UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran pH
Sampel pH
A-1 8,21
A-2 8,24
B-1 8,15
B-2 8,17
Pengukuran pH dilakukan untuk mengetahui apakah nilai pH sampel memenuhi syarat nilai rentang pH. Berdasarkan persyaratan SNI 16-4954-
1998 mengenai krim pemutih kulit, rentang pH krim yang memenuhi syarat yaitu 3,5-8. Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa keempat sampel
tidak memenuhi syarat nilai rentang pH karena memiliki nilai pH di atas 8. Nilai pH sediaan yang tidak sesuai akan menyebabkan perubahan pH kulit
dan kerusakan pada mantel kulit. Rusaknya lapisan mantel kulit dapat menyebabkan kulit kehilangan keasamannya, lebih mudah rusak, dan
teriritasi Levin Maibach, 2007.
4.3 Pemilihan Panjang Gelombang
Dalam ICP-OES, informasi kualitatif dan kuantitatif sampel diperoleh dari cahaya atau radiasi yang dipancarkan oleh atom dan ion yang
tereksitasi. Spesies yang tereksitasi di dalam plasma memancarkan cahaya pada lebih dari satu panjang gelombang Wang, 2004. Agar didapatkan
akurasi yang optimum, garis emisi panjang gelombang yang digunakan sebaiknya garis emisi yang paling baik sensitif yang biasanya diberikan
dari pihak supplier alat ICP-OES tersebut FSSAI, 2012. Berdasarkan literatur Sansonetti Martin, 2005, terdapat beberapa pilihan panjang
gelombang terbaik untuk analisis merkuri yang dapat dipilih. Termasuk di antaranya tiga panjang gelombang yang tersedia pada alat ICP-OES yang
digunakan, yaitu 184,950 nm, 194,227 nm, dan 253,652 nm. Dari ketiga panjang gelombang tersebut dipilih kembali salah satu panjang gelombang
yang paling sensitif.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berdasarkan teori, tinggi rendahnya intensitas sinar karakteristik suatu unsur merupakan representasi dari jumlah atom yang tereksitasi, sedangkan
atom yang tereksitasi sangat ditentukan oleh jumlah atom dalam sampel dan matrik bahan yang diukur Kriswarini et al., 2013. Oleh karena itu, untuk
penentuan panjang gelombang yang paling sensitif diantara ketiga panjang gelombang yang akan dipilih, dilakukan perbandingan hasil pengukuran
intensitas larutan standar merkuri pada ketiga panjang gelombang tersebut. Diketahui bahwa alat ICP-OES yang digunakan dapat melakukan
pengukuran intensitas larutan sampel pada dua panjang gelombang secara bersamaan, maka pertama-tama dilakukan pengukuran intensitas larutan
standar merkuri 1 μgL dan 5 μgL pada panjang gelombang 184,950 nm
dan 194,227 nm. Seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.4, didapatkan bahwa intensitas larutan standar merkuri yang terukur lebih tinggi pada
panjang gelombang 194,227 nm. Sehingga selanjutnya dilakukan pengukuran intensitas larutan standar merkuri pada panjang gelombang
194,227 nm dan 253,652 nm dengan menggunakan larutan standar merkuri 15
μgL dan 20 μgL. Seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.5, intensitas larutan standar merkuri yang terukur pun lebih tinggi pada panjang
gelombang 194,227 nm.
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Intensitas Larutan Standar Merkuri pada
Panjang Gelombang 184,950 nm dan 194,227 nm
Konsentrasi gL
Intensitas pada = 184,950 nm Ctss
Intensitas pada = 194,227 nm Ctss
1 48,180
61,610 5
140,700 179,400
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Intensitas Larutan Standar Merkuri pada
Panjang Gelombang 194,227 nm dan 253,652 nm
Konsentrasi gL
Intensitas pada = 194,227 nm Ctss
Intensitas pada = 253,652 nm Ctss
15 182,500
8,297 20
248,200 9,358