Metodologi Penelitian dan Pembahasan
Menurut Isfahani, kalimat pada dasarnya mengandung arti tumbuh
karena berkah dari tuhan, seperti yang terkandung dalam arti zakat, jika dihubungkan dengan makanan mengandung halal, tetapi jika dihubungkan dengan nafs maka
didalamnya terkandung sifat-sifat terpuji.
2
Dan dalam kalimat tazkiyah berasal dari kalimat
yang berarti berkembangan, tumbuh dan bertambah, tetapi yang bermakna yang suci tidak berdosa berasal dari kalimat
.
3
sedangkan term nafs dalam Bahasa Arab, selain bermakna jiwa juga mempunyai banyak makna yang
lain, seperti ruh, darah, jasad, semangat, manusia, hasrat, kehendak, kebesaran, kebanggaan serta tingkahlaku.
4
1
Achmad Mubarok, Jiwa Dalam Al-Quran, Jakarta : Paramadina, 2000 Cet. 1 h.62
2
Al-Raghib al-Isfahani, Mu’jam Mufrsdat Al-Fazh Al-Qur’an Beirut : Daruul-Fikr,tth h.218
3
Munawwir, al-Munawwir : Kamus Bahasa Arab-Indonesia, Surabaya : Pustaka Progressif, 1997, Cet.IV.,h.578.
4
Ibid., h.1444
Nafs secara lateralharfiah, berarti “esensi”, dan “esensi sesuatu” disebut
“jiwa” sesuatu, atau “realitas” haqiqahnya. Dalam terminology Aristotelian, nafs berarti jiwa, entah jiwa itu bersifat material, misalnya saja jiwa nabati dan jiwa
hewani, atau bersifat abstrak, misalnya saja jiwa benda-benda samawi dan jiwa-jiwa rasional manusia. Dalam terminology etika, nafs berarti khayalan dan angan-angan
palsu dari ego manusia yang terpisah dan independen, kata ini juga berate jiwa jasmani dan hawa nafsu berbagai hasrat dan keinginan.
5
Dalam filsafat, pengertian nafs jiwa diklasifikasikan dengan bermacam teori, antara lain :
13
1. Teori yang memandang bahwa jiwa itu merupakan substansi yang berjenis
khusus, yang dilawankan dengan substansi materi, sehingga manusia dipandang memiliki jiwa dan raga.
2. Teori yang memandang bahwa jiwa itu merupakan suatu jenis kemampuan, yakni
semacam pelaku atau pengaruh dalam kegiatan-kegiatan. 3.
Teori yang memandang jiwa semata-mata sebagai jenis proses yang tampak pada organisme-organisme hidup.
4. Teori yang menyamakan pengertian jiwa dengan pengertian tingkah laku.
6
____________________
5
Mill Valiudin, Zikir dan Kontemplasi dalam Tasawuf, Bandung:Pustaka Hidayah, 1996 Cet.1,h.46
6
Louis O Katsoff, Elemen of Psilosofy, alih bahasa Soeyono Soemargono dengan judul pengantar filsafat Yogyakarta : Tiara Wicana, 1986, Cet.1.h.301.
Sementara itu, Dr.M. Quraish Shihab M.A.,
7
menyatakan bahwa kata nafs dalam al-Quran mempunyai beberapa makna, sekali diartikan sebagai totalitas
manusia, seperti antara lain maksud surat Al-Maidah ayat 32, pada kesempatan lain beliau merujuk pada apa yang terdapat dalam diri manusia yang menghasilkan
tingkah laku, seperti maksud kandungan firman Allah :
“Sesungguhnya tidak akan mengubah keadaan suatu masyarakat, sehingga mereka merubah apa yang terdapat dalam
diri mereka”.
8
QS. Ar- Ra‟d : 11