87
Tabel 5.10 Analisis Hubungan antara Keberadaan Bakteriologis
E.coli dengan Kejadian Diare pada Konsumen Air Minum Isi
Ulang yang Berkunjung ke Puskesmas Ciputat
Keberadaan E.coli
Kejadian Diare P-Value
Diare Tidak
Diare Jumlah
n n
n
Ada E.coli 15
44,1 1
6,2 16
32 0,009
Tidak ada E.coli
19 55,9
15 93,8
34 68
Total 34
100 16
100 50
100
Pada tabel diatas, diketahui bahwa 93,8 konsumen air minum isi ulang yang tidak mengalami kejadian diare itu
mengonsumsi air minum yang tidak ada E.coli. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara kaberadaan bakteriologis E.coli
air munum dengan kejadian diare pada konsumen air minum isi ulang yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat.
88
BAB VI PEMBAHASAN
6.1.Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, secara teoritis terdapat banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian diare. Namun,
karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti hanya meneliti beberapa variabel saja yang diduga berhubungan dengan kejadian
diare yaitu antara lain keberadaan bakteriologis E.coli pada air minum, pengetahuan tentang diare, kebiasaan memasak air dan kebiasaan mencuci
tangan pakai sabun. Selain itu, adanya kebiasan terdapat pada saat responden
mengambil sampel air minum karena responden sendiri yang mengambil sampel airnya yang kemudian di berikan kepada peneliti. Meskipun sudah
diberikan edukasi mengenai tata cara pengambilan sampel secara asepstis, peneliti perlu memvalidasi ulang tentang tata cara pengambilan sampelnya
agar setiap sampel yang diampil sesuai dengan yang diinginkan. Adanya kebiasan juga terdapat dalam mengambil sampel air pada
responden penelitian dikarenakan sampel air yang di ambil pada saat responden berkunjung ke puskesmas, bukan pada saat responden pertama
kali terkena diare. Sehingga, perlu adanya validasi apakah responden mengonsumsi air minum yang berasal dari depot yang sama pada waktu
awal terkena diare.
89
6.2.Gambaran Kejadian Diare pada Konsumen Air Minum Isi Ulang yang Berkunjung ke Puskesmas Ciputat
Penyakit Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan adanya peningkatan
volume keenceran, serta frekuensi lebih dari tiga kali dalam sehari pada dan pada bayi lebih dari empat kali dalam sehari dengan atau tanpa lender
darah Kemenkes RI, 2010. Pada penelitian ini sebagian besar konsumen air minum isi ulang
mengalami kejadian diare sebanyak 34 orang 68 dan yang tidak mengalami diare sebanyak 16 orang 32. Menurut Achmadi 2010,
penyakit diare merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan. Faktor risiko penyakit diare adalah semua faktor yang berperan dalam timbulnya
suatu kejadian penyakit diare, baik pada individu maupun di masyarakat. Adanya suatu kejadian penyakit, dipengaruhi oleh interaksi dari media
transmisi penyakit lingkungan dengan faktor kependudukan termasuk didalamnya perilaku hidup sehat.
Dengan kata lain, untuk mencegah tidak terulangnya atau timbulnya penyakit diare baik di masyarakat yang sama maupun di
masyarakat tempat lain, maka dilakukan pengurangan atau pengendalian faktor lingkungan dan faktor kependudukan yang diduga berhubungan
Achmadi, 2010.