43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode korelasional, yaitu metode yang berusaha untuk meneliti sejauhmana variasi pada suatu variabel yang
berhubungan dengan variasi-variasi pada variabel Rakhmat, 2004:7
III.2. Deskripsi Lokasi Penelitian III.2.1. Sejarah FISIP Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 0535083 tahun 1983 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU memiliki 6 enam jurusan yaitu: 1.
Jurusan Sosiologi 2.
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 3.
Jurusan Antropologi 4.
Jurusan Ilmu Administrasi negara 5.
Jurusan Ilmu Komunikasi 6.
Jurusan MKDU Jurusan MKDU akhirnya diputuskan untuk diserahkan pengelolaannya di luar
FISIP USU dengan pertimbangan bahwa jurusan tersebut bukan suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan mengelola mata kuliah yang termasuk pada Mata
Kuliah Dasar Umum. Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat serta pemerintah daerah dan didukung oleh ketersediaan staf pengajar yang dibutuhkan,
Universitas Sumatera Utara
FISIP USU dengan SK Dikti No. 108DIKTIKep2001 tanggal 30 April 2001 menambah satu program studi baru yaitu Ilmu Politik. Dengan demikian, hingga saat
ini ada 6 enam jurusan yang berada di bawah naungan FISIP USU. Namun demikian keenam jurusan tersebut tidak di buka sekaligus. Hal ini
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya. Oleh karenanya pada tahun
ajaran 19831984 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU hanya membuka 2 dua jurusan saja yaitu:
1. Jurusan Ilmu Komunikasi
2. Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Pemilihan Jurusan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU dilakukan pada Semester VII. Keadaan ini berlangsung sampai pada tahun ajaran
19861987, baru pada tahun ajaran 19871988 pemilihan jurusan dilakukan langsung pada saat calon mahasiswa mendaftarkan diri pada SIPENMARU Sistem Penerimaan
Mahasiswa Baru. Dalam proses pengembangannya pada tahun 1994-1997 Jurusan Ilmu
Komunikasi membuka 2 dua Program Studi yaitu: Program Studi Public RelationsHumas dan Program Studi JurnalistikKomunikasi Massa.
Pada tahun ajaran ini mahasiswa diwajibkan memilih program studi Humas atau program studi Jurnalistik pada saat mereka sudah duduk pada semester IV.
Berdasarkan SK Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 002 tahun 19971998 Program Studi Sarjana Ilmu Komunikasi FISIP USU ditetapkan mendapat
hasil akreditasi dengan peringkat dan nilai akreditasi yang dicapai adalah B 511.
Universitas Sumatera Utara
Mulai tahun ajaran 20002001 masa bakti Ketua Jurusan ditetapkan menjadi 4 empat tahun yang sebelumnya setiap masa bakti hanya 3 tiga tahun.
Pada tahun ajaran 20012002, berdasarkan surat keputusan Rektor No. 2162J05TU2001 Jurusan Ilmu Komunikasi membuka Program Ektensi Ilmu
Komunikasi. Setelah berhasil membuka Program Extensi, pada tahun ajaran 20042005 Jurusan Ilmu Komunikasi membuka Program Reguler Mandiri.
Pada Tahun 2004 Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi kembali menyatakan bahwa Program Studi Sarjana Ilmu Komunikasi FISIP USU terakreditasi
dengan peringkat: Akreditasi A Baik Sekali. Sertifikat akreditasi program studi sarjana ini berlaku 5 lima tahun sejak tanggal 7 Mei 2004 sampai dengan 7 Mei
2009. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No. 56 tahun 2003 tanggl 11 November
2003 tentang penetapan USU sebagai Badan Hukum Milik Negara dan keputusan Wali Amanat USU No. 1SKMWA12005 tanggal 8 Januari 2005 tentang Anggaran
Rumah Tangga USU Jurusan dirubah menjadi Departemen. Maka Jurusan Ilmu Komunikasi sekarang berganti nama menjadi Departemen Ilmu Komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4 Denah Kampus Padang Bulan USU
Sumber: http:www.usu.ac.idlokasi-kampus.html III.2.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara FISIP USU, Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU Medan,
Sumatera Utara, Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
III.3. Sekilas Tentang Tayangan Iklan Sosialisasi “World Cup” 2010 di RCTI dan Global TV.
Sejak pemerintah RI mengeluarkan surat Keputusan Menteri Penerangan RI Nomor : 190 AKep1987 tentang siaran saluran terbatas, Indonesia mulai mengenal
yang disebut dengan siaran televisi pertama yang muncul adalah RCTI pada tahun 1989. Dalam perkembangannya televisi swasta dapat menyajikan siaran-siaran
televisi yang lebih variatif dan menarik minat pemirsanya. Sejak tahun 1989 bermunculan stasiun-stasiun tv swasta lainnya seperti SCTV 1990, TPI 1991,
ANTEVE 1993, INDOSIAR 1995. Pasca reformasi tahun 1998 stasiun televisi swasta juga berkembang lebih pesat yakni Metro TV 2000, Trans TV 2001 dan
Lativi 2002. Selain itu muncul pula Global TV dan TV 7. Tanpa ingin membanding-bandingkan dengan media lain, televisi telah
menjadi media penting dalam bisnis periklanan di Indonesia. Jika dicermati, produk- produk yang dipasarkan hampir sebagian besar pernah diiklankan lewat televisi.
Bahkan ada beberapa biro iklan yang menjadikan televisi sebagai media ampuh untuk mengadakan perang kilat blitzkierg melawan kompetitor dalam menawarkan
produk. Padahal penyewaan ruang program siar merupakan yang termahal dibandingkan dengan penyewaan media komunikasi yang lain. Bahkan durasi
hitungan kompensasi biaya, dihitung per-detik yang didasarkan pada jenis acara tayangan. Akan tetapi kenyataannya iklan-iklan terasa berjejal-jejal pada setiap acara,
sampai-sampai hampir tidak ada acara pun yang tanpa diselipi oleh tayangan iklan pada stasiun televisi swasta. Sedangkan di Amerika sendiri untuk tayangan iklan ini
ada aturan tayangan, yakni program siaran 15 menit baru diselingi iklan.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia belum ada aturan yang menyatakan hal ini. Untuk acara prime time, seperti yang dikatakan oleh Alex Leo mantan Dirjen RTF, berita berdurasi satu
menit sudah diselingi oleh iklan 5 - 6 menit siaran, kecuali berita-berita resmi dari pemerintah urgently news. Bisnis periklanan televisi di Indonesia memang dirasa
sangat menggiurkan. Menurut data PPPI P3I, total belanja iklan berbagai perusahaan dari tahun 1991 sampai dengan 1996 terjadi lonjakan yang cukup signifikan. Pada
tahun 1991 tercatat belanja iklan televisi sebesar 212 milyar rupiah 25,4 dari total media, dan pada tahun 1996 menjadi 1.503 milyar rupiah 48,3 Dilihat dari data
tersebut, maka ditahun 1997 angka total belanja iklan diperkirakan mencapai lebih dari lima triliun jika tidak terjadi krisis moneter. Hal ini menunjukkan bahwa
televisi swasta mampu merangsang produsen untuk lebih agresif beriklan melalui televisi. Dari sini terlihat bahwa iklan yang ditayangkan lewat televisi menunjukkan
grafik meningkat. Dengan demikian kenyataan tersebut menunjukkan bahwa televisi mempunyai jumlah pemirsa yang sangat luas dan banyak. Dengan demikian dari data
tersebut dapat ditarik asumsi sementara bahwa ternyata masyarakat lebih banyak memilih televisi sebagai media komunikasi untuk mendapatkan informasi-informasi.
Dengan demikian pula, maka peluang untuk mensosialisasikan suatu informasi dengan cepat akan lebih terbuka.
