2.3 Produktifitas Karyawan
2.3.1 Pengertian Produktifitas Karyawan
Istilah produktifitas muncul pertama kali pada tahun 1776 dalam suatu makalah yang disusun oleh Sarjana Ekonomi Perancis, Quesney. Sedangkan
produktifitas sebagai suatu konsep dengan output dan input yang menjadi bagian utamanya, yang pertama kali dicetuskan oleh David Rivardo sekitar 1810. Inti
konsepnya adalah bagaimana output akan berubah apabila besaran inputnya akan
berubah Rivai 2004: 155. Pengertian produktifitas sering dikacaukan dengan
kata produksi. Produksi bukanlah produktifitas. Peningkatan produksi tidak selalu dengan peningkatan produktifitas, karena dalam pengertian produksi yang
menjadi perhatian adalah peningkatan output sedangkan penggunaan input kurang mendapatkan perhatian. Produktifitas karyawan mengandung arti keinginan dan
usaha dari setiap manusia untuk selalu meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya.
Menurut Rivai 2004 : 156, menyatakan bahwa Produktifitas karyawan
tidak hanya mencakup aspek-aspek ekonomi, tetapi juga berkaitan dengan aspek non ekonomi, misalnya manajemen dan organisasi, masalah mutu kerja, motivasi,
inisiatif dan lain sebagainya.
Menurut Malthis 2002: 275 menyatakan bahwa Produktifitas karyawan merupakan kemampuan rancangan pekerjaan dalam mencapai target produksi
yang telah ditetapkan. .
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa produktifitas karyawan sebagai suatu ukuran efisiensi ekonomis yang mengikhtisarkan nilai dari output
relatif terhadap nilai dari input yang dipakai untuk menciptakannya. Menurut Malthis 2002: 230 menyatakan bahwa ada beberapa unsur yang secara relatif
dapat menunjang proses produktifitas tenaga kerja yakni : 1. Peranan tenaga kerja dalam perusahaan
Dalam hal ini diharapkan adanya kesungguhan hati untuk mematuhi dan menajalankan peraturan yang berlaku di dalam perusahaan. Menghindari
adanya sifat kelalaian dan kecerobohan dalam menjalankan tugas yang merupakan pangkal kesulitan.
2. Peranan para pemimpin perusahaan Penanganan manajemen dalam pola yang lebih mengutamakan pendekatan
manusiawi merupakan inti dari diperolehnya dorongan semangat dan kegairahan kerja untuk berproduksi tinggi. Untuk kepentingan ini ada dua
macam cara yang dapat ditempuh yaitu: pendekatan spiritual dan pendekatan behavioristik.
3. Pendekatan spiritual Merupakan suatu usaha untuk meningkatkan semangat yang lahir dari hati
nurani secara manusiawi yang sangat diperlukan untuk berproduksi tinggi. 4. Pendekatan behavioristik
Merupakan suatu usaha untuk meningkatkan semangat dan kegairahan kerja serta menggerakkan hati sangat diperlukan sebagai modal merubah perilaku
untuk lebih produktif.
Universitas Sumatera Utara
5. Peranan masyarakat pemakai barang atau jasa. Proses produktifitas tenaga kerja secara tidak langsung juga perlu
memperhatikan sikap para pelanggan, seperti adanya kritik, saran-saran. Pujian-pujian yang didasarkan atas pengalaman mereka memakai produk
selama ini. Dengan demikian masyarakat pemakai barang dan jasa tetap berperan secara tidak langsung, serta ikut memperbaiki proses produksi dari
perusahaan penghasil produk tersebut. 5.
Peranan pemerintah Peranan pemerintah sangat penting, terutama program pendayagunaan
sumber daya manusia dalam pembangunan nasional secara terpadu. Pemerintah berkewajiban memberi ijin, pengawasan, pembinaan serta
perlindungan bagi masyarakat pemakai barang dan jasa. Dengan kata lain pemerintah perlu secara langsung menggerakkan aktifitas kerja secara
maksimal dan penuh tanggung jawab.
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktifitas Karyawan