Penjemuran Mengampia Penjemuran Mie

62 ini menjadi dasar untuk proses pengukusan. Dalam satu rak hanya ada 12-16 cetakan. Mereka membatasi jumlah satu rak karena akan mempengaruhi kematangan opak tersebut.

4. Pengukusan

Pengukusan dilakukan setelah adonan selesai dicetak semua. Opak dikukus kedalam sebuah bak yang dibawahnya ada tempat pembakarannya. Didasar bak tersebut ada kuali yang sangat besar. Kuali tersebut diisi air. Wajan berisi air tersebutlah yang membuat keseluruhan opak yang disusun dalam rak akan matang. Bahan bakar mengukus adalah kayu rambung atau blarak. Blarak adalah pelepah sawit yang suda kering. Mereka mendapatkan kayu serta blarak tersebut dari perkebunan sawit yang ada di depan dusun II. Kayu rambung mereka peroleh dari ladang rambung penduduk. Proses pengukusan dilakukan kurang lebih lima jam. Ketika pengukusan pemilik usaha harus tetap menjaga api, karena apabila kayu habis maka api akan mati jadi mereka harus mengontrol api tersebut agar opak cepat matang. Untuk mempermudah proses pengukusan, mereka menggunakan blower 16 untuk membuat api besar.

5. Penjemuran

Proses selanjutnya adalah penjemuran opak. Opak dijemur langsung dibawah sinar matahari dengan beralaskan plastik atau terpal yang sangat lebar. 16 blower adalah mesin seperti kipas kecil, menghasilkan angin yang diarahkan ke sumber api untuk membuat api menjadi besar. Universitas Sumatera Utara 63 Mereka menggunakan lahan yang ada disekitaran rumah untuk dijadikan lahan penjemuran. Proses penjemuran ini ada yang dilakukan oleh pemilik usaha ada pula yang dilakukan oleh pekerja. Opak yang telah dikukus disusun satu persatu diatas terpal. Kemudian setelah disusun opak ditinggalkan dan ditunggu hingga kering untuk diangkat. Opak dijemur hingga setengah kereing saja, tidak sampai 100 kering.

6. Mengampia

Setelah opak diangkat, kemudian opak dilepaskan dari plastiknya. Proses melepaskan plastik biasanya dilakukan sore atau malam hari ketika mereka sedang beristirahat. Melepaskan plastik tidak memerlukan waktu yang lama karena tidak terlalu sulit. Opak yang sudah terlepas dari plastik kemudian dipotong menjadi dua. Selanjutnya adalah proses mengapia opak menjadi mie. Ampia yang digunakan oleh pemilik usaha adalah ampia yang besar. Proses mengampia juga tidak memerlukan waktu lama karena alat yang mereka gunakan sangat membantu mereka. Biasanya mereka mengampia opak pada pagi hari. Jadi setelah diampia mie dapat langsung dijemur.

7. Penjemuran Mie

Setelah selesai di ampia mie selanjutnya dijemur hingga kering, mie harus benar benar kering supaya tidak jamuran dan tidak berbau. Menjemur mie tidak seperti menjemur opak. Karena sudah setengah kering maka mie rajanglebih cepat kering. Namun pemilik harus sering sering membalik mie supaya mie kering Universitas Sumatera Utara 64 secara merata. Mie yang sudah kering akan mereka masukkan kedalam goni besar. Setelah itu mereka susun didalam rumah mereka sampai ada agen yang mengambil mie untuk kemudian dijual. Proses yang panjang tersebut tidak dilakukan sampai selesai baru mereka memulai yang baru. Proses tetap dilakukan setiap hari dan mereka bisa melakukan beberapa proses dalam satu waktu. Seperti, mengupas ubi dan meletrek yang dilakukan dalam satu waktu. hal tersebut bisa mereka lakukan karena mereka menggunakan beberapa pekerja untuk bisa membantu mereka membuat mie rajang. Gambar 3.1: Proses mengupas Ubi Gambar 3.2: Proses mengampia Universitas Sumatera Utara 65 Gambar 3.3: Proses Mencetak Gambar 3.4: Proses mengukus Gambar 3.5: Proses menjemur opak 3.2 Spesialisasi Pekerjaan yang Terbentuk 3.2.1 Agen Ubi Kayu