3. Secara akademis
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik langsung maupun secara tidak langsung bagi kepustakaan Program Studi
Ekstensi Ilmu Administrasi Negara.
E. KERANGKA TEORI
Studi kepustakaaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, norma yang berkembang pada situasi sosial
yang diteliti Sugiyono, 2007:14. Teori merupakan seperangkat konsep, definisi dan preposisi yang saling
berhubungan yang disusun secara sistematis sebagai hasil dari penulisan ilmiah terdahulu dengan menggunakan seperangkat metodologi penulisan tertentu untuk
menjelaskan gejala tertentu atau hubungan-hubungan dalam fenomena yang sedang diteliti. Berbagai teori yang dikemukakan dalam kajian teori disini
merupakan sarana untuk menjawab rumusan masalah yang telah dituliskan di muka dan sebagai landasan untuk melakukan analisis dalam penelitian ini.
1. Evaluasi Kebijakan
a. Definisi Evaluasi Kebijakan
Evaluasi merupakan salah satu tahapan penting dalam proses kebijakan publik, namun seringkali tahapan ini diabaikan dan hanya berakhir pada tahap
implementasi. Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan Subarsono, 2008:119. Evaluasi kebijakan digunakan untuk menilai
sejauhmana keefektifan kebijakan publik untuk dipertanggungjawabkan kepada publiknya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi
dibutuhkan untuk melihat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Menurut Muhadjir dalam Widodo 2008:112 mengemukakan “Evaluasi
kebijakan publik merupakan suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan publik dapat “membuahkan hasil”, yaitu dengan membandingkan antara
hasil yang diperoleh dengan tujuan danatau target kebijakan publik yang ditentukan”.
Dalam bahasa yang lebih singkat Jones dalam Winarno 2007:166 mengartikan evaluasi adalah “Kegiatan yang bertujuan untuk menilai “manfaat”
suatu kebijakan”. Serta secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai
“Kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang menyangkut substansi, implementasi, dan dampak”.
Hal ini berarti bahwa proses evaluasi tidah hanya dapat dilakukan pada tahapan akhir saja, melainkan keseluruhan dari
proses kebijakan dapat dievaluasi. Dari beberapa pendapat para ahli mengenai yang dimaksud dengan
evaluasi kebijakan dapat disimpulkan bahwa evaluasi kebijakan adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan, keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan suatu kebijakan publik dan menilai manfaat suatu kebijakan dengan membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan tujuan danatau target
kebijakan publik yang ditentukan dengan kata lain menyangkut substansi,
implementasi, dan dampak suatu kebijakan publik.
Dalam Bingham dan Felbinger, Howlet dan Ramesh 1995 dalam Nugroho 2009:676-677 mengelompokan evaluasi menjadi tiga, yaitu :
1 Evaluasi administratif, yang berkenaan dengan evaluasi sisi administratif
anggaran, efisiensi, biaya dari proses kebijakan di dalam pemerintah yang berkenaan dengan :
a effort evaluation, yang menilai dari sisi input program yang dikembangkan
oleh kebijakan b
Performance evaluation, yang menilai keluaran dari program yang dikembangkan oleh kebijakan.
c adequacy of performance evaluation atau effectiveness evaluation , yang
menilai apakah program dijalankan sebagaimana yang sudah ditetapkan. d
effeciency evaluation, yang menilai biaya program dan memberikan penilaian tentang keefektifan biaya tersebut.
e process evaluation, yang menilai metode yang dipergunakan oleh
organisasi untuk melaksanakan program. 2
Evaluasi judical, yaitu evaluasi yang berkenaan dengan isu keabsahan hukum tempat kebijakan diimplementasikan, termasuk kemungkinan pelanggaran
terhadap konstitusi, sistem hukum, etika, aturan administrasi negara, hingga hak asasi manusia.
3 Evaluasi politik, yaitu menilai sejauh mana penerimaan konstituten politik
terhadap kebijakan publik yang diimplementasikan. Sedangkan menurut Dane Wibawa, 1994 menyebutkan ada dua tipe
evaluasi kebijakan, yaitu :
1 Sumative evaluation, adalah penilaian dampak dari suatu program. Disebut
juga dengan evaluasi dampak out come evaluation. 2
Formative evaluation, adalah penilaian terhadap proses dari program, disebut pula evaluasi proses.
Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup susbtansi,
implementasi dan dampak. Dalam hal ini, evaluasi kebijakan dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebiajakan tidak hanya dilakukan
pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan demikian, evalusai kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalah-
masalah kebijakan, program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan.
b. Sifat Evaluasi