67
Pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah berzaskan iman dan taqwa, keterbukaan dan kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
2
Zakat, infaq dan shadaqah diupayakan mendorong aparat dan masyarakat agar mau
menginfaqkan sebagian hartanya sesuai denfan kemampuan menurut aturan syariah Islam, dan ini diatur dalam al-Quran Surat at-Taubah ayat 103 yang berbunyi:
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar
lagi Maha mengetahui. QS. At-Taubah {9} ayat 103.
Yang menarik disini adalah ketentuan zakat profesi 2,5 yang diambil dari pendapatan seorang Muslim yang bekerja atau berprofesi setelah dikeluarkan pajak.
Profesi yang dimaksud adalah PNS Pegawai Negeri Sipil, pejabat negara, pengusaha dan pedagang Muslim. Ketentuan adanya zakat profesi tersebut ditaati
hingga kini oleh seluruh PNS dan dinas-dinas yang ada di Kota Solok.
3
Hasil pengumpulan zakat digunakan untuk mustahiq
4
sesuai dengan ketentuan agama, pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas
kebutuhan mustahiq dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif, persyaratan
2
Pasal 2 dalam Bab II Perda No. 13 Tahun 2003 tentang pengelolaan Zakat
3
Wawancara pribadi dengan Asfiyeni, Kabag Hukum dan Persidangan.
4
Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat.
68
da prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 BAZ dan LAZ dapat menerima harta selain zakat, infaq dan shodaqah
seperti hibah, wasiat, waris dan kafarat didayagunakan untuk usaha yang produktif. Badan Amil Zakat BAZ Kota Solok selama tahun 2009 telah menyalurkan
zakat kepada masyarakat kurang mampu serta beasiswa bagi pelajar berprestasi sebesar Rp 201 juta. Ketua BAZ Kota Solok, Suryadi Nurdal, mengatakan, Zakat
tersebut telah diserahkannya sejak petengahan tahun 2009. Dana tersebut merupakan zakat dari pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Kota Solok dan pengusaha atau
wiraswasta di Kota Solok, katanya. Adapun pembagian dana zakat tersebut yakni, Rp 11.500.000 untuk 23 orang di Kelurahan Simpang Rumbio, Rp 14.500.000 untuk
29 orang di Kelurahan KTK, Rp 6.500.000 untuk 15 orang di Kelurahan Sinapa Piliang, Rp 31 juta untuk 62 orang di Kelurahan Enam Suku. Rp 13 juta untuk 26
orang di Kalurahan Koto Panjang, Rp 20.500.000 untuk 41 orang di Kelurahan Air Mati, Rp 16.500.000 untuk 33 orang di Kelurahan Kampung Jawa. Rp 11.900.000
untuk 25 orang di Kelurahan Nan Balimo, Rp 19.500.000 untuk 39 orang di Kelurahan Tanjung Paku, Rp 7.500.000 untuk 15 orang di Kelurahan Laing dan Rp
22.500.000 untuk 75 orang siswa berprestasi namun tidak mampu di Kota Solok.
5
5
Baz Kota Solok salurkan zakat Rp 201 juta selama 2009, dari sumber: www.sitinjaunews.com
69
2. Perda Kota Solok No. 6 Tahun 2005 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Maksiat di Kota Solok
Kota solok yang dijuluki Kota Beras Bersih, Elok, Aman, Sentosa memiliki tatanan kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi falsafah Adat Basansi Syarak,
Syarak Basandi Kitabullah,
6
karenanya itu harus dijaga dan dilestarikan nilai-nilainya kedalam tatanan norma kehidupan masyarakat. Untuk mengantisipasi perbuatan
maksiat sebagai penyakit masyarakat yang dilakukan oleh orang dan atau kelompok yang dapat menimbulkam keresahan dilingkungan masyarakat serta mengakibatkan
terganggunya tatanan kehidupan sosial ekonomi, norma-norma agama dan adat serta kehancuuran mental dan moral masyarakat yang pada akhirnya akan merusak
ketertiban umum, maka hal tersebut perlu ditertibkan dan diatur guna pencegahan dan penanggulan penyakit masyarakat ditengah masyarakat dengan mengeluarkan Perda
No. 6 Tahun 2005 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Maksiat di Kota Solok. Peraturan daerah ini bertujuan untuk menerapkan prinsip dan filosofi Adat
Basansi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah di Kota Solok; melindungi masyarakat dari akibat adanya berbagai bentuk perbuatan maksiat; mendukung penegakan hukum
yang optimal terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berhubungan
6
Postulat adat ini sangat tegas menggariskan bahwa yang menjadi sendi dasar adat istiadat masyarakat Minang adalah sara’ syariat Islam yang bersumber dari Kitabullah al-Qur`an dan as-
Sunnah.
