UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Akan tetapi kriteria ini sangat fleksibel tergantung pada konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah sampel, dan kondisi laboratorium Harmita, 2004.
Keseksamaan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: 1.
Hasil analisis adalah x
1
, x
2
, x
3
, x
4
, ......... x
n
maka simpangan bakunya adalah :
SD = ∑
x − x ²
n − 1
Keterangan : x = Nilai dari masing-masing pengukuran
x
= Rata-rata mean dari pengukuran n = Frekuensi penentuan
2. Simpangan baku relatif atau koefisien variasi KV adalah :
KV = SD x 100 Percobaan keseksamaan dilakukan terhadap paling sedikit enam
replika sampel yang diambil dari campuran sampel dengan matriks yang homogen. Sebaiknya keseksamaan ditentukan terhadap sampel sebenarnya
yaitu berupa campuran dengan bahan pembawa sediaan farmasi plasebo untuk melihat pengaruh matriks pembawa terhadap keseksamaan ini.
Demikian juga harus disiapkan sampel untuk menganalisis pengaruh pengotor dan hasil degradasi terhadap keseksamaan ini Harmita, 2004.
2.8.3 Linearitas
Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik
yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Linearitas biasanya dinyatakan dalam istilah variansi sekitar arah garis
regresi yang dihitung berdasarkan persamaan matematik data yang diperoleh dari hasil uji analit dalam sampel dengan berbagai konsentrasi
analit. Perlakuan matematik dalam pengujian linearitas adalah melalui persamaan garis lurus dengan metode kuadrat terkecil antara hasil analisis
terhadap konsentrasi analit. Harmita, 2004.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam praktek, digunakan satu seri larutan yang berbeda konsentrasinya antara 50
– 150 kadar analit dalam sampel. Di dalam pustaka, sering ditemukan rentang konsentrasi yang digunakan antara 0
– 200 Harmita, 2004.
Sebagai parameter adanya hubungan linier digunakan koefisien korelasi r pada analisis regresi linier Y = a + bX. Hubungan linier yang ideal
dicapai jika nilai b = 0 dan r = +1 atau –1 bergantung pada arah garis.
Sedangkan nilai a menunjukkan kepekaan analisis terutama instrumen yang digunakan. Dengan menggunakan kalkulator atau perangkat lunak
komputer, semua perhitungan matematik tersebut dapat diukur Harmita, 2004.
2.8.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan
blangko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas
terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama Harmita, 2004.
Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi linier dari kurva kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan
nilai b pada persamaan garis linier y = a + bx, sedangkan simpangan baku blanko sama dengan simpangan baku residual Syx Harmita, 2004.
LOD =
3Sy x Sl
LOQ =
10Sy x Sl
Sy x =
∑Y − Yi² n
− 2
Keterangan : LOD
= Batas Deteksi LOQ
= Batas Kuantitasi