35
dan  rasul-Nya,  maka  ia  wajib  mengikuti  kebenaran  yang  ia  telah  ketahui  itu. Betapapun  hukum  hanyalah  milik  Allah  dan  Rasul-Nya.  Inilah  yang  dimaksud
dengan adil al-adl, dalam ayat Alquran: Dan jika kalian memutuskan suatu perkara
di tengah masyarakat, maka putuskanlah dengan adil QS: an-Nisa: 58.
C. Otonomi Daerah
1. Pengertian Otonomi Daerah
Otonomi  atau  Autonomy  berasal  dari  dua  suku  kata  bahasa  Yunani,  yaitu: “autos”  yang  berarti  “sendiri  atau  self”  dan  “nomous”  yang  berarti  “hukum  atau
peraturan” yang berarti: memberi aturan sendiri, pemerintahan sendiri; atau hak untuk memerintah sendiri.
27
Secara etimologi, otonomi adalah kemampuan untuk membuat keputusan  sendiri  tentang  apa  yang  hendak  dilakukan  terlepas  dari  pengaruh  orang
lain, atau mengungkapkan apa yang ingin diperbuat.
28
Secara terminologi, otonomi berarti perasaan bebas.
29
Sering pula digunakan untuk  menyebut  hak  untuk  menentukan  sendiri  dalam  kebebasan  moral  dan
pemikiran  religius; atau  hak memerintah sendiri  self government bagian dari suatu kota, negara atau bangsa.
30
27
Liat  William  L.  Reece,  Dictionary  of  Philosophy  and  Religion:  Eastern  and  Western Though,  Exponded  Edition,  New  York:  Humanity  Books,  1996,  h.  54,  Kamus  Besar  Bahasa
Indonesia, Cet. I Jakarta: Balai Pustakan, 1998, h. 58
28
Baca Jhon Sinclair Ed,  Collins COBUIL English Language Dictionary, Cet. 6, London: Collins, 1990, h. 85
29
Baca  Paulo  Freire,  Pendidikan  Kaum    Tertindas,  Cet.  2,  Terj.  Redaksi,  Jakarta:  LP3ES, 1985, h. 16.
30
Reece, Pendidikan Kaum Tertindas, h. 16
36
Dalam Kamus  I lmiah Populer kata “Otonom” berarti “badan” Daerah yang
mendapat hak otonomi. Sementara “Otonomi” sendiri mengandung arti mengurus diri rumah tangga sendiri; pelaksanaan pemerintahan sendiri.
31
Dala m literature Belanda “Otonomi” searti dengan Zelfregering yang berarti
pemerintahan  sendiri,  yang  oleh  Van  Vollenhoven  di  bagi  menjadi  Zelfwetgeving membuat  undang-undang  sendiri,  dan  Zelfuitvoering  melaksanakan  sendiri,
Zelfrechtspraak mengadili sendiri, dan Zelfpolitie memerintah sendiri. Sementara  itu  dalam  konteks  otonomi  daerah,  otonomi  yaitu  memberikan
kewenangan  yang  luas,  nyata  dan  bertanggungjawab  kepada  daerah  secara proporsional,  yang  diwujudkan  dengan  pengaturan,  pembagian  dan  pemanfaatan
sumber  daya  nasional  serta  perimbangan  keuangan  pusat  dan  daerah,  sesuai  dengan prinsip-prinsip  demokrasi,  peran  serta  masyarakat,  pemerataan  dan  keadilan  serta
potensi  dan  keanekaragaman  daerah  yang  dilaksanakan  dalam  kerangka  Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam  kaitannya  dengan  politik  dan  pemerintahan,  Otonomi  Daerah  berarti self  government  atau
condition  of  living  under  one‟s  own  lows.  Artinya  otonomi daerah  adalah  daerah  yang  memiliki  legal  self  sufficiency  yang  bersifat  self
government  yang  diatur  dan  diurus  oleh  own  laws.
32
Dapat  diartikan  juga  bahwa Otonomi Daerah adalah “Hak wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan
mengurus  rumah  tangganya  sendiri  sesuai  dengan  peraturan  perundang-undangan
31
Pius A partanto dan M. Dahlan Al-barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994
32
Sarundajang,  Arus  Balik  Kekuasaan  Pusat  ke  Daerah,  Jakarta:  Pustaka  Sinar  Harapan, 1999, h. 2.
37
yang berlaku”. sedangkan Daerah Otonom adalah “Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai  batas  wilayah  tertentu  yang  berhak,  berwenang  dan  berkewajiban
mengatur  dan  mengurus  rumah  tangganya  sendiri  dalam  ikatan  Negara  Kesatuan Republik  Indonesia  NKRI  sesuai  dengan  peraturan  perundang-undangan  yang
berlaku.
33
Adapun  maksud  dan  tujuan  otonomi  daerah  sebagai  salah  satu  bentuk desentralisasi pemerintahan, pada hakikatnya ditujukan untuk memenuhi kepentingan
bangsa secara keseluruhan, melaui  pemberian, pelimpahan dan penyerahan sebagian tugas  atau  wewenang  oleh  pusat  ke  daerah  diharapkan  upaya  pemerintah
mewujudkan cita-cita masyarakat yang lebih baik, lebih adil dan lebih makmur akan mudah terealisasikan.
Tujuan  pemberian  otonomi  kepada  daerah  setidak-tidaknya  meliputi  empat aspek  sebagai  berikut:  aspek  politik,  aspek  manajemen  pemerintahan,  aspek
kemasyarakatan dan aspek ekonomi pembangunan.
34
2. Sejarah Penerapan Otonomi Daerah di Indonesia