ASEAN Ministerial Meeting on Drug Matters AMMD

55 AMMTC kesepuluh ini juga memperkenalkan perdagangan ilegal satwa liar, kayu dan penyelundupan manusia sebagai area baru kejahatan lintas nasional yang berada di bawah pengawasan AMMTC. 96 Perluasan cakupan dalam masalah kejahatan lintas negara merupakan amanah dari cetak biru APSC yaitu pada poin yang berbunyi, “Meningkatkan kerjasama dalam menangani ancaman kejahatan lintas negara lainnya, termasuk perdagangan ilegal satwa liar dan kayu sebagaimana penyelundupan manusia, sejalan dengan konvensi internasional yang relevan. 97 Pertemuan untuk membahas kejahatan lintas negara ini selain melibatkan negara-negara di kawasan ASEAN juga melibatkan negara-negara mitra ASEAN dalam mekanisme AMMTC+3 yang melibatkan tiga negara mitra ASEAN yaitu China, Jepang, dan Korea Selatan. Kemudian terdapat kerjasama tersendiri antara ASEAN dan China dalam mekanisme AMMTC+China serta ASEAN dengan Jepang dalam mekanisme AMMTC+Japan. 98 Penguatan kerjasama dengan negara mitra ASEAN ini sejalan juga dengan cetak biru APSC bagian B.1.5. yaitu penguatan kerangka kerjasama ASEAN Plus Three untuk mendukung komunitas ASEAN. 99

2.3.6. ASEAN Ministerial Meeting on Drug Matters AMMD

Pertemuan para menteri dalam permasalah narkoba merupakan salah satu mekanisme kerjasama yang masuk dalam salah satu poin cetak biru APSC. Poin 96 Ibid, hal. 3 97 Lihat: ASEAN 2025: Forging Ahead Together. hal. 34 98 Lihat : http:www.asean.orgasean-political-security-communityasean-ministerial-meeting-on- transnational-crime-ammtcjoint-statementscommuniques diakses pada 21 Maret 2016 Pukul 18.15 WIB 99 Lihat: ASEAN 2025: Forging Ahead Together. hal. 33 Universitas Sumatera Utara 56 tersebut berbunyi, “meningkatkan peranan the ASEAN Ministerial Meeting on Drug Matters AMMD dan ketuanya dalam menyiapkan panduan strategi mewujudkan Drug-Free ASEAN dan penguatan kerjasama pemberantasan permasalahan narkoba.” 100 AMMD sendiri telah terlaksana empat kali, dan petemuan keempatnya dilaksanakan pada 29 Oktober 2015 di Malaysia. AMMD tersebut masuk ke dalam cetak biru APSC menunjukkan keseriusan dari negara-negara di kawasan ASEAN dalam merumuskan strategi penanganan penyalahgunaan narkoba di negara-negara ASEAN. 101 a. Peningkatan produksi narkoba jenis opium di Golden Crescent; Pertemuan keempat tersebut menghasilkan sebuah Chairman’s Statement sebagai bentuk pernyataan tentang keseriusan negara-negara di kawasan ASEAN untuk mencegah dan menangani permasalah narkoba. Pernyataan tersebut juga menyatakan bahwa, meskipun terdapat peningkatan perkembangan yang dicapai di tingkat nasional dan regional, para menteri berbagi perhatian mereka tentang : b. Ancaman Amphetamine-Type Stimulants dan pengalihan dari prekusror yang terus mengalir ke kawasan; c. Peningkatan ancaman dari narkoba sintetis, seperti New Psychoactive Substances, dan tantangan untuk menguatkan hukum. 102 100 Ibid. hal. 30 101 Lihat : http:www.asean.orgthe-4th-asean-ministerial-meeting-on-drug-matters-2 diakses pada 22 Maret 2016 pukul 13.18 WIB. 102 The 4th ASEAN Ministerial Meeting on Drug Matters 29 October 2015, Langkawi, Malaysia Chairman’s Statement. hal. 2. Universitas Sumatera Utara 57

2.3.7. ASEAN Regional Forum ARF