Penentuan Sasaran Temuan Studi .1 Pendekatan Perencanaan

4.3.4 Implementasi Program

Pelaksanaan program Raskin, PKPS BBM Bidang Pendidikan, dan PKPS BBM Bidang Kesehatan berdasarkan ketentuan dan prosedur yang telah diterbitkan oleh pemerintah pusat berupa pedoman umum dan petunjuk teknis pelaksanaan program-program tersebut. Penyimpangan dari ketentuan dan prosedur dan ketentuan dapat mengganggu pelaksanaan program. Misalnya: Penjualan beras Raskin menggunakan prinsip tunai. Apabila terdapat tunggakan pembayaran yang belum dilunasi sampai bulan berikutnya dapat mengganggu jadwal distribusi bulan berikutnya. Prosedur dan panduan proses pelaksanaan PPK ditentukan oleh pemerintah pusat. Ini lebih didasarkan pada pertimbangan untuk memberikan pembelajaran kepada masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan mulai dari penyusunan rencana sampai dengan pelestarian hasil-hasil kegiatan. Sedangkan kegiatan yang dapat didanai dari PPK sepenuhnya berdasarkan hasil musyawarah masyarakat di kecamatan sasaran.

4.4 Dialog antara Temuan Studi dengan Konsep yang ada

Perencanaan pembangunan sejak berlakunya otonomi daerah terdiri dari proses top-down dan bottom-up. Namun dalam kenyataannya masih didominasi oleh pendekatan top-down, dimana pemerintah pusat memainkan peran dalam menentukan alokasi anggaran untuk daerah. Rencana pembangunan lima tahun PropenasRPJMN memberikan arahan strategi pembangunan yang terperinci untuk seluruh tingkatan pemerintahan, yang menentukan alokasi sektoral pembelanjaan pembangunan di tingkat pusat dan daerah Kuncoro, 2004:54. Kebijakan pengentasan kemiskinan selama ini juga lebih banyak didesain secara sentralistik oleh pemerintah pusat yang merancang program penanggulangan kemiskinan dengan menggunakan dukungan alokasi dan distribusi anggaran dari APBN Sahdan, 2005. Pemerintah daerah hanya dilibatkan pada tahap pelaksanaan program melalui alokasi dana dari pemerintah pusat Hendriwan, 2003. PKPS BBM yang dijalankan pemerintah saat ini merupakan kelanjutan dari Program JPS yang muncul saat Indonesia dilanda krisis ekonomi tahun 1998. Program JPS dilaksanakan untuk mengurangi beban krisis ekonomi, terutama di kalangan penduduk miskin dengan dukungan dukungan Bank Dunia serta negara- negara donor. Pendanaan program ini berasal dari restrukturisasi dan realokasi dana-dana pembangunan yang disusun sebelumnya dalam APBN 19981999 agar lebih banyak diorientasikanpada program-program pengamanan sosial Masyarakat Transparansi Indonesia, 1998. Sedangkan PPK sumber pendanaannya berasal dari pinjaman Bank Dunia yang merupakan pinjaman pemerintah pusat. Pencairan dana pinjaman tersebut hanya dapat dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Faktor yang mendorong terjadinya kebijakan yang demikian adalah faktor urgensi, yaitu faktor keterdesakan yang senantiasa mendorong para pengambil keputusankebijakan untuk bertindak cepat dan faktor jangkauan sektoral, dimana dalam hal ini perencanaan yang dilakukan hanya berdasarkan kepentingan yang bersifat departemental dan berfokus sektoral yang cukup sempit Hasan Poerbo dan Nico G.S.N 1983 dalam Khairudin, 1992:52.