70
dengan maksiat; dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam mencegah perbuatan maksiat.
7
Perda ini juga mempertimbangkan dan mencantumkan 22 sebelas perundang-undangan dan peraturan, baik pusat maupun daerah, yang dijadikan
landasan pijak dari sisi jurisprudensinya sebagaimana terlampir dalam Perda. Perda ini memiliki VII Bab, 21 Pasal, dan 66 ayat serta disertai dengan Penjelasan.
Perbuatan maksiat yang diatur dalam perda ini diklasifikasikan sebagai berikut: Melakukan perzinaan; Melakukan perbuatan asusila dan atau porno aksi;
Meminum minuman keras; Kegiatan yang dilarang pada Bulan Ramadhan; Menyalahgunakan narkotika, psikotropika, dan obat terlarang lainnya; Pornografi;
Permainan ketangkasan bagi anak sekolah; dan melakukan perjudian.
8
Dalam pelaksanaan Perda Kota Solok No. 6 Tahun 2005 tentang pencegahan dan pemberantasan perbuatan maksiat ini perlu adanya komponen-komponen
pendukung. Perda ini tidak akan berhasil jika hanya satu sisi saja yang berperan pemerintah, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan, dalam hal ini setiap ornag
atau seluruh elemen masyarakat mempunyai hak dan tanggung jawab dalam berrperan serta mewujudkan kehidupan yang bebas dari perbuatan maksiat dengan
cara memberikan informasi dan saran kepada instansi yang berwenang.
7
Pasal 3 dalam Bab II bagian kedua Perda No. 6 Tahun 2005 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Maksiat di Kota Solok
8
Pasal 4 dalam Bab III perda No. 6 Tahun 2005 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Maksiat di Kota Solok
71
Perda No 6 Tahun 2005 tentang pemberantasan dan pencegahan maksiat. Perda ini menurut beberapa pengamat nyaris tidak terealisasi akibat minimnya
sosialisasi ke masyarakat, selain itu masyarakat kurang dilibatkan dalam merancang Perda itu. Padahal landasan membuat sebuah aturan hukum mesti bermula dari
kebutuhan masyarakat. Jika masyarakat tidak butuh pastilah peraturan itu tak akan berjalan. Aturan yang telah dibuat dengan uang rakyat ini terkesan hanya menjadi
dokumen semata tanpa didukung implementasi yang berkejelasan.
9
Di Kota Solok tidak ada perda khusus yang mengatur tentang berpakaian muslim dan muslimah, tetapi dalam masalah ini Walikota Solok menghimbau agar
penyelenggara pemerintahan daerah dan warga masyarkat agar berpakaian muslim dan muslimah. Himbauan ini sudah diberlakukan sejak tahun 2008 dengan memakai
Perda No. 1 Tahun 2008 tentang Etika Pemerintahan Daerah Kota Solok. Himbauan menggunakan jilbab walaupun itu bukan kewajiban, tetapi hal ini
telah dilaksanakan di kantor-kantor pemerintahan daerah, sekolah, sudah banyak memakai jilbab dan memakai celana panjang untuk menutup aurat. Karena
bagaimanapun juga, jika hal ini terlaksana Insya Allah lambat laun perbuatan- perbuatan maksiat dan kejahatan akan sedikit berkurang. Apalagi ditambah dengan
9
Nelti Anggraini, Membaca partisipasi publik dalam mendorong lahirnya produk undang –
undang berdimensi agama di sumatra barat, diambil dari sumber http:neltianggraini.blogspot.com