DPMO dan Level Sigma Tahap Analisis

Untuk kadar gliserol bebas nilai C pk = -0,106= C pu , ini menunjukkan bahwa proses tidak mampu memnuhi batas spesifikasi atas kadar angka asam USL yaitu 0,02 karena berada dalam kriteria C pk 1, tetapi berbeda dengan nilai C pl = 1,109 menunjukkan bahwa proses mampu memenuhi batas spesifikasi bawah LSL yaitu 0,001 karena berada dalam kriteria C pk 1.

6.3. DPMO dan Level Sigma

Kegagalan per satu juta kesempatan atau Defect per Million Opportunities DPMO menunjukkan kemungkinan gagal yang akan terjadi dalam satu juta kesempatan. Untuk hasil perhitungan DPMO dan level sigma untuk setiap karakteristik mutu dapat dilihat pada Tabel 6.3. yaitu : Tabel 6.3. Nilai DPMO dan Level Sigma untuk Setiap Karakteristik Mutu No. Karakteristik Mutu Nilai DPMO Level Sigma 1 Kadar Angka Asam 39.200 3,2 2 Kadar Gliserol Total 78.310 2,9 3 Kadar Gliserol Bebas 626.430 1,1 Untuk kadar angka asam diperoleh DPMO 39,200, berarti dalam satu juta kesempatan yang ada terdapat 39,200 kemungkinan bahwa proses pembuatan biodiesel tidak mampu memneuhi spesifikasi biodiesel 0,4 – 0.8 . Untuk kadar gliserol total diperoleh DPMO 78.310, berarti dalam satu juta kesempatan yang ada terdapat 78.310 kemungkinan bahwa proses pembuatan biodiesel tidak mampu memneuhi spesifikasi biodiesel 0,08 – 0.24 . Untuk kadar gliserol bebas diperoleh DPMO 626.430, berarti dalam satu juta kesempatan yang ada terdapat 626.430 kemungkinan bahwa proses Universitas Sumatera Utara pembuatan biodiesel tidak mampu memneuhi spesifikasi biodiesel 0,001 – 0.02 .

6.4. Tahap Analisis

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap masalah yang terjadi. Pada tahap ini juga dicari apa yang menjadi penyebab terjadinya nilai karakteristik mutu berada diluar spesifikasi yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun penyebab-penyebab keadaan diatas terjadi dikarenakan oleh bebrapa hal, yaitu : 1. Kadar Angka Asam a. Adanya perbedaan kualitas material yang digunakan dalam proses produksi misalnya methanol yang terkontaminasi disebabkan penyimpanan yang kurang baik. Dengan kata lain, material yang digunakan harus benar-benar baik dalam kualitasnya dan perlu dilakukan inspeksi yang ketat dalam permintaan material tersebut karena akan berakibat buruk pada akhir proses.Methanol umumnya terbuat dari gas alam, termasuk jenis alkohol yang merupakan zat tak berwarna, netral, mudah terbakar b. Kesalahan dalam mengatur Settling pada mesin Transesterification Pump. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal yakni, Temperature transesetrification pada 1st Transesterification Reactor kurang pengawasan dari operator. Temperature transesterification pada saat proses produksi berjalan dibagian 1st Transesterification Reactor harus tetap terjaga sesuai dengan kisaran yang ditetapkan perusahaan yaitu pada Universitas Sumatera Utara suhu 60 – 70 C. Dengan temperature transesetrification semakin tinggi akan mepengaruhi kenaikan kadar angka asam yang berpengaruh terhadap kualitas biodiesel dari hasil produksi biodiesel. Kadar angka asam yang sesuai dengan standar prusahaan adalah maksimal 0,8. 2. Kadar Gliserol Total a. Adanya perbedaan kualitas bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yakni, pengecekan material kurang teliti dan kurangnya perhatian terhadap penyimpanan methanol. Dengan kata lain, material yang digunakan harus benar-benar baik dalam kualitasnya dan perlu dilakukan inspeksi yang ketat dalam permintaan material tersebut karena akan berakibat buruk pada akhir proses. b. Kesalahan menggunakan dan merawat mesin yang mengakibatkan mesin cepat rusak. Kerusakan mesin dapat dilihat pada mesin Glycerin Catalyst Pump. Kerusakan mesin disebabkan oleh kurangnya perawatan mesin dan kebersihan mesin yang tidak terjaga. 3. Kadar Gliserol Bebas a. Adanya perbedaan kualitas bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yakni, kurangnya ketelitian operator dalam bekerja, petugas QC yang mengukur dan menganalisis sampel material setiap material datang. Universitas Sumatera Utara b. Kerusakan mesin Glycerin Catalyst Pump dan kesalahan dalam mengatur Settling waktu Transesterification Heater. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perawatan mesin dan kebersihan mesin yang tidak terjaga dan kurangnya ketelitian operator dalam mengawasi waktu Transesterification Heater. Waktu Transesterification Heater yang ditetapkan perusahaan 60 – 90 menit. Ini berarti dengan menambahkan dan mengurangi waktu transesterifikasi akan memberikan kadar gliserol bebas semakin tingggi. Kadar gliserol bebas adalah maksimal 0,02 .

6.5. Tahap Perbaikan Improve