6. Indikator Ketepatan
Pada akhirnya, jika sebuah kebijakan atau program telah di implementasikan, hasilnya adalah melihat apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan
sudah tepat sesuai dengan perencanaan di awal. Ketepatan merujuk pada nilai dari tujuan program dan pada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut.
William N. Dunn berpendapat bahwa ketepatan appropriateness adalah kriteria yang dipakai untuk menseleksi sejumlah alternatif untuk dijadikan rekomendasi
dengan menilai apakah hasil dari alternatif yang direkomendasikan tersebut
merupakan pilihan tujuan yang layak Dunn, 2003:499. Untuk mengetahui sosialisasi perpajakan sudah tepat, penulis menanyakan
beberapa pertanyaan kepada informan, penulis menanyakan apa yang yang menjadi tujuan dari pelaksanaa sosialisasi perpajakan. Informan mengatakan
bahwa sosialisasi perpajakan bertujuan untuk membantu Wajib Pajak mengetahui dan memahami peraturan dan wawasan mengenai perpajakan, sehingga
meningkatkan kepatuhannya dalam menjalankan segala kewajiban perpajakan, juga sebagai media komunikasi dua arah antara fiskus dan Wajib Pajak.
Penulis menanyakan mengenai apakah sosialisasi perpajakan penting untuk dilakukan, informan memberi tanggapan mereka bahwa sosialisasi
perpajakan sangat penting, terutama untuk Wajib Pajak baru.
BAB V ANALISIS DATA
Didalam BAB ini, penulis menganalisis data, yaitu penyusunan data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori-kategori, lalu menjabarkan dan menyusunnya ke dalam unit-unit sehingga dapat dipahami
baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain.
A. Analisis Evaluasi Pelaksanaan Sosialiasi Perpajakan Terhadap Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam penelitian ini, evaluasi pelaksanaan sosialisasi perpajakan diukur
dari data-data temuan di lapangan yang telah diklasifikasikan sebelumnya ke dalam indikator-indikator dalam teori evaluasi kebijakan publik. Kemudian
indikator-indikator tersebut dianalisis untuk mengonfirmasi jawaban informan dengan data sekunder. Adapun indikator-indikator yang digunakan peneliti adalah
efektivitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas, dan ketepatan. 1.
Efektivitas Indikator efektivitas digunakan untuk melihat apakah hasil dari suatu
program yang sudah terlaksana sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Atau dengan kata lain, adakah keterkaitan antara hasil yang ada dengan hasil yang
diharapkan sesuai tujuan? Dapat diketahui bahwa tujuan dari adanya pelaksanaan sosialisasi perpajakan adalah untuk menggugah kesadaran wajib pajak dalam
mendukung sistem self assessment, yang mana wajib pajak dituntut untuk
melaksanakan hak dan kewajibannya secara mandiri berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Sebuah program akan efektif bila para pelaksana program memahami tujuan dari dibuatnya kebijakan tentang sosialisasi perpajakan. Program
dikerjakan tentu karena melihat sebuah tujuan, itulah visi dan misi program, demi kepentingan publik. Pelaksana kebijakan dari direktorat jenderal pajak di KPP
Pratama Medan Kota menyebutkan ada tiga poin yang ingin dicapai dalam program sosialisasi perpajakan ini yaitu, meningkatkan kesadaran wajib pajak
akan hak dan kewajiban perpajakaannya terutama kewajiban menyampaikan Surat pemberitahuan SPT tahunan, media penyalur atau penyampai pengetahuan dan
informasi mengenai perpajakan kepada wajib pajak, membangun komunikasi dua arah antara fiskus dan wajib pajak.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sosialisasi perpajakan sudah berjalan dengan baik, karena dapat membantu wajib pajak mengetahui
informasi dan peraturan mengenai perpajakan. Sosialisasi perpajakan dilakukan dengan pemahaman bahwa semakin meningkat pengetahuan wajib pajak
mengenai ilmu dan hukum perpajakan maka semakin dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Soialisasi yang dilakukan KPP Pratama medan kota dilakukan secara bersamaan sesuai dengan wilayah kerja. Dalam rangka mencapai tujuannya, maka
kegiatan sosialisasi atau penyuluhan perpajakan dibagi ke dalam tiga fokus, yaitu kegiatan sosialisasi bagi calon Wajib Pajak, kegiatan sosialisasi bagi Wajib Pajak
baru, dan kegiatan sosialisasi bagi Wajib Pajak terdaftar. Kegiatan sosialisasi bagi
calon Wajib Pajak bertujuan untuk membangun kesadaran tentang pentingnya pajak serta menjaring Wajib Pajak baru. Kegiatan sosialisasi bagi Wajib Pajak
baru bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya, khususnya bagi mereka yang belum menyampaikan
SPT dan belum melakukan penyetoran pajak untuk yang pertama kali. Sedangkan kegiatan sosialisasi bagi Wajib Pajak terdaftar bertujuan untuk menjaga komitmen
Wajib Pajak untuk terus patuh. Bedasarkan hasil wawancara dan data sekunder yang diperoleh kita ketahui bahwa pada kpp pratama medan kota memberatkan
tujuan sosialisasi kepada wajib pajak terdaftar, sedangkan untuk calon wajib pajak proporsinya jauh lebih sedikit, bahkan pada tahun 2014 sama sekali tidak ada
kegiatan sosialisasi yang dilakukan yang ditujuka kepada calon wajib pajak. KPP Pratama medan kota juga melakukan serangkai kegiatan sosialisasi
menganai penyampaian SPT ‘Tahunan dan kegiatan sosialisasi lainnya cukup sering, isi sosialisasi umumnya himbauan kepada wajib pajak agar menyampaikan
surat pemberitahuan tahunan dan menyampaikannya tepat waktu agar wajib pajak terhindar dari sanksi administrasi maupun pidana namun disayangkan sosialisasi
tersebut cenderung dilaksanakan disaat bulan maret sampai april dimana pada bulan tersrebut merupakan batas akhir penyampaian spt tahunan, sehingga wajib
pajak kurang dapat memahami keseluruhan dari hak dan kewajiban yang seharusnya wajib pajak dapatkan dikarenakan waktu sosialisasi yang singkat.
Serta untuk wjaib pajak baru kurang memahami prosedur dan tata cara dalam mengisi dan melaporkan spt tahunan tersebut.
Sosialisasi perpajakan yang dilakukan sebagian besar dilakukan dibantu oleh pihak kantor wilayah Direktoat jenderal pajak SUMUT I. Bentuk sosialisasi
yang dilakukan oleh kpp pratama medan kota dilakukan dengan dua cara yaitu langsung seperti Early Tax Education, Tax Goes To School Tax Goes To
Campus, perlombaan perpajakan Cerdas Cermat, Debat, Pidato Perpajakan, Artikel, tax gathering, kelas pajak klinik pajak, seminar diskusi ceramah, dan
workshop bimbingan teknis, dan secara tidak langsung, seperti built-in program, talkshow radio. Sedangkan dengan media cetak koran majalah tabloid buku
dapat berupa suplemen, advertorial booklet leaflet perpajakan, rubrik tanya jawab, penulisan artikel pajak, dan penerbitan majalah buku alat peraga
penyuluhan termasuk komik pajak. Disamping itu, kegiatan-kegiatan seperti pembuatan iklan layanan
masyarakat, pemasangan spanduk banner billboard dan sejenisnya, penyebaran pesan singkat, aksi simpatik turun ke jalan, pojok pajak mobil keliling, dan
konsultasi perpajakan merupakan kegiatan penting untuk dilakukan akan tetapi tidak tergolong sebagai kegiatan sosialisasi perpajakan. Selain itu kpp pratama
medan kota juga menyediakan help desk yang dapat digunakan wajib pajak untuk menayakan perihal peraturan perpajakan yang belum di pahami.
Metode yang digunakan dalam proses penyuluhan adalah metode diskusi. Biasanya dalam pelaksanakan penyuluhan perpajakan digunakan media seperti
proyektor dan materi yang disampaikan berupa simulasi pengisian SPT serta pengetahuan perpajakan. Dalam melakukan penyuluhan perpajakan,
penyuluhpembicara yang dipilih merupakan pihak-pihak yang menguasai materi
perpajakan yang akan disosialisasikan. Harapan perbaikan dalam kegiatan penyuluhan pajak adalah agar dalam penyajian materi harus mudah dimengerti
oleh peserta dan dalam pelaksanaanya diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Efisiensi