Dengan mempelajari model komunikasi, menurut Devito, ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu :
1. Model memiliki fungsi mengorganisasikan, artinya model dapat
mengurutkan satu sistem dengan sistem lainnya serta dapat memberikan gambaran yang menyeluruh.
2. Model membantu menjelaskan, artinya tanpa model, informasi tersebut
dapat menjadi sangat rumit 3.
Dengan model dimungkinkan adanya perkiraan hasil atau jalannya suatu kejadian. Ardianto, 2004:67
Model dapat dijadikan sebagai suatu dasar bagi pernyataan kemungkinan terhadap berbagai alternatif dan karenanya dapat membantu
membuat suatu hipotesis suatu penelitian. Komunikasi dengan menggunakan media massa dalam tahun terakhir ini banyak mendapat penelitian dari para
ahli disebabkan semakin majunya teknologi di bidang media massa. Penelitian tersebut menghasilkan teori komunikasi massa, di antaranya beberapa model
seperti di bawah ini :
a. Model Jarum Hipodermik Hypodermic needle model
Secara harafiah hypodermic berarti “di bawah kulit”. Dalam hubungannya dengan komunikasi massa. Istilah hypodermic needle model
mengandung anggapan dasar bahwa media massa menimbulkan efek yang kuat terarah, segera dan langsung itu adalah sejalan dengan pengertian perangsang
tanggapan stimulus response yang mulai dikenal sejak penelitian ilmu jiwa 1930-an.
Universitas Sumatera Utara
Media massa digambarkan sebagai jarum hipodermik raksasa yang mencotok massa komunikan yang pasif. Elihu Katz mengatakan, bahwa model tersebut terdiri
dari: 1.
Media yang sangat ampuh yang mampu memasukkan ide pada benak yang tidak berdaya.
2. Massa komunikan yang terpecah-pecah, yang terhubungkan dengan media
massa, tetapi sebaliknya komunikan tidak terhubungkan satu sama lain.
b. Model Komunikasi Satu Tahap One step flow model
Model komunikasi satu tahap menyatakan bahwa saluran media massa berkomunikasi langsung dengan massa komunikan tanpa berlalunya suatu pesan
tersebut tidak mencapai semua komunikan dan tidak menimbulkan efek yang sama pada setiap komunikan.
Model komunikasi satu tahap adalah model jarum hipodermik yang dimurnikan, tetapi model satu tahap mengakui, bahwa:
1. Media tidak mempunyai kekuatan yang hebat
2. Aspek pilihan dari penampilan, penerimaan, dan pemahaman dalam
ingatan yang selektif mempengaruhi suatu pesan.
3. Untuk setiap komunikan terjadi efek yang berbeda.
Selanjutnya model satu tahap memberi keleluasaan kepada saluran komunikasi massa untuk memancarkan efek komunikasi secara
langsung.
c. Model komunikasi dua tahap two step flow model
Konsep komunikasi dua tahap ini dari dalam Effendy, 2003:85 Lazarsfeld, Berelson, dan Gaudet 1948 yang berdasarkan penelitiannya menyatakan bahwa ide-
ide sering kali datang dari radio dan surat kabar yang ditangkap oleh pemuka
Universitas Sumatera Utara
pendapat opinion leaders dan dari mereka ini berlalu menuju penduduk yang kurang giat.
Penelitian terhadap model ini selain menimbulkan keuntungan, juga telah menjumpai kekurangan. Pada dasarnya model ini tidak memberikan penjelasan yang
cukup. Lajunya komunikasi dengan massa komunikan pada kenyataannya lebih rumit daripada keterangan-keterangan mengenai teori dua tahap tersebut. Apa yang
diketahui tentang proses komunikasi massa ternyata terlalu mendetail untuk diterangkan dengan satu kalimat saja. Meskipun demikian, dari penelitian komunikasi
timbul dua keuntungan dari hipotesis tersebut, yaitu: 1.
Suatu pemusatan kegiatan terhadap kepemimpinan opini dalam komunikasi massa.
2. Beberapa perbaikan dari komunikasi dua tahap, seperti komunikasi satu tahap
dan komunikasi ganda.
d. Model komunikasi tahap ganda multi step flow model