Hal ini sejalan dengan penelitian Khairurrahmi 2009 kepada 50 ODHA mengenai persepsi terhadap penyakit dan pengobatan terhadap pemanfaatan VCT
tergolong baik sebesar 62.
5.5. Dukungan Sosial
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, sebagian besar responden terkadang mendapat dukungan dari orangtua dan teman yang mana dukungan sosial
tersebut termasuk kategori sedang yaitu 81.4. Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ada dua yaitu
dukungan yang berasal dari keluarga pasien dan dukungan dari teman atau LSM. Dukungan keluarga yang dimaksud dari hasil penelitian ini yaitu keluarga senantiasa
memberikan saranteguran, mendampingi pasien pergi ke Rumah Sakit dan membantu sebagian biaya pengobatan. Keluarga pada umumnya sudah mengetahui
bahwa biaya pengobatan ini dibantu oleh pemerintah. Sedangkan dukungan dari teman atau LSM masih dalam hal membantu pasien untuk mengatasi masalah saat
menjalani ARV dan membantu meningkatkan kepercayaan diri pasien ketika berinteraksi dengan orang lain tetapi tidak dalam hal mendampingi pasien.
Untuk mendapatkan dukungan sosial yang tinggi diperlukan bantuan dari banyak
pihak baik itu keluarga dekatjauh, temansahabat ODHA dan orang
– orang terdekat untuk membantu mengingatkan ODHA dalam mengonsumsi obat sesuai dengan
jadwal yang ditentukan dan terus memberikan support dalam hal apapun sehingga mereka merasa bahwa mereka sangat disayangi dan dicintai.
Faktor dukungan sosial dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan, nilai serta membantu menentukan program pengobatan yang
dapat diterima mereka. Menurut Nursalam dalam Anggipita 2009, beberapa
pendapat mengatakan bahwa dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau kualitas hubungan perkawinan dan keluarga merupakan sumber dukungan
yang paling penting.
5.6. Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan peneliti diperoleh dari tabel 4.8. bahwa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pirngadi tergolong baik sebesar
71.2. Dimana responden lebih memilih Rumah Sakit ini dikarenakan keramahan dari petugas kesehatan tanpa membedakan pasien satu dengan lainnya, jarak tempuh
ke Rumah Sakit tidak terlalu jauh dan memudahkan pasien memperoleh pemeriksaan dokter. Kemudian dilihat dari privasi dan kenyamanan menunggu atau memperoleh
perawatan bahwa sebagian besar fasilitas sudah cukup memadai dengan ruang tunggu yang langsung berhubungan dengan halaman terbuka dan disediakan bangku, ruang
periksa tidak terbuka sehingga menjamin privasi, namun ruang konsultasi yang tidak berAC.
Hal ini sejalan dengan Penelitian Partisipatif pada ODHA dan akses pelayanan kesehatan yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS bahwa tidak semua
responden mengeluh mengenai prosedur dan sikap petugas. ODHA sangat menghargai layanan yang tidak berbelit-belit, mudah menemui dokter atau konselor,
murah atau gratis, ramah dan disertai informasi yang memadai dan mudah dipahami.