Jenis Penelitian Metodologi Penelitian

26 mengatasi masalah keamanan non tradisional, negara tetap menjadi aktor utamanya. Berdasarkan hal tersebut, teori realisme akan digunakan pada bagian pembahasan dalam penelitian ini. Teori realisme dipilih karena teori ini membenarkan adanya kerjasama antar negara dalam mengatasi masalah keamanan nasionalnya. Kemudian teori realisme digunakan juga karena dalam ASEAN Political Security Community yang menjadi aktor utamanya adalah negara. Penggunaan teori realisme akan digunakan untuk menunjukkan kesenjangan antara undang-undang, dan keberadaan badan-badan sektoral dengan kondisi ancaman terorisme dan narkoba di Indonesia. Teori ini juga akan menunjukkan upaya penciptaan balance of power antar negara anggota ASEAN dalam mencegah dan menangani masalah terorisme dan narkoba.

1.6. Metodologi Penelitian

1.6.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis kualitatif yang diartikan sebagai bentuk penelitian yang mengeksplorasi dan memahami makna dari masalah sosial atau kemanusiaan. 56 Penelitian ini akan mengungkapkan masalah keamanan non tradisional di Indonesia. Kemudian penelitian ini akan mengungkapkan bagaimana keberadaan Penelitian kualitatif ini akan mengeksplorasi masalah dengan cara mengumpulkan data dari tema yang bersifat khusus menuju kepada tema yang bersifat umum dengan tujuan akhir menafsirkan makna data. 56 Lihat John W. Creswell. 2014. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal. 4. Universitas Sumatera Utara 27 kapabilitas Indonesia bentuk peraturan dan badan-badan untuk menghadapi masalah keamanan non tradisonal yang ada di Indonesia. Masalah keamanan yang akan dibahas adalah sesuai dengan cetak biru APSC karena Indonesia merupakan aktor yang terlibat dalam APSC tersebut. Selain mengungkapkan kondisi keamanan non tradisional yang dialami Indonesia beserta kapabilitas nasionalnya, penelitian ini juga akan menunjukkan kerjasama antara Indonesia dengan negara- negara ASEAN dalam rangka pelaksanaan cetak biru APSC. Peraturan, badan-badan, serta kerjasama antar negara dalam rangka pelaksanaan cetak biru APSC itu menjadi penting karena hal tersebut merupakan mekanisme yang harus dilakukan Indonesia untuk mengatasi masalah keamanan non tradisional. APSC sendiri menekankan kepada langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan melalui penguatan peraturan dan badan-badan di dalam negeri yang dibuat sesuai dengan panduan dari cetak biru APSC. Cetak biru APSC ada sebagai panduan terhadap mekanisme-mekanisme yang perlu dilakukan dalam mengatasi masalah keamanan non tradisional di tiap negara anggota ASEAN. Teori realisme digunakan dalam pembahasan di penelitian ini karena realisme membenarkan adanya kerjasama antar negara dalam mengatasi masalah keamanan nasionalnya seperti yang dilakukan oleh Indonesia dengan mengikuti APSC. Kemudian teori realisme digunakan karena dalam APSC yang menjadi aktor utamanya adalah negara. Teori ini juga digunakan karena APSC menekankan penggunaan kapabilitas nasional dalam bentuk undang-undang dan Universitas Sumatera Utara 28 badan-badan tiap negara untuk menghadapi ancaman keamanan non tradisional tiap negara sebagai bentuk penghormatan terhadap kedaulatan negara anggotanya. Pendekatan realisme digunakan untuk melihat bagaimana undang-undang dan peraturan lainnya, badan-badan dan kerjasama antar negara ASEAN yang dilakukan Indonesia dalam ruang lingkup APSC untuk mencegah dan menangani masalah keamanan non tradisionalnya.

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data