terbuka, jujur, kemampuan untuk menjadi team player, mampu menghormati karyawan lain, menanamkan kinerja tinggi pada karyawan.
Kedua, Sumber daya manusia membangun kredibilitas mereka saat adanya hubungan saling percaya dengan koleganya. Hubungan saling percaya muncul
saat sumber daya manusia berperan sebagai partner dalam tim manajemen dan dapat bekerja sama dan mempengaruhi manajemen tanpa perlu otoritas.
Ketiga, Sumber daya manusia akan mendapat respek dari kolega saat mereka bertindak “dengan sikap yang seharusnya.” with an attitude”.
Yang dimaksud dengan “with an attitude” disini adalah sumber daya manusia harus memahami bagaimana bisnis dapat berjalan, memberikan pendapat
dengan bukti-bukti, memberikan solusi yang inovatif.
2.2.3 Pentingnya Kompetensi Kerja
Dessler 2004: 715 menyatakan pentingnya kompetensi karyawan adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui cara berpikir sebab-akibat yang kritis
Hubungan strategis antara sumber daya manusia dan kinerja perusahaan adalah peta strategis yang menjelaskan proses implementasi strategis
perusahaan. Dan ingatlah bahwa peta strategi ini merupakan kumpulan hipotesis mengenai hal apa yang menciptakan nilai value dalam
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Memahami prinsip pengukuran yang baik
Pondasi dasar kompetansi manajemen manapun sangat bergantung pada pengukuran yang baik. Khususnya, pengukuran harus menjelaskan dengan
benar konstruksi tersebut. c. Memastikan hubungan sebab-akibat causal
Berpikir secara kausal dan memahami prinsip pengukuran membantu dalam memperkirakan hubungan kausal antara sumber daya manusia dan
kinerja perusahaan. Dalam praktiknya, estimasi tersebut dapat berkisar dari asumsi judgemental hingga kuantitatif. Tugas yang paling penting adalah
untuk merealisasikan bahwa estimasi tersebut adalah mungkin dan mengkalkulasikannya sebagai suatu kesempatan yang muncul.
d. Mengkomunikasikan hasil kerja strategis sumber daya manusia pada atasan Untuk mengatur kinerja strategis sumber daya manusia, harus mampu
mengkomunikasikan pemahaman mengenai dampak strategis sumber daya manusia pada atasan. Khususnya, perlu memahami bahwa mereka akan
memberikan pertanyaan dan bagaimana hasil sistem pengukuran sumber daya manusia akan menyuplai jawaban bagi pertanyaan mereka.
2.2.4 Peran Kompetensi pada Organisasi
Menurut Miller, Rankin dan Neathey, 2001 dalam Hutapea dan Thoha, 2008: 3, menyatakan konsep dasar kompetensi berawal dari konsep individu
yang berindividu agar dapat bekerja dengan prestasi yang luar biasa. Individu merupakan komponen utama yang menjadi pelaku dalam organisasi. Oleh karena
itu, kemampuan organisasi tergantung dari kemampuan individu-individu yang
Universitas Sumatera Utara
bekerja dalam organisasi.tujuan untuk mengindentifikasi, memperoleh dan mengembangkan kemampuan.
Perusahaan dapat berprestasi unggul apabila orang-orang yang bekerja dalam perusahaan dapat memberikan kontribusi maksimal kepada perusahaan
sesuai dengan tugas dan kemampuannya. Atau dalam kata lain, orang-orang tersebut mampu bekerja dengan prestasi yang terbaik artinya mampu berprestasi
pada saat ini dan pada masa yang akan datang, baik pada situasi yang stabil maupun pada situasi yang berubah-ubah, tanpa mengganggu pekerjaan orang lain.
Dengan demikian, ukuran prestasi organisasi mencakup dimensi waktu, situasi dan kontribusi serta dampaknya pada pekerjaan orang lain atau perusahaan.
Kompetensi yang tepat merupakan faktor yang menentukan keunggulan prestasi, dapat dimiliki oleh organisasi apabila organisasi tersebut memiliki fondasi yang
kuat, yang tercermin pada seluruh proses yang terjadi dalam organisasi. Kompetensi yang kuat, solid serta sesuai dengan bisnis perusahaan akan
mampu meningkatkan keunggulan kompetitif competitive advantage perusahaan serta menciptakan daya kreasi, inovasi dan adaptasi perusahaan terhadap
lingkungan. Tentunya hal ini harus didukung oleh pemilikan kompetensi individu yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan individu tersebut sehingga dapat
berinteraksi dalam situasi lingkungan yang sering berubah tersebut. Menurut Sunarto 2005: 65 menyatakan bahwa Kompetensi lebih
berkaitan dengan efek, bukan pada upaya. Lebih berkaitan dengan output daripada input. Beberapa orang mengadopsi suatu model yang disebut sebagai
model output yang didasarkan konsep bahwa suatu kompeten dapat lebih berarti
Universitas Sumatera Utara
jika bisa diterapkan secara efektif. Yang penting bukan kepemilikan suatu kompetensi atau kompeten, tetapi efek penggunaan kompetensi tersebut untuk
mencapai tujuan yang baik. Konsep kompeten lebih berarti ketika digunakan dalam praktik daripada
kompetensi karena hal tersebut mengenai apa yang harus dilakukan oleh karyawan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Artinya bukan tentang
bagaimana mereka melakukan atau tidak akan menghasilkan kinerja yang diharapkan dan cenderung untuk menghasilkan sederetan karakteristik
kepribadian seperti: kompetensi persuasif, keasertifan dan motivasi berprestasi.
2.2.5 Metode Penilaian Kompetensi