Tolong Menolong Untuk Memelihara Hubungan Baik

128 Diskusi pemilik usaha juga bukan hanya masalah harga bahan pokok dan hasil produksi saja, mereka juga sering membicarakan upah pekerja. Tentu saja mereka harus kompak untuk memberikan upah antara satu pemilik dengan pemilik lainnya agar tidak terjadi masalah. Untuk itu mereka saling menginformasikan antara satu dengan yang lainnya.

8.3 Tolong Menolong Untuk Memelihara Hubungan Baik

Sifat toleransi masyarakat di Pegajahan ternyata terbawa dalam aktivitas pemilik usaha dalam melakukan proses produksi mie rajang. Sifat tolong menolong antara sesama pemilik usaha rupanya menjadi hal yang tidak tertinggal. Para pemilik usaha rupanya memiliki sifat saling tolong menolong untuk memperlancar proses produksi mereka. Kaktivitas tolong menolong yang mereka berikan seperti memberikan bantuan kepada pemilik usaha lain yang sedang memerlukan kayu untuk proses perebusan. Hal tersebut sering dilakukan oleh Pak Tupon dan Buk Santi. Pak Tupon selalu memiliki stok kayu bakar untuk proses perebusan, ia mencari terlebih dahulu kayu bakarnya sebelum proses perebusan, karena setiap hari Pak Tupon mencari kayu bakar maka stok kayu bakar beliau pun mencukupi untuk beberapa hari bahkan hampir seminggu. Berbeda halnya dengan Buk Santi yang suaminya bekerja di luar rumah, maka aktivitas mencari kayu bakar di upahkan oleh Buk Santi dengan tetangganya. Oleh sebab itu Buk Santi hanya mengupahkan pencarian kayu bakar ketika Ia memproduksi mie rajang, namun ketika libur Ia tidak mengupahkan pencarian kayu bakar. Kayu bakar yang diupahkan oleh Buk Santi akan habis Universitas Sumatera Utara 129 dalam satu kali pemakaian saja. Sementara itu adakalanya tidak ada orang yang bisa mencarikan kayu bakar Buk Santi. Maka insiden kekurangan kayu bakar sudah pasti pernah Ia alami. Karena rumah pak Tupon dan Buk Santi berdekatan maka ketika Buk Santi kesulitan kayu bakar, Buk Santi meminjam sejumlah kayu bakar milik Pak Tupon untuk mencukupi proses perebusan. Jumlah kayu yang dipinjamkan harus dihitung, karena Buk Santi akan mengganti sejumlah kayu yang di pinjamkan. Selain itu ada kalanya Buk Santi malu untuk meminjam kepada Pak Tupon, namun Pak Tupon yang peka terhadap kebutuhan tetangganya Ia pun menawarkan kayu bakar yang ada di rumahnya untuk bisa digunakan terlebih dahulu. Hal tersebut cukup membantu proses produksi Buk Santi, kalau tidak ada kayu bakar yang bisa digunakan maka proses perebusan tidak akan berjalan dan kerusakan opak mungkin saja terjadi karena opak sudah dicetak dan harus segera di rebus atau dikukus. Tolong menolong seperti itu sering dilakukan oleh sesama pemilik usaha mie rajang di Pegajahan tersebut. Selain membantu secara logistik, sesama pemilik usaha mie rajang pun sering saling tolong menolong dalam pemenuhan tenaga kerja upahan. Seringnya pekerja yang libur membuat pemilik usaha harus mencari pengganti pekerja. Maka dari itu pemilik usaha harus mengetahui siapa yang bisa bekerja untuknya. Meskipun banyak pekerja buruh upah di Desa Pegajahan, tidak selamanya dapat mudah ditemukan pengganti pekerja apabila semua pemilik usaha berproduksi. Hal tersebut dikarenakan setiap pemilik usaha mempunyai pekerja yang tetap, Universitas Sumatera Utara 130 maka kalau mereka semua memproduksi mie rajang, maka akan sulit untuk mencari pekerja yang mau menggantikan. Untuk itu pemilik usaha yang memerlukan pekerja biasanya akan bertanya kepada pemilik usaha yang lain untuk bertanya siapa yang bisa menggantikan pekerjanya yang sedang libur. pemilik usaha yang mengetahui siapa yang dapat menjadi buruh upah akan bilang kepada pemilik usaha yang membutuhkan untuk menghubunginya, atau tidak jarang pula pemilik usaha tersebut yang menghubungi pekerja yang dikenalnya tersebut. Walaupun pekerja berasal dari satu Desa yang sama, ada kalanya pemilik usaha tidak tau siapa yang sedang libur, selain itu mereka lebih suka menelepon pekerja untuk menggantikan daripada langsung menjumpai pekerja. Hal tersebut dirasa lebih praktis dari pada menjumpai mereka secara langsung. Proses tolong menolong yang mereka lakukan sepertinya berdampak baik bagi mereka sendiri, karena suatu saat masing-masing pemilik usaha pasti memerlukan bantuan dari pemilik usaha lainnya, maka dari itu mereka tetap memelihara kebiasaan tolong menolong diantara mereka. Proses tolong menolong juga secara tidak langsung memberikan dampak untuk pemerliharaan hubungan baik diantara mereka. Aktivitas tolong menolong mereka tidak disemua urusan produksi, ada batasan-batasan yang diberikan kepada pemilik usaha memberi bantuan kepada pemilik usaha lain. Seperti yang diberlakukan oleh Pak Tupon, Ia tidak pernah mau untuk memberikan bantuan berupa pinjaman modal kepada yang lainnya, selain itu Ia juga tidak mau meminjamkan mesin penggiling atau ampia miliknya, Universitas Sumatera Utara 131 baginya mesin merupakan nyawa bagi proses produksi, setiap pemilik usaha wajib mempunyai mesin. Kalaupun mesin mengalami kerusakan mereka harus memperbaikinya. Tetapi kalau meminjamkan pisau pengupas ubi tidak ada masalah bagi mereka. Hal tersebut senada dengan perkataan Pak Tupon dalam wawancara yang kami lakukan: “kalok aku sih gak masalah bantu mereka untuk pinjamin blarak atau pisau kupas ini, tapi aku gk mau kasih pinjam mesin, kalau dipinjamkan ya pasti bakalan gampang rusak, aku juga yang rugi benerinnya. Tapi sampek sekarang gak ada yang pernah minjam mesin, orang itu kan punya mesin sendiri”. Universitas Sumatera Utara 132

BAB IX PENUTUP