3.8. Etika Penelitian
Demi kelancaran pelaksanaan penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah ODHA Orang Dengan HIVAIDS, yang mana peneliti harus memahami
hak dasar ODHA tersebut. Setiap manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya dan tindakan yang ingin dilakukan, sehingga penelitian dilaksanakan
untuk menjunjung tinggi kebebasan manusia Aziz, Alimul Hidayat, 2007. Pada Penelitian ini, peneliti mendapat pengantar dari Fakultas Kesehatan
Masyarakat USU Medan lalu menyerahkan kepada Pihak RSU. dr. Pirngadi Medan untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah mendapatkan
persetujuan baru melakukan penelitian dengan memahami etika yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Informed Consent Lembar persetujuan penindakan Bentuk persetujuan antara responden dengan peneliti. Jika responden bersedia
maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut.
2. Tanpa nama anonim dan alamat Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan
mencantukmkan nama maupun alamat pada lembar wawancara kuesioner yang diiisi oleh responden.
3. Kerahasiaan Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
56
BAB IV HASIL PENELITIAN
Pengumpulan data dilaksanakan mulai dari tanggal 04 Desember – 20
Desember 2012 di Klinik VCT RSUD. dr. Pirngadi Medan. Data yang berhasil dikumpulkan dari sebanyak 59 responden.
4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah sakit adalah suatu sarana yang merupakan bagian dari sistem layanan kesehatan yang menjalankan rawat inap, rawat jalan dan rehabilitasi dan segala
penunjangnya Cecep Triwibowo, 2012. RSUD. dr. Pirngadi didirikan tanggal 11 Agustus 1928 oleh Pemerintah Kolonial
B elanda dengan nama “GEMENTA ZIEKEN HUIS” yang peletakan batu pertamanya
dilakukan oleh seorang bocah berumur 10 tahun bernama Maria Constantia Macky anak dari Walikota Medan saat itu dan diangkat sebagai Direktur Dr. W. Bays.
Selanjutnya dengan masuknya Jepang ke Indonesia Rumah Sakit ini diambil dan berganti nama dengan “SYURITSU BYUSONO INCE” dan sebagai direktur
dipercayakan kepada putra Indonesia “Dr. RADEN PIRNGADI GONGGO PUTRO” dengan motto RSUD Pirngadi, yakni, tingkatkan profesionalisme dan kompetensi.
Waktu terus berjalan, Rumah Sakit ini memiliki perjalanan sejarah yang begitu panjang dan menghasilkan banyak dokter serta tenaga kesehatan lainnya. Sehingga
dikukuhkan menjadi RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan, yang bukan saja sebagai simbol pelayanan kesehatan masyarakat Kota Medan, tapi juga Provinsi Sumatera Utara.
Tepat pada tanggal 8 April 2009, pimpinan Badan Pelayanan Kesehatan RSUD. dr. Pirngadi Kota Medan secara resmi dipindahtangankan kepada Dr. dr. Umar Zein,