UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.1 Informasi Sampel
Merek Produsen
Importir Nomor Izin
Edar Komposisi
A Tidak
dicantumkan Tidak
dicantumkan Tidak dicantumkan
B Walet
Singapore pte. Ltd
Tidak dicantumkan
Water, cylopentasiloxane, glucerin, caprylyl methicone,
capryliccapric tryglyceride, dimethicone, sucrose distearate,
titanium dioxide, acrylate crosspolymer, stearyl
dimethicone, parfum, stearic acid, magnesium sulfate,
cholessterol, disteardimonium hectorite, DMDM hydantoim,
isomerzed lonoteic acid, ammonium lactate, disodium
EDTA, acetamide MEA, octadacene, retinyl paltate,
cetyl alcohol, butilene glycol, Helianthus annuus sunflower
seed oil, lodopropynyl butyvatbanate, BHT, Cl 17200.
4.2 Pemeriksaan Organoleptis dan Pengukuran pH
Sebelum dilakukan penyiapan sampel, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan organoleptis serta pengukuran pH sampel. Pemeriksaan
organoleptis yang dilakukan yaitu pengamatan secara visual terhadap tekstur, warna, dan bau sediaan sampel. Hasil pemeriksaan organoleptis
sampel dapat dilihat pada tabel 4.2 dan lampiran 2. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter yang telah dikalibrasi. Hasil
pengukuran pH dapat dilihat pada tabel 4.3 dan lampiran 3.
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Organoleptis
Sampel Tekstur
Warna Bau
A-1 Agak kasar, kaku
Kuning muda Wangi
A-2 Halus, lengket
Putih keabu-abuan Wangi
B-1 Agak kasar, kaku
Kuning muda Wangi
B-2 Halus, lengket
Putih keabu-abuan Wangi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran pH
Sampel pH
A-1 8,21
A-2 8,24
B-1 8,15
B-2 8,17
Pengukuran pH dilakukan untuk mengetahui apakah nilai pH sampel memenuhi syarat nilai rentang pH. Berdasarkan persyaratan SNI 16-4954-
1998 mengenai krim pemutih kulit, rentang pH krim yang memenuhi syarat yaitu 3,5-8. Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa keempat sampel
tidak memenuhi syarat nilai rentang pH karena memiliki nilai pH di atas 8. Nilai pH sediaan yang tidak sesuai akan menyebabkan perubahan pH kulit
dan kerusakan pada mantel kulit. Rusaknya lapisan mantel kulit dapat menyebabkan kulit kehilangan keasamannya, lebih mudah rusak, dan
teriritasi Levin Maibach, 2007.
4.3 Pemilihan Panjang Gelombang
Dalam ICP-OES, informasi kualitatif dan kuantitatif sampel diperoleh dari cahaya atau radiasi yang dipancarkan oleh atom dan ion yang
tereksitasi. Spesies yang tereksitasi di dalam plasma memancarkan cahaya pada lebih dari satu panjang gelombang Wang, 2004. Agar didapatkan
akurasi yang optimum, garis emisi panjang gelombang yang digunakan sebaiknya garis emisi yang paling baik sensitif yang biasanya diberikan
dari pihak supplier alat ICP-OES tersebut FSSAI, 2012. Berdasarkan literatur Sansonetti Martin, 2005, terdapat beberapa pilihan panjang
gelombang terbaik untuk analisis merkuri yang dapat dipilih. Termasuk di antaranya tiga panjang gelombang yang tersedia pada alat ICP-OES yang
digunakan, yaitu 184,950 nm, 194,227 nm, dan 253,652 nm. Dari ketiga panjang gelombang tersebut dipilih kembali salah satu panjang gelombang
yang paling sensitif.