Kesenian dan Musik Tinjauan Pustaka

12 musik musik populer Onang-Onang juga dapat bertahan dengan adanya masyarakat pendukung dan usaha variatif yang dilakukan untuk menjaga keberlangsungan Onang-Onang, selain itu usaha lainnya yang dilakukan adalah melestarikan Onang-Onang dalam bentuk inventarisasi seni budaya serta mempergunakan Onang-Onang dalam beragam kesempatan.

1.5.3 Kesenian dan Musik

Untuk mendapatkan penjelasan mengenai perhatian penulisan ini terhadap kesenian, maka definisi atas seni diperlukan agar kesenian yang dimaksudkan dalam penelitian ini sesuai dengan konsepsi kesenian itu sendiri. Pendapat Hatcher 1999:1 mendeskripsikan seni sebagai : “Art is something that human beings do in a great many ways, for a great many reasons, and if one is curious about art or about people it is natural to ask questions about the whole process and the whole background or context of an art style.” “Seni adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam banyak cara, untuk beragam alasan, dan jika ada yang ingin tahu tentang seni atau tentang orang-orang adalah wajar untuk bertanya tentang seluruh latar belakang proses atau konteks gaya seni.” Definisi atas seni tersebut secara lebih lanjut dibahas sebagai proses memahami seni dalam kehidupan masa kini yang melebarkan definisi seni yang terentang dari seni tradisi hingga seni modern, hal ini didesksripsikan oleh Hatcher 1999:8 sebagai : “In studying the art of a particular culture it would be ideal if we could determine the way the people themselves distinguish artistic work from the purrely utilitarian ... In actual modern usage, the word “art” is no longer limited to sculpture and painting, happenings, and whatever, so that the narrow definitions of the past do not limit the cross-cultural view as they once did.” Universitas Sumatera Utara 13 “Dalam mempelajari seni budaya tertentu akan ideal jika kita bisa menentukan cara masyarakat itu sendiri dalam membedakan karya artistik dari kemurnian utilitarian ... Dalam penggunaan modern yang sebenarnya, kata seni tidak lagi terbatas pada patung dan lukisan, kejadian, dan apa pun, sehingga definisi sempit masa lalu tidak membatasi pandangan lintas budaya seperti dulu.” Luasnya rentangan seni juga diperhatikan oleh Firth 1992:15 sebagai : “The term art in English Kunst and other analogues can have different glosses indicates a conventional category of great diffuseness. It can refer to almost any patterned application of skill, from cooking or public speaking rhetoric to a variety of graphic and plastic creations. Historically, painting, sculpture, architecture, music, and poetry or literature generally have been distinguished as fine arts.” “Istilah seni dalam bahasa Inggris Kunst dan analog lainnya dapat memiliki sudut pandang yang berbeda menunjukkan kategori konvensional kelonggaran besar. Hal ini dapat merujuk ke hampir semua aplikasi bermotif keterampilan, dari memasak atau berbicara di depan umum retorika ke berbagai kreasi grafis dan plastik. Secara historis, seni lukis, patung, arsitektur, musik, dan puisi atau sastra pada umumnya telah dibedakan sebagai seni rupa.” Definisi seni dan luas rentang seni dari segi bentuk, jenis dan waktu disingkat oleh Firth 1992:16 sebagai “art as I see it is part of the result of attributing meaningful pattern to experience or imagined experience.” “seni seperti yang saya lihat adalah bagian dari hasil dari menghubungkan pola bermakna untuk mengalami atau pengalaman yang dibayangkan.” Pertunjukan seni juga terdapat fungsi dari usaha interpretasi pertunjukan seni yang dikemukakan Royce 2004:9 bahwa : “All performing arts share this interpretive function. Dances interpret choreographers, musicians interpret composer, actors interpret dramatists, or, in the case of the commedia dellarte, actors interpret commonly understood plots and stories adding the spice of political satire.” Universitas Sumatera Utara 14 “Semua seni pertunjukan berbagi fungsi interpretatif. Tarian menafsirkan koreografer, musisi menafsirkan komposer, aktor menafsirkan dramawan, atau, dalam kasus seni pertunjukan komedi, aktor menafsirkan umum dipahami plot dan cerita menambahkan bumbu sindiran politik.” Secara khusus, proses interpretasi atas simbol