ASEAN Law Ministers Meeting ALAWMM ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crimes

52 terorisme, humanitarian assistance and disaster management, operasi penjaga perdamaian, dan pengobatan militer. 87

2.3.4. ASEAN Law Ministers Meeting ALAWMM

Salah satu poin dalam bagian B 1.1 cetak biru ASEAN menyebutkan, meningkatkan peran ALAWMM dan ketuanya dalam penguatan hukum, dan kerjasama hukum di dalam ASEAN dan ketentuan hukum timbal balik dan bantuan peradilan antara negara anggota ASEAN untuk mendukung ASEAN Community. 88 ALAWMM pertama kali dilaksanakan pada 1986 di Bali, Indonesia dan dilakukan pertemuan setiap tiga tahun sekali. Maksudnya, keberadaan ALAWMM harus diperkuat untuk mendukung berbagai kebutuhan akan hukum dan peradilan dalam pelaksanaan Masyarakat ASEAN yang satu visi, dan satu identitas. 89 ASEAN Law Ministers Meeting ALAWMM di Bali tanggal 18-22 Oktober 2015 sepakat untuk meningkatkan the Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters MLAT menjadi sebuah instrumen ASEAN dan mempercepat finalisasi teks the Model ASEAN Extradition Treaty. 90 87 Lihat : Terdapat pula sebuah pernyataan bersama yang dihasilkan dalam ALAWMM ini. Pernyataan tersebut juga menyinggung masalah https:admm.asean.orgindex.phpabout-admmabout-admm-plus2013-01-22-10-59-35.html diakses pada 20 Maret 2016 pukul 20.45 WIB 88 Lihat: ASEAN 2025: Forging Ahead Together. hal. 30 89 Lihat : http:www.asean.orgasean-political-security-communityasean-law-ministers-meeting- alawmmoverview diakses pada 21 Maret 2016 pukul 13.50 WIB 90 Lihat :Media Publikasi Direktorat Kerjasama ASEAN. 2015. Masyarakat ASEAN : Maju Bersama Masyarakat ASEAN “ASEAN Adalah Kita” Edisi 10 Desember 2015. Jakarta : Direktorat Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia hal. 17 diunduh dari http:www.kemlu.go.id MajalahASEAN20Edisi2010.pdf pada 21 Maret pukul 14.00 WIB Universitas Sumatera Utara 53 pemberantasan kejahatan transnasional yang termasuk ancaman keamanan non tradisional di kawasan.

