Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin melalui bidang pendidikan dan

Kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk lebih dari 50.000 jiwa memperoleh alokasi Rp 1 miliar selama 3 tahun anggaran total 3 miliar yang diterima yaitu Bayat, Trucuk dan Jatinom, sedangkan kecamatan yang jumlah penduduknya kurang dari 50.000 jiwa memperoleh alokasi Rp 750 juta yaitu Manisrenggo dan Kemalang. Desa Jotangan selama 3 tahun pengalokasian dana PPK di Kecamatan Bayat mendapatkan alokasi dana seperti dalam tabel dibawah ini: TABEL III.4 HASIL KEGIATAN PPK DESA JOTANGAN No Kegiatan Volume Biaya Tenaga Kerja PPK Swadaya Total 1 Beton jalan di Dukuh Gatak 3 x 890 m 83.290.440 3.824.000 87.114.440 85 2 Talud Irigasi Dukuh Bogoran 1.5x 400 m 27.786.550 6.250.000 34.036.550 27 3 Beton jalan di Dukuh Pulorejo 2.5x 565 m 41.536.850 950.000 42.486.850 64 4 Simpan pinjam 20.000.000 45 anggota Sumber: Sekretariat PPK Kecamatan Bayat GAMBAR 3.6 Hasil PPK berupa pembangunan betonisasi jalan yang menghubungkan Desa Jotangan dan Krakitan diharapkan dapat meningkatkan akses kegiatan ekonomi penduduk. Sumber: Hasil Observasi Dalam pelaksanaan kegiatan PPK diharuskan adanya swadaya dari masyarakat. Swadaya masyarakat diperoleh dari sebagian upah tenaga kerja yang ikut dalam pembangunan yang dilaksanakan. Sedangkan untuk kegiatan simpan pinjam dan usaha ekonomi produktif, umumnya digunakan untuk usaha jualan makanan kecil-kecilan, warung maupun untuk membeli bibit tanaman bagi petani. Jumlah anggota kelompok sebanyak 45 orang masih terlalu sedikit dibandingkan jumlah keluarga miskin di desa ini yaitu 485 keluarga. Hubungan antara Permasalahan Pengentasan Kemiskinan dengan Sintesis Kajian Pustaka Permasalahan upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Klaten antara lain berupa terbatasnya alokasi anggaran program yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Pemerintah Kabupaten Klaten selanjutnya membagi alokasi tersebut berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam program yang bersangkutan. Dasar penetapan sasaran setiap program juga tidak sama, yang mengacu pada data BKKBN data keluarga dan data BPS data jiwapenduduk. Keterbatasan alokasi anggaran tersebut selanjutnya menimbulkan permasalahan dalam penentuan sasaran dan implementasi program. Terjadi perbenturan kepentingan antara pemerataan sasaran penerima program dengan kepentingan untuk memberikan manfaat yang lebih besar dari program yang dilaksanakan. Masing-masing program pengentasan kemiskinan dalam implementasinya berdasarkan petunjuk dan panduan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat masing-masing departemen yang bertanggungjawab terhadap program, sehingga pemerintah di daerah melaksanakan tugasnya sesuai kewenangan yang diberikan dan diatur dalam petunjuk dan panduan pelaksanaan program-program dimaksud. Jenis program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan seharusnya sesuai dengan kebutuhan masyarakatkeluarga miskin yang menjadi sasaran