Auditor Switching X4 Landasan Teoritis .1 Integritas Laporan Keuangan Y

47

2.1.6 Auditor Switching X4

Independensi auditor merupakan hal yang menjadi kunci dalam kejujuran pengungkapan dan penilaian laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor. Hilangnya independensi auditor merupakan salah satu hal penyebab terjadinya kecurangan atau skandal manipulasi laporan keuangan, adanya kerja sama antara pihak internal dan Kantor Akuntan Publik dalam penilaian laporan keuangan mengakibatkan integritas laporan keuangan menjadi rendah. Hal ini yang menjadi alasan banyak negara untuk memperketat peraturan mengenai akuntansi keuangan dan profesi audit. Salah satu peraturan penting yang dibuat untuk mengatasi hal tersebut adalah Sarbanes-Oaxley Act SOA Act yang disahkan pada 25 Juli 2002 di Amerika Serikat yang mengatur tentang implementasi rotasi wajib audit partner atau auditor switching Munif 2003. Fenomena mengenai pergantian auditor atau Kantor Akuntan Publik sangat menarik untuk dikaji karena banyak factor yang mempengaruhi kepetusan perusahaan untuk melakakukan pergantian audito atau Kantor Akuntan Publik. Faktor-faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor klien maupun faktor yang berasal dari auditor. Menurut Febrianto 2009 pergantian auditor biasanya terjadi secara voluntary atau sukarela atau secara mandatory atau wajib. Rotasi auditor dianggap merupakan solusi dari independensi auditor dalam menjalankan Universitas Sumatera Utara 48 tugasnya, sehingga banyak negara lain yang melakukan hal sama, di Indonesia sendiri peraturan tersebut mulai diberlakukan pada tahun 2002. Pergantian secara wajib didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.012008 yang mengubah batas maksimal perikatan KAP dari lima tahun menjadi enam tahun, sedangkan jangka waktu untuk perikatan auditor dengan klien tetap sama yaitu tiga tahun. Pergantian yang dilakukan oleh perusahaan tidak selalu karena batas waktu yang habis sesuai aturan, tetapi perusahaan juga melakukan pergantian auditor secara sukarela voluntary. Mardiyah 2002 pergantian auditor secara voluntary disebabkan olehbeberapa faktor: 1. Faktor klien, yang meliputi kesulitan keuangan, presentase perubahan Return On Asset, dan pergantian manajemen. 2. Faktor auditor, yang meliputi audit fee dan kualitas audit. Menurut Aruna 2006 fenomena pemilihan auditor dinyatakan ada beberapa kondisi yang memicu suatu pergantian auditor, yaitu : 1. Perubahan dalam lingkungan kontrak klien. 2. Kecenderungan para manajer mencari auditor yang lunak ketika dalam kondisi terpuruk atau saat reputasi mereka tercemar. Bukti teoritis mengenai auditor switching didasarkan pada teori agency . Teori keagenan dikembangkan oleh Jensen dan Meckling 1976 menggambarkan hubungan keagenan agency relationship sebagai hubungan yang timbul karena adanya kontrak yang ditetapkan antara prinsipal yang menggunakan agen untuk melaksanakan jasa yang menjadi kepentingan Universitas Sumatera Utara 49 prinsipal. Ada dua bentuk hubungan keagenan yaitu antara manajer dan pemegang saham, serta hubungan antrara manajer dan pemberi pinjaman bondholder. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan masalah agensi disebabkan oleh adanya konflik kepentingan dan informasi asimetris antara prinsipal pemegang saham dan agen manajer. Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan prinsipal, sehingga memicu biaya keagenan agency cost. Dalam teori agency auditor independen berperan sebagai penengah kedua belah pihak agent dan principle yang berbeda kepentingan. Auditor memiliki fungsi sebagai pihak yang memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang dihasilkan di dalam laporan keuangan. Pemahaman auditor akan lingkungan industri klien tentunya akan membutuhkan waktu lebih untuk mempelajarinya, selain itu risiko terjadinya kesalahan oleh auditor karena belum mengerti dan memahami lingkungan industri klien merupakan hal yang harus dipertimbangkan. Menurut Wijayanti 2010 ketika klien mencari auditor baru terjadi ketidaksimetrisan informasi antara auditor dan klien. Hal ini terjadi karena informasi yang dimiliki klien lebih besar dibandingkan informasi yang dimiliki auditor. Pada saat itu klien pasti mencari auditor yang kemunglkinan besar akan sepakat akan praktik akuntansi perusahaan. Sehingga ada dua kemungkinan yang terjadi jika auditor bersedia menerima klien baru. Kemungkinan pertama adalah auditor memiliki informasi yang cukup lengkap Universitas Sumatera Utara 50 tentang usaha klien. Kemungkinan kedua auditor sebenarnya tidak memiliki informasi tentang klien tetapi menerima klien hanya untuk alasan lain, misalnya alasan finansial.

2.1.7 Kepemilikan Manajerial X5

Dokumen yang terkait

Pengaruh Auditor spesialis industri ukuran KAP auditor tenure dan independensi auditor terhadap manajemen laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

10 110 142

Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 79 80

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Kebutuhan Pendanaan Eksternal, Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pemilihan Auditor Eksternal: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2012-2014

7 35 110

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011)

0 9 136

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Auditor Swittching (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI)

0 4 127

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

2 10 86

Pengaruh Auditor Switching, Audit Report Lag, Reputasi Auditor, Opini Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Publik terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bei Periode 2011-2014

0 5 101

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS KAP, FIRM SIZE DAN LEVERAGE TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2013-2015.

2 33 41

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDITOR, TINGKAT PROFITABILITAS, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP AUDIT DELAY (Pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI Periode 2011 - 2013)

0 0 16

PENGARUH KUALITAS AUDITOR DAN SPESIALISASI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2012

0 0 13