Televisi menjadi salah satu media audio visual yang mampu untuk memasyarakatkan suatu informasi. Hanya saja kemudian permasalahan yang akan
timbul, apakah berbagai informasi-informasi termasuk juga iklan yang ditayangkan di televisi nantinya akan mempunyai efek prososial bagi masyarakat, atau sekedar
informasi penawaran belaka, ataukah ternyata mempunyai dampak lain dalam hal persepsi, atau pula ternyata iklan-iklan dalam tayangan televisi tersebut mempunyai
Universitas Sumatera Utara
penanaman ideologi tertentu sehingga dapat menciptakan berbagai fenomena di masyarakat seperti halnya aksi konsumerisme. Terlepas dari hal tersebut, iklan-iklan
di Indonesia sangatlah beraneka ragam jenisnya serta gaya penyampaiannya versi, belum lagi iklan-iklan asing yang turut menyemarakkan iklan-iklan di Indonesia yang
sangat berbeda sekali nilai dan kultur budayanya. Bagaimana iklan-iklan tersebut akan berdampak terhadap cara hidup serta pandangan masyarakat tentang gaya serta
fenomena sosial, hal ini tentu saja akan sangat tergantung dari cara berfikir, mempersepsi serta ideologi yang berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat.
Salah satu iklan yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta yaitu RCTI dan Global TV adalah iklan sosialisasi world cup 2010. Iklan ini world cup yang berdurasi
sekitar 35 detik yang menceritakan rasa sportifitas di antara pemain sepakbola. Di mana dalam iklan tersebut digambarkan seorang pemain sepak bola yang bernama
Piero Di Canio yang menggiring bola ke gawang lawannya, tetapi dia tidak jadi menggolkan bola tersebut ke gawang lawannya karena ia melihat Goal Keeper
lawannya terbentur tiang gawang tersebut. Hal itu dapat dilihat melalui gerak lambat yang pada saat dia menggolkan bola ke gawang lawannya yang menimbulkan rasa
penasaran semua penonton. Ditambah dengan kombinasi warna-warna, gerakan dan suara gemuruh penonton yang membuat suasana semakin dramatis, apakah dia akan
menggolkan bolanya ke gawang lawannya tersebut. Ternyata dia tidak menggolkan bola tersebut, karena melihat Goal Keeper lawannya jatuh. Dia tidak jadi menendang
bola tersebut melainkan menangkap bola itu, lalu ia menghampiri Goal Keeper dengan membantunya bangun, penonton pun terdiam dan menjadi kagum. Di antara
sekian banyak penonton terdapat satu penonton yang berdiri memberikan tepuk tangan yang menandakan dia kagum akan fair play pemain tersebut diikuti oleh
Universitas Sumatera Utara
penonton lainnya juga yang memberikan tepuk tangan. Diakhir iklan tersebut muncul sebuah slogan yaitu ”Bukan Tentang Menang Atau Kalah”. Iklan tersebut disponsori
oleh Gudang Garam Merah sebagai sponsor resmi acara world cup 2010.
III.4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok unsur-unsur komprehensif dan telah ditentukan peringkat universal yang berhubungan dengan pertanyaan atau hipotesis penelitian
Bulaeng, 2004:136. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa
FISIP USU stambuk 2007-2009, yang berjumlah 2040 orang. Selengkapnya dapat
dilihat pada tabel:
Tabel 2 Populasi Mahasiswa FISIP USU Stambuk 2007-2009 Departemen Jumlah
Ilmu. Komunikasi 506 orang
Ilmu Administrasi Negara 351 orang
Ilmu Kesejahteraan Sosial 264 orang
Ilmu Politik 360 orang
Sosiologi 316 orang
Antropologi 243 orang
Total Populasi 2040 orang
Sumber data : BAA USU-Mahasiswa Aktif T.A 20072010
Universitas Sumatera Utara
Sampel merupakan bagian repsentatif dari populasi, khususnya dalam hal
pendataan Bulaeng, 2004:156. Peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dengan tingkat kepercayaan 90 yakni sebagai berikut :
1
2
d N
N n
1 1
, 2040
2040
2
n
4 .
21 2040
n
327 ,
95
n N = Jumlah populasi
n = Sampel
2
d = Presisi
Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 95 orang.
