2. Kualitas Interaksi Kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien merupakan bagian
yang terpenting dalam menentukan derajat kepatuhan. Pasien membutuhkan penjelasan tentang kondisinya saat ini, apa penyebabnya dan apa yang dapat mereka
lakukan dengan kondisi seperti ini. 3. Isolasi Sosial dan Keluarga
Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga menentukan tentang program
pengobatan yang dapat mereka terima. Keluarga juga memberi dukungan dan membuat keputusan mengenai perawatan dari anggota keluarga yang sakit.
4. Keyakinan, sikap, Kepribadian Menurut Schwartz Griffin Bart,1994, riset tentang ketaatan pasien
didasarkan atas pandangan tradisional mengenai pasien sebagai penerima nasihat dokter yang pasif dan patuh.
Pasien yang tidak taat dipandang sebagai orang yang lalai dan masalahnya dianggap sebagai masalah kontrol. Riset berusaha untuk mengidentifikasi kelompok-
kelompok pasien yang tidak patuh berdasarkan kelas sosio ekonomi, pendidikan, umur dan jenis kelamin.
Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif seperti penggunaan buku-buku dan kaset
oleh pasien secara mandiri.
2.4. Domain Perilaku
Meskipun perilaku adalah keseluruhan kegiatan atau aktivitas seseorang, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar, tetapi
dalam memberikan respon sangat bergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dai orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap
stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku Maulana, 2009. Determinan perilaku dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal karakteristik
dari dalam diri seperti ras, jenis kelamin, sifat fisik, tingkat kecerdasan, dan bakat bawaan dan faktor eksternal meliputi lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan
politik. Menurut teori Bloom 1908, yang dikutip oleh Notoatmodjo 2003,
membagi perilaku seseorang dalam tiga kawasan domain yaitu kognitif cognitive, afektif affective, dan psikomotor psychomotor. Dalam perkembangannya, teori
Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni : pengetahuan, sikap, dan tindakan.
2.4.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindaran sebagian besar diperoleh dari indra mata dan telinga terhadap objek
tertentu. Menurut Notoatmodjo 2007 pengetahuan merupakan dominan yang paling penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior dan pengetahuan
dapat diukur dengan melakukan wawancara. Perilaku yang didasari dengan pengetahuan dan kesadaran akan lebih bertahan lama dari pada perilaku yang tidak
didasari ilmu pengetahuan dan kesadaran.
Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: a. Tahu know
Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan
tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa saja yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. b. Memahami comprehension
Memahami diartikan kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi application
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.