yang muncul dalam kegiatan manusia disebutkan Geertz 1973:216 sebagai : “Whatever their other differences, both so-called cognitive and so called expressive symbols or symbol-systems have, then, at least one thing in common: they are extrinsic sources of information in terms of which human life can be patterned-extrapersonal mechanisms for the perception, understanding, judgment, and manipulation of the world.” “Apapun bentuk perbedaan-perbedaanya, keduanya disebut kognitif dan disebut simbol ekspresif atau simbol-sistem setidaknya memiliki satu kesamaan: mereka adalah sumber ekstrinsik informasi dalam hal mana kehidupan manusia dapat berpola-extra-personal mekanisme untuk persepsi, pemahaman, penilaian, dan manipulasi dunia.” Untuk dapat menemukan dan menghasilan ekspresi simbol dari proses pertunjukan seni musik, Geertz 1973:353 memberikan pernyataan bahwa “to produce symbolic structures capable of formulating and communicating objective which is not to say accurate analyses of the social and physical worlds.” “untuk menghasilkan struktur simbolis yang mampu merumuskan dan mengkomunikasikan tujuan yang tidak berarti akurat analisis dunia sosial dan fisik.” Pendapat Brunner 1986:23 yang mengatakan bahwa kegiatan seni memerlukan pertunjukan sebagai suatu bentuk usaha evaluasi terhadap kegiatan tersebut dan juga sebagai bentuk penyampaian atau komunikasi kepada masyarakat lainnya, secara spesifik hal tersebut dikatakan sebagai : Universitas Sumatera Utara 15 “Clifford Geetz, Victor Turner, and other theorists have repeatedly informed us that cultural expressions and performances are not mere reflections of society but are metacommentaries on society.” “Clifford Geetz, Victor Turner, dan teorikus lainnya telah berulang kali memberitahukan bahwa ekspresi budaya dan pertunjukan tidak hanya refleksi dari masyarakat tetapi metacommentariesberagam pendapat pada masyarakat.” Dalam tahapan interpretasi selanjutnya, Geertz 1983:120 memberikan penekanan terhadap usaha interpretasi dalam seni yang disebutnya sebagai : “To be of effective use in the study of art, semiotics must move beyond the consideration of signs as means of communication, code to be deciphered, to a consideration of them as modes of thought, idiom to be interpreted.” “Agar penggunaan efektif dalam studi seni, semiotika harus bergerak melampaui pertimbangan tanda-tanda sebagai sarana komunikasi, kode harus diuraikan, dengan pertimbangan mereka sebagai cara berpikir, idiom untuk ditafsirkan.” Musik adalah ekspresi kultural yang mempunyai yang mempunyai kaitan dengan kehidupan yaitu emosi; musik tidak terpakai apabila tidak ada emosi. Kaitan antara musik dan Onang-Onang adalah sebagai bentuk hubungan ekspresi kesenian yang memiliki unsur bunyi-bunyian dengan karakteristik tertentu, Onang-Onang menurut Siregar 2003:13 mengatakan sebagai : “Onang-Onang adalah suatu tuturan yang bersifat susastra dan berbentuk puisi.” Berikut ini merupakan contoh bentuk Onang-Onang yang umum dipergunakan dalam setiap kegiatan upacara : “Ile onang baya onang tapuka ma le tajolo mulai on nda asok ma jolo le fikiri ada ulang nda maruba nian ale luai on sian najolo indu nda sannari on Santabi nda jolo sappulu on sappulu noli marsatabi on tu jolo na dua le tolu on lobi nda tarpasangapi on ois nda taronang ale baya onang.” Universitas Sumatera Utara 16 “Ile onang baya onang mulailah kita buka dulu ini pelan- pelanlah kita pikirkan janganlah hendaknya ada berubah dari dahulu sampai sekarang maaf terlebih dahulu sepuluh kali maaf sepuluh kali mohon maaf ke hadapan dua tiga seluruh kerabat yang hadir terlebih-lebih kehadapan yang dihormati Ois nda taronang ale baya onang.” Selain sebagai suatu tuturan oral languange yang bersifat sastra dan puitis, Onang-Onang juga dibawakan dalam bentuk melodi dan irama tertentu sebagai bagian penegasan terhadap pesan yang akan disampaikan. Onang-Onang secara umum terbagi atas dua bagian besar, yaitu Onang- Onang dalam bentuk penggunaan suka-cita dan penggunaan duka-cita. Kedua bentuk penggunaan Onang-Onang pada masa sekarang ini hanya terbatas pada penggunaan suka-cita yang meliputi : perkawinan, persemian rumah baru, kenaikan jabatan, dan upah-upah. Penggunaan pada bentuk duka-cita sudah tidak