Dalam menyebarkan sampel peneliti menggunakan Proportional Random Sampling yaitu, penggunaan teknik dengan mempertimbangkan bahwa adakalanya
banyaknya subjek terdapat pada setiap stratasetiap wilayah tidak sama, oleh karena itu untuk memperoleh sampel yang repsentatif, pengambilan subjek dari setiap
stratasetiap wilayah ditentukan seimbang sebanding dengan wilayah masing-masing stratawilayah Arikunto, 2006:139 dengan rumus :
n =
N xn
n 1
n = Jumlah sampel n1 = Jumlah populasi
Universitas Sumatera Utara
N = Populasi
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3 Distribusi Sampel
Departemen Jumlah
Penarikan sampel Sampel
Ilmu. Komunikasi 506 orang
563 ,
23 2040
48070 2040
95 506
x 24 orang
Ilmu Administrasi Negara
351 orang 345
, 16
2040 33345
2040 95
351
x
16 orang
Ilmu KesejahteraanSosial
264 orang 294
, 12
2040 25080
2040 95
264
x
12 orang
Ilmu Politik 360 orang
764 ,
16 2040
34200 2040
95 360
x 17 orang
Sosiologi 316 orang
715 ,
14 2040
30020 2040
95 316
x 15 orang
Antropologi 243 orang
316 ,
11 2040
23085 2040
95 243
x 11 orang
Total Populasi 2040 orang
95 orang
Sumber: Hasil Penelitian 2010
Universitas Sumatera Utara
III.5. Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive
Sampling. Pengambilan sampel dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan
penelitian, di mana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Adapun kriteria sampel yang
dimaksudkan adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa FISIP USU stambuk 2007-2009.
2. Mahasiswa FISIP USU yang pernah menonton tayangan Iklan Sosialisasi World
Cup 2010 di RCTI dan Global TV minimal 2 kali.
III.6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam menyusun proposal penelitian, peneliti menggunakan dua sumber data, yaitu : 1.
Penelitian kepustakaan melalui literatur serta sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini dilakukan dengan melalui buku-buku,
surat kabar, internet, dan sebagainya. 2.
Penelitian Lapangan, yaitu pengumpulan data melalui kegiatan survey di lokasi penelitian, mengumpulkan data dari responden dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner adalah alat pengumpul data dalam bentuk pertanyaan tertulis yang
dijawab oleh responden Nawawi, 1997:117.
Universitas Sumatera Utara
III.7. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 1991:23. Data yang diperoleh dari
hasil penelitian akan dianalisis ke dalam dua tahap yaitu : 1.
Analisis Tabel Tunggal Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel
penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri
dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk kategori Singarimbun, 1991:266
2. Analisa Tabel Silang
Merupakan suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya. Dalam hal ini variabel X yakni
tayangan iklan sosialisasi world cup 2010, terhadap variabel Y yakni minat menonton mahasiswa.
III.8. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis adalah pegujian data statistik untuk mengetahui data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Rumus yang digunakan untuk
mengetahui hubungan di antara kedua variabel yang dikorelasikan adalah Koefisien Tata Jenjang Rank Order Correlation Coefficient oleh spearman
Arikunto, 2006:247
1 6
1
2 2
n N
d Rho
Kriyantono, 2006:176
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : r
s
= koefisien korelasi 1 = bilangan konstan
∑ = sigmajumlah d = beda antar jenjang tiap sampel
n = jumlah sampel
Sperman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Jika rs 0, maka hipotesa ditolak Jika rs 0, maka hipotesa diterima
Kemudian untuk melihat tinggi rendahnya korelasi tersebut digunakan skala Guilford Rakhmat 2004:29.
Kurang dari 0,20
hubungan rendah sekali 0,20
− 0,40 hubungan rendah tapi pasti
0,40 −
0,70 hubungan yang cukup berarti
0,70 −
0,90 hubungan yang tinggi; kuat
Lebih dari
0,90 hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan
Untuk menguji tingkat signifikasi korelasi, jika N 10, digunakan rumus
t
test
pada tingkat signifikasi 0.05 dalam Kriyantono, 2006:169 sebagai berikut:
2
1 2
rs n
r t
s
Keterangan :
t = Nilai
t
hitung
r
s
= Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel
Jika
t
hitung
t
tabel
, maka hubungan signifikan Jika
t
hitung
t
tabel,
maka hubungan tidak signifikan
Universitas Sumatera Utara
56
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN