1 Sumative evaluation, adalah penilaian dampak dari suatu program. Disebut
juga dengan evaluasi dampak out come evaluation. 2
Formative evaluation, adalah penilaian terhadap proses dari program, disebut pula evaluasi proses.
Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup susbtansi,
implementasi dan dampak. Dalam hal ini, evaluasi kebijakan dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebiajakan tidak hanya dilakukan
pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan demikian, evalusai kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalah-
masalah kebijakan, program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan.
b. Sifat Evaluasi
Gambaran utama evaluasi adalah bahwa evaluasi menghasilkan tuntutan- tuntutan yang bersifat evaluatif. Menurut Dunn 2003:608-609, evaluasi
mempunyai sejumlah karakteristik yang membedakannya dari metode-metode analisis kebijakan lainnya :
1. Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada penilaian
menyangkut keperluan atau nilai dari sesuatu kebijakan dan program. Evaluasi terutama merupakan usaha untuk menentukan manfaat atau
kegunaan sosial kebijakan atau program, dan buka sekedar usaha untuk mengumpulkan informasi mengenai hasil aksi kebijakan yang terantisipasi
dan tidak terantisipasi. Karena ketepatan tujuan dan sasaran kebijakan dapat
selalu dipertanyakan, evaluasi mecakup prosedur untuk mengevaluasi tujuan- tujuan dan sasaran itu sendiri.
2. Interdependensi fakta-nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik “fakta”
maupun “nilai”. Untuk menyatakan bahwa kebijakan atau program tertentu telah mencapai tingkat kinerja yang tertinggi atau rendah diperlukan tidak
hanya bahwa hasil-hasil kebijakan berharga bagi sejumlah individu, kelompok atau seluruh masyarakat untuk menyatakan demikian harus
didukung oleh bukti bahwa hasil-hasil kebijakan secara aktual merupakan konsekuensi dari aksi-aksi yang dilakukan untuk memecahkan masalah
tertentu. Oleh karena itu, pemantauan merupakan prasyarat bagi evaluasi. 3.
Orientasi masa kini dan masa lampau. Tuntutan evaluatif, berbeda dengan tuntutan-tuntutan advokatif, diarah pada hasil sekarang dan masa lalu,
ketimbangan hasil di masa depan. Evaluasi bersifat retrospektif dan setelah aksi-aksi dilakukan ex post. Rekomendasi yang juga mencakup premis-
premis nilai, bersifat prospektif dan dibuat sebelum aksi-aksi dilakukan ex ante.
Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan-tuntutan evaluasi mempunyai kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan
sekaligus cara. Evaluasi sama dengan rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai yang ada misalnya kesehatan dapat dianggap sebagai intrinsik diperlukan bagi
dirinya ataupun ekstrinsik diperlukan karena hal itu mempengaruhi pencapaian tujuan-tujuan lain. Nilai-nilai sering ditata di dalam suatu hirarki yang
merefleksikan kepentingan relatif dan saling ketergantungan antar tujuan dan
sasaran. c.
Fungsi dan Tujuan Evaluasi Kebijakan
Sebagai salah satu tahapan dalam proses kebijakan, evaluasi memiliki fungsi dan tujuan. Menurut Wibawa dalam Nugroho 2009 : 541-542, evaluasi
kebijakan publik memilik empat fungsi, yaitu: 1.
Eksplanasi. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hungungan antar berbagai
dimensi realitas yang diamatinya. Dari evaluasi ini evaluator dapat mengidentifikasi masalah ,kondisi, dan aktor yang mendukung keberhasilan
atau kegagalan kebijakan. 2.
Kepatuhan. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan oleh para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya, sesuai dengan
standar dan prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan. 3.
Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-benar sampai ke tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran atau
penyimpangan. 4.
Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial-ekonomi dari kebijakan tersebut.
Beberapa ahli juga mengemukakan tentang tujuan-tujuan dari evaluasi, Subarsono 2008 : 120 merinci beberapa tujuan dari evaluasi antara lain sebagai
berikut :
1. Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka dapat
diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan. 2.
Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga dapat diketahui derajad diketahui berapa biaya dan manfaat suatu kebijakan.
3. Mengukur tingkat keluaran outcome suatu kebijakan. Salah satu tujuan
evaluasi adalah mengukur berapa besar dan kualitas pengeluaran atau output dari suatu kebijakan.
4. Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut, evaluasi
ditujukan untuk melihat dampak dari suatu kebijakan, baik dampak positif maupun negatif.
5. Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan. Evaluasi juga bertujuan untuk
mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi, dengan cara membandingkan antara tujuan dan sasaran dengan pencapaian
target. 6.
Sebagai bahan masukan input unutk kebijakan yang akan datang. Tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan masukan bagi proses kebijakan ke
depan agar dihasilkan kebijakan yang lebih baik. Oleh karena itu evaluasi kebijakan, pada prinsipinya digunakan untuk
mengevaluasi empat asek dalam proses kebijakan publik Wibawa, yuyun, agus, 1994:35, yaitu :
1 proses pembuatan kebijakan 2 proses implementasi
3 konsekuensi kebijakan
4 efektifitas dampak kebijakan
d. Pendekatan Evaluasi Kebijakan