2.3.5. ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crimes

Pertemuan Para Menteri Bidang Kejahatan Transnasional merupakan pertemuan yang dilakukan sejak tahun 1997 dan yang paling baru dilaksanakan adalah AMMTC kesepuluh di Kuala Lumpur, Malaysia pada 29 September-1 Oktober 2015. 91 AMMTC ini dimasukkan ke dalam cetak biru APSC sebagai salah satu poin dalam bagian B.1.1 yang bunyinya ialah, “meningkatkan peranan the ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crimes AMMTC dan ketuanya untuk membahas kejahatan transnasional yang ada dan tampak, dalam kerjasama dan koordinasi dengan badan-badan ASEAN lain yang relevan. 92 AMMTC dipercayai untuk menangani delapan bidang kejahatan transnasional berupa terorisme, perdagangan manusia, kejahatan siber, bajak laut, kejahatan ekonomi, pencucian uang, penyelundupan senjata, dan penyelundupan narkoba. AMMTC berwenang untuk berkoordinasi pada badan-badan sektoral ASEAN yaitu, Senior Officials Meeting on Transnational Crime SOMTC, ASEAN Senior Official on Drug Matters ASOD, ASEAN Chiefs of National Pertemuan ini dilakukan secara berkala setiap dua tahun sekali. 91 Lihat : http:www.asean.orgasean-political-security-communityasean-ministerial-meeting-on- transnational-crime-ammtcoverview dikses pada 21 Maret 2016 pukul 16.15 WIB dan Press Statement for the 10 th ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime. hal. 1 diunduh dari http:www.asean.orgwp- contentuploadsimages2015OctoberammtcPress20Statement.pdf pada 21 Maret 2016 pukul 16.30 WIB 92 Lihat: ASEAN 2025: Forging Ahead Together. hal. 30 Universitas Sumatera Utara 54 Police ASEANPOL, dan Directors-General of Immigration and Heads of Consular Affais Divisions of the Ministries of Foreign Affairs DGICM. 93 Pada AMMTC yang ke sepuluh di Kuala Lumpur, 30 September 2015, menghasilkan sebuah Joint Statement yang berisi tentang pernyataan bersama dari para menteri ataupun pejabat yang menjadi wakil dari negara-negara anggota ASEAN dalam AMMTC. Pernyataan bersama itu berisi beberapa hal baru salah satunya adalah diadakannya AMMTC setahun sekali mulai tahun 2017. Kemudian, dalam ranah keamanan non tradisional kesepakatan bersama ini menghasilkan dua deklarasi, yaitu the Kuala Lumpur Declaration in Combating Transnational Crime dan the Kuala Lumpur Declaration on Irregular Movement of Persons in Southeast Asia yang masuk ke dalam poin ketujuh dan delapan. 94 AMMTC kesepuluh ini memperkenalkan the ASEAN Convention Against Trafficking in Persons, Especially Women and Children ACTIP dan mendorong percepatan ratifikasi serta implementasi dari the ASEAN Plan of Action Against Trafficking in Persons, Especially Women and Children APA yang masuk ke dalam poin ke tiga belas the Kuala Lumpur Declaration in Combating Transnational Crime. 95 93 Lihat : Press Statement for the 10 th ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime. hal. 1 diunduh dari http:www.asean.orgwp-contentuploadsimages2015OctoberammtcPress20Statement.pdf pada 21 Maret 2016 pukul 16.30 WIB 94 Joint Statement Of The Tenth Asean Ministerial Meeting On Transnational Crime 10th AMMTC hal. 2 diunduh dari http:asean.orgwp-contentuploadsimages2015OctoberammtcAdopted20Joint 20Statement20of20the2010th20AMMTC.PDF pada 21 Maret 2016 pukul 18.00 WIB 95 The Kuala Lumpur Declaration in Combating Transnational Crime. hal. 4 diunduh dari http:asean.orgwp-contentuploadsimages2015OctoberammtcKL 20DECLARATION20IN20 COMBATING20TNC.PDF pada 21 Maret 2016 pukul 18.03 WIB Universitas Sumatera Utara 55 AMMTC kesepuluh ini juga memperkenalkan perdagangan ilegal satwa liar, kayu dan penyelundupan manusia sebagai area baru kejahatan lintas nasional yang berada di bawah pengawasan AMMTC. 96 Perluasan cakupan dalam masalah kejahatan lintas negara merupakan amanah dari cetak biru APSC yaitu pada poin yang berbunyi, “Meningkatkan kerjasama dalam menangani ancaman kejahatan lintas negara lainnya, termasuk perdagangan ilegal satwa liar dan kayu sebagaimana penyelundupan manusia, sejalan dengan konvensi internasional yang relevan. 97 Pertemuan untuk membahas kejahatan lintas negara ini selain melibatkan negara-negara di kawasan ASEAN juga melibatkan negara-negara mitra ASEAN dalam mekanisme AMMTC+3 yang melibatkan tiga negara mitra ASEAN yaitu China, Jepang, dan Korea Selatan. Kemudian terdapat kerjasama tersendiri antara ASEAN dan China dalam mekanisme AMMTC+China serta ASEAN dengan Jepang dalam mekanisme AMMTC+Japan. 98 Penguatan kerjasama dengan negara mitra ASEAN ini sejalan juga dengan cetak biru APSC bagian B.1.5. yaitu penguatan kerangka kerjasama ASEAN Plus Three untuk mendukung komunitas ASEAN. 99

2.3.6. ASEAN Ministerial Meeting on Drug Matters AMMD