok mahasiswa asal daerah, kelompok pekerjaan berdasarkan marga, dan lainnya. Universitas Sumatera Utara 43

BAB III ONANG-ONANG

3.1 Pengertian Onang-Onang

Onang-Onang tidak dapat diartikan secara harafiah, namun beberapa sumber mengatakan bahwa asal kata onang adalah inang yang artinya ibu. Menurut folklore yang berkembang di masyarakat Mandailing, kisah terjadinya Onang-Onang adalah sebagai berikut: Pada suatu ketika ada seorang yang sedang merantau dan sedang mendapatkan suatu kesusahan. Ia ingin pulang tetapi biaya tidak ada, sedangkan kerinduan hatinya tidak tertahan lagi. Pada saat kerinduan itu muncul, yang diingatnya adalah orang yang dikasihinya, yaitu ibu dan kekasihnya. Untuk melepaskan kerinduannya itu ia cetuskan lewat suatu nyanyian dengan kata Onang-Onang. Dengan demikian mulanya Onang-Onang adalah suatu pencetusan perasaan kerinduan hati terhadap yang dikasihinya, yaitu ibu dan kekasihnya. Menurut pengamatan dalam penelitian dalam kurun waktu yang lama kelamaan Onang-Onang ini berkembang secara pengertian, tidak hanya merupakan pencetusan kerinduan hati kepada ibu dan kekasihnya, akan tetapi ia dipergunakan juga dalam suasana gembira. Misalnya: upacara perkawinan, memasuki rumah baru, dan anak lahir. Kalau dahulu Onang-Onang dinyanyikan oleh seseorang untuk dirinya sendiri, saat sekarang ada juga bahkan pada umumnya Onang-Onang dinyanyikan untuk orang banyak dalam suasana gembira. Sehingga pada saat sekarang ini ada dua pembagian nyanyian Onang- Universitas Sumatera Utara