permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui permasalahan mana yang perlu mendapatkan prioritas perbaikan. Untuk
mendapatkan langkah-langkah perbaikan dapat diperoleh melalui pengumpulan ide-ide.
4. Tahap Pengendalian Control
Pengendalian merupakan tahap operasional terkahir dalam six sigma. Pada tahap ini ketika sebuah proses dapat ditingkatkan atau perlu diperbaikai, maka
langkah-langkah perbaikan yang telah didapat perlu didokumentasikan dan disebarluaskan, praktik-praktik terbaik yang sukses dalam meningkatkan
kualitas perlu distandarisasikan dan disebarluaskan. Ukuran-ukuran baru yang telah diperoleh dapat dijadikan dasar dalam peningkatan kualitas secara terus-
menerus.
3.10. Perhitungan Level Sigma
Perhitungan level sigma pada tingkat output dilakukan secara langsung pada produk akhir yang akan diserahkan kepada pelanggan. Pengukuran
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana output akhir dari proses itu dapat memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan sebelum produk itu diserahkan kepada
pelanggan. Berikut ini adalah langlah-langkah yang dapat digunakan dalam
perhitungan level sigma untuk data variabel : 1.
Menentukan proses apa yang ingin diukur. 2.
Menentukan nilai batas spesifikasi atas USL.
Universitas Sumatera Utara
3. Menentukan nilai batas spesifikasi bawah USL.
4. Menentukan nilai spesifikasi target T.
5. Menentukan nilai rata-rata
X
n X
X
n i
∑
−
=
1
6. Menentukan nilai standar deviasi σ
2
d R
=
σ
7. Menghitung kemungkinan cacat yang berada diatas nilai USL per satu juta
kesempatan DPMO
000 .
000 .
1 x
X USL
z P
USL DPMO
− ≥
=
σ
8. Menghitung kemungkinan cacat yang berada diatas nilai LSL per satu juta
kesempatan DPMO
000 .
000 .
1 x
X LSL
z P
LSL DPMO
− ≤
=
σ
9. Menghitung cacat per satu juta kesempatan DPMO
DPMO Total = DPMO USL + DPMO LSL
Universitas Sumatera Utara
10. Mengkonversikan nilai DPMO kedalam nilai sigma dengan menggunakan
tabel sigma.
7
3.11. Process Capability
Process Capabilty merupakan kemampuan proses untuk memproduksi atau menyerahkan output sesuai dengan ekspektasi dan kebutuhan pelanggan.
Process Capability sering dinotasikan sebagi Cp, merupakan suatu ukuran kinerja kritis yang menunjukkan proses mampu menghasilkan sesuai dengan spesifikasi
produk yang ditetapkan oleh manajemen berdasarkan kebutuhan dan ekspektasi produk yang ditetapkan oleh manajemen berdasarkan kebutuhan dan ekspektasi
pelanggan.
8
deviasi dar
s LSL
USL Cp
tan 6
− =
Perlu dipahami bahwa indeks Cp mengacu kepada CTQ Critical To Quality tunggal atau item karakteristik kualitas individual. Indeks Cp mengukur
kapabilitas potensial atau yang melekat dari suatu proses yang diasumsikan stabil, dan biasanya didefinisikan sebagai :
Disini USL = Upper Specification Limit Batas Spesifikasi Atas dan LSL = Lower Specification Limit Batas Spesifikasi Bawah. Kedua nilai USL dan LSL
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. Sedangkan standar deviasi merupakan ukuran variasi proses atau penyimpangan dari nilai target yang
7
Vincent Gaspersz, Pedoman Implementasi Program Six Sigma Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2002, pp. 119-124
8
Vincent Gasverz, Total Quality Manajement, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, , 2001, pp. 308-309.
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan. Process Capability hanya diukur untuk proses yang stabil, sehingga apabila dianggap tidak stabil, maka prose situ harus distabilkan terlebih dahulu.
Dengan demikian nilai standar deviasi yang digunakan dalam pengukuran process capability Cp harus berasal dari proses yang stabil, sehingga merupakan variasai
yang melekat pada proses yang stabil itu Common-Cause Variation. Kriteria penilaian indeks kapabilitas proses adalah :
1. Jika Cp 1,33, maka kapabilitas proses sangat baik.
2. Jika 1,00
≤ Cp ≤ 1,33, maka kapabilitas proses baik, namun per lu pengendalian ketat apabila Cp mendekati 1,00.
3. Jika Cp 1,00, maka kapabilitas proses rendah, sehingga perlu ditingkatkan
kinerjanya melalui peningkatan prose situ.
3.12. Uji kecukupan Data