sekembalinya dari haji terjadi perbaikan mental, terjadi perbaikan budi pekerti dan dengan ibadah haji dihasilkan ketenangan jiwa.
35
Diriwayatkan dari Hasan Ibn Ali ra, bahwa ada seseorang yang dating kepada Rasulullah SAW dan ucapanya : “Aku ini penakut dan lemah”, jawab
Rasulullah SAW : “Ikutlah berjihad yang tanpa bertempur yaitu haji”.
36
e. Tilawah Al-Qur’an
Tilawah al-quran dapat menghaluskan jiwa dari beberapa segi. Ia mengenalkan
manusia kepada
tuntutan yang
harus dilakukannya.
Membangkitkan berbagai nilai yang dimaksudkan dalam tazkiyatunnafs, menerangi hati, mengingatkannya, menyempurnakan fungsi shalat, zakat,
puasa dan haji.
37
Di dalam Al-Quran terdapat resep-resep mujarab yang dapat menyembuhkan jiwa manusia. Tingkat kemujarabannya sangat tergantung
seberapa jauh tingkat keimanan seseorang. Sugesti tersebut dapat diraih dengan membaca, mendengar, memahami, dan merenungkan serta
mengamalkan isinya. Setiap perlakuan kita kepada Al-Quran akan dapat menghantarkan seseorang kealam yang menenangkan dan menyejukkan jiwa,
sebagaimana firman Allah : Q.S. Al-Isra : 82. Al-
Thabathaba‟I mengemukakan bahwa makna syifa dalam al-quran memiliki makna terapi ruhani, yang dapat menyembuhkan penyakit batin.
Dengan membaca Al-Quran seseorang dapat mempertahankan keteguhan jiwa
dan penyakit batin seperti keraguan dan kegoncangan jiwa, mengikuti hawa nafsu dan perobatan jiwa yang rendah.
f. Dzikir
Dalam al-quran, dzikrullah biasanya secara kohensif berkaitan dengan peningkatan kualitas keimanan seseorang atau amal shalehnya, disamping
sejumlah manfaat
yang dijanjikan
oleh Allah
SWT. Dzikrullah
mengembalikan kesadaran dan eksistensi manusia, juga menimbulkan beberapa efek, seperti ketenangan jiwa, pencerahan ilmu pengetahuan dan efek
psikologis yang positif. Efek inilah yang membentuk etikaakhlak kehambaan kita
dihadapan-Nya. Harapan-harapan akan
anugerah, implementasi
ketakwaan, sejumlah tindakan yang preventif terhadap kemunkaran dan lain sebagainya.
38
Melakukan dzikir sama nilainya dengan terapi refleksi, yaitu bentuk terapi dalam melakukan terapi refleksi, yaitu bentuk terapi dengan
menekankan supaya mengantarkan klien, bagaimana cara ia harus beristirahat melalui pengurangan ketegangan-ketegangantekanan psikologis.
Dzikir merupakan cara olah batin yang paling efektif untuk menyembuhkan stress dan penyakit psikosomatik.
39
Dzikir melibatkan dua dimensi sekaligus, yaitu dimensi duniawi dan dimensi ukhrawi. Apalagi jika
disertai dengan rasa ikhlas, khusyu‟, tawakal dan tawadhu‟. Dimensi duniawi akan membawa kebaikan dalam bentuk kesehatan dan kekuatan jasmani.
Sedangkan dimensi ukhrawi akan membawa peningkatan iman dan takwa, kesucian jiwa, kesadaran akan hakikat kejadian diri serta tujuan hidup yang
sebenarnya.
40
Ada beberapa pengaruh yang di petik dari zikir yang dipanjatkan oleh seseorang kepada Allah SWT, baik zikir itu berupa istighfar, kesabaran atau
tasbih. Diantara pengaruh yang ditimbulkan oleh dzikir ialah menimbulkan ketenangan hati, dan jika hati seseorang telah tenang, maka akan tenang
pulalah jiwanya dan sembuhlah semua penyakitnya. Alasan mengapa dzikir itu efektif sebagai terapi psikosomatik adalah
karena bunyi-bunyi vocal panjang kalimat La ilaha illallahu terutama bergema di dalam hati, menyebabkan terjadinya penyebaran sifat-sifat Tuhan yang
hebat sekali dalam tempo yang sangat singkat. Selain itu, nafas dikempa dan dipadatkan dengan cara menghasilkan panas tinggi. Dan panas tinggi itu
membakar habis segala kotoran fisik dalam tubuh.
41
Dzikir itu sendiri sudah mengandung obat bagi usaha penyucian jiwa, karena di waktu orang mengingat tuhannya dengan jujur dan ikhlas, maka
jiwanya akan thuma‟ninah dan tenang. Dzikir itu akan membersihkan hati dari penyakitnya dan akan menimbulkan rasa aman dan ketenangan serta akan
membuat hidup penuh dengan cita dan harapan. Dzikir yang ikhlas sungguh merupakan salah satu pengobat penyakit jiwa, karena dapat mencerminkan
hati, dapat mengubah rasa takut menjadi aman dan merubah rasa gelisah menjadi tenang.
42
g. Doa
Doa adalah salah satu bentuk hubungan hamba dengan Tuhannya. Di dalam doa itu seseorang dapat dengan bebas mengemukakan masalah yang
dihadapinya, sehingga masalah itu dapat ia salurkan dan diadukan kepada Tuhan melalui doa itu, dengan demikian beban dalam jiwanya tidak
mengganggu dan menimbulkan psikosomatik. Para ahli psikosomatik, psikiater dan psikolog banyak sekali yang
menggunakan doa dalam menyembuhkan pasien-pasiennya. Dr. Carel pemegang hadiah nabel tahun 19112 untuk ilmu kedokteran pernah
mengatakan bahwa bila doa itu dilaksanakan dengan penuh khusyu, maka kesannya amat nyata dalam menyembuhkan penyakit kejiwaan dan
kebadanan. Ketentraman akan timbul sebagai buah dari doa. Apa yang dianjurkan oleh Dr. Carel itu memang sesuai dengan apa
yang anjurkan dalam al-quran, agar orang meminta tolong kepada Allah dengan jalan berdoa kepada Allah, seperti yang tersirat dalam firman Allah
berikut ini :
“Mohonlah pertolongan melalui sabar dan shalat, sesungguhnya hal ini betul-betul berat kecuali bagi orang-
orang yang khusyu”. Al-Baqarah : 45.