10
Kapabilitas nasional itu dapat berupa peraturan atau dasar hukum, dan badan- badan.
Penguatan kapabilitas nasional di negara masing-masing merupakan upaya untuk menciptakan kesamaan pandangan dan pemerataan kekuatan dalam
menghadapi ancaman keamanan non tradisional. Hal tersebut dilakukan karena cetak biru APSC menyatakan penghormatan prinsip independensi, kedaulatan,
kesetaraan, integritas wilayah, non interference, dan identitas nasional.
23
1.2. Rumusan Masalah
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa permasalahan tiap negara tidak dapat diurusi oleh negara lain yang ada di dalam kawasan. Penguatan tersebut juga
dilakukan di tiap negara demi menjaga kedaulatan negara seiring dengan upaya mewujudkan kawasan yang aman, damai dan stabil.
Masalah keamanan non tradisional ialah ancaman terhadap keamanan manusia yang ada di dalam suatu negara. Masalah keamanan non tradisional itu
dapat berupa kejahatan transnasional, terorisme, perdagangan narkoba, perdagangan manusia, penyelundupan senjata, cybercrimes, pengamanan lintas
batas, dan penanganan bencana. Masalah keamanan non tradisional ini berbeda dengan masalah keamanan tradisional yang mengancam kedaulatan sebuah negara
karena bentuk ancamannya berbentuk perang untuk merebut wilayah, atau pemaksaan terhadap penerapan ideologi tertentu.
23
Ibid. hal. 21
Universitas Sumatera Utara
11
Penanganan yang dilakukan pun berbeda, masalah keamanan tradisional ini harus dihadapi dengan kekuatan militer sedangkan masalah keamanan non
tradisional dapat dihadapi dengan penguatan undang-undang, badan-badan sektoral, serta kerjasama antar negara seperti yang dilakukan Indonesia dengan
mengikuti APSC. Namun, prinsip-prinsip yang ada di dalam cetak biru APSC seperti disebutkan sebelumnya memberikan dilema tersendiri dalam mewujudkan
komunitas politik-keamanan ASEAN. Penguatan kapabilitas nasional untuk menghadapi ancaman keamanan non tradisional pun mesti dilakukan tiap negara
berdasarkan kondisi keamanan non tradisional di dalam negerinya masing-masing. Hal tersebut terjadi karena kondisi keamanan non tradisional di tiap negara
berbeda dan negara lain tidak dapat ikut campur dalam menangani permasalahan tersebut.
Begitu pula yang terjadi di Indonesia sebagai negara yang ikut tergabung dalam APSC dan memiliki masalah ancaman terorisme dan narkoba. Indonesia
harus melakukan penguatan terhadap undang-undang dan peraturan lain serta badan-badan di Indonesia untuk mengurusi permasalahan terorisme dan narkoba.
Kedua permasalahan ini akan menjadi pokok pembahasan karena dalam cetak biru APSC sendiri terdapat perhatian lebih terhadap kedua permasalahan ini. Hal itu
ditunjukkan dengan terdapatnya 12 tindakan dalam kategori terorisme dan 14 tindakan dalam kategori narkoba, jumlah tersebut lebih banyak dibanding dengan
jenis ancaman keamanan non tradisional lainnya.
Universitas Sumatera Utara
12
Kapabilitas nasional menjadi hal penting karena dalam komunitas politik- keamanan ASEAN, Indonesia tidak dapat berharap bantuan dari negara lain dalam
menghadapi ancaman terorisme dan narkoba. Oleh sebab itu muncul pertanyaan, bagaimana undang-undang, peraturan lainnya, badan-badan dan kerjasama antar
negara ASEAN yang dilakukan Indonesia dalam ruang lingkup APSC untuk mencegah dan menangani masalah terorisme dan narkoba?
1.3. Tujuan Penelitian