57
2.3.7. ASEAN Regional Forum ARF
ASEAN Regional Forum ARF merupakan hasil dari kesepakatan pada pertemuan para menteri ASEAN yang ke-26 di Singapura, tepatnya 23-25 Juli
1993. Pertemuan perdana ARF dilaksanakan di Bangkok, 25 Juli 1994.
103
ARF sendiri masuk ke dalam cetak biru APSC sebagai salah satu bentuk mekanisme
kerja sama dalam menangani masalah keamanan. Poin yang menyebutkan ARF di dalam cetak biru APSC berbunyi, meningkatkan peranan ketua dari ASEAN
Regional Forum ARF dalam meningkatkan dialog dan kerjasama pada isu-isu politik-keamanan melalui promosi dari langkah-langkah pembangunan
kepercayaan diri, aktifitas diplomasi preventif sebagai langkah awal resolusi konfik.
104
ARF diikuti oleh beberapa negara selain negara-negara anggota ASEAN. Negara-negara di luar anggota ASEAN tersebut ialah Australia, Bangladesh,
Kanada, Tiongkok, Korea Utara, Uni Eropa, India, Jepang, Mongolia, Selandia Baru, Pakistan, Papua Nugini, Korea Selatan, Russia, Sri Lanka, Timor-Leste, dan
Amerika Serikat.
105
ARF sudah melakukan pertemuan sebanyak 22 kali hingga tahun 2015. Pertemuan ke-22 ARF dilaksanakan pada 6 Agustus 2015 di Kuala
Lumpur, Malaysia.
106
103
Lihat :
Pertemuan ARF ini dilakukan sebanyak satu kali dalam satu tahun.
http:aseanregionalforum.asean.orgabout.html diakses pada 22 Maret 2016 pukul 16.23 WIB.
104
Lihat: ASEAN 2025: Forging Ahead Together. hal. 30.
105
Lihat : http:aseanregionalforum.asean.orgabout.html diakses pada 22 Maret 2016 pukul 16.23 WIB.
106
Chairman’s Statement Of The 22nd Asean Regional Forum Kuala Lumpur, 6 August 2015. hal. 1 diunduh dari http:www.mofa.go.jpfiles000094509.pdf pada 22 Maret 2016 pukul 16.30 WIB.
Universitas Sumatera Utara
58
Isu-isu terkait keamanan non tradisional juga masuk ke dalam dari Chairman’s Statement pada ARF ke-22. Disebutkan bahwa para menteri
menggaris bawahi kebutuhan untuk menjadikan ARF lebih efektif dan efisien dalam menyediakan kontribusi berarti untuk mencegah peningkatan tantangan
keamanan tradisional dan non tradisional yang kompleks. Menuju hal tersebut, para menteri menekankan kebutuhan untuk memastikan implementasi
komprehensif dari the Hanoi Plan of Action to Implement the ARF Vision Statement, sebagaimana rencana-rencana kerja yang lain di bawah area prioritas
masing-masing untuk mendukung langkah-langkah ARF dalam pembangunan kepercayaan diri.
107
Isu-isu keamanan non tradisional yang masuk ke dalamnya adalah penanganan bencana, pemberantasan terorisme dan kejahatan lintas negara,
serta tidak ada proliferasi dan pelucutan senjata.
108
2.3.8. Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters