98
anggota bukanlah seorang pemilik usaha olahan ubi kayu. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah tersebut yaitu berupa peralatan seperti mesin penggiling serta
ampia. Bantuan tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi pemilik usaha dalam memajukan usaha mereka. Meskipun pada kenyataannya mesin yang mereka
peroleh tidak mereka gunakan karena mereka perlu memperbaiki terlebih dahulu agar bisa digunakan seperti apa yang diharapkan. Bantuan yang terakhir kali
diberikan dari pemerintah yaitu bantuan mesin penggiling kepada ibu Jaliah pada Oktober 2015.
5.3 Keterbukaan: Mendapat Perhatian dari Pihak Akademisi
Kabar mengenai banyaknya rumah produksi pengolahan ubi kayu sempat dikabarkan di media elektronik seperti tv dan radio juga media cetak Batak Post.
Munculnya mereka di media membuat pihak akademisi banyak yang tertarik untuk belajar bagaimana prosesnya, atau meneliti. Pihak akademisi yang saya
maksud adalah mahasiswa serta dosen yang datang kesana untuk melihat secara langsung pengolahan ubi kayu. Kegiatan para mahasiswa yang pernah dilakukan
di Desa Pegajahan yaitu, praktek kerja lapangan, meneliti dengan tujuan untuk skripsi, membuat program pengembangan masyarakat serta membuat penyuluhan
dengan tema-tema tertentu. Banyaknya perhatian dari orang lain disambut baik oleh pemilik usaha, mereka menerima dan ikut serta dalam kegiatan yang
dilakukan. Dengan sambutan baik yang dilakukan oleh pemilik usaha sedikitbanyaknya memberikan dampak positif bagi mereka. Manfaat yang mereka
terima yaitu adanya ilmu baru yang mereka peroleh, mengetahui bagaimana pasar mereka mahasiswa memberitahu bagaimana produk mereka dipasar dan apa yang
Universitas Sumatera Utara
99
diharapkan oleh konsumen, mendapat alat baru mahasiswa yang PKL membuat mesin baru bagi mereka sebagai hasil dari PKL mereka. Selain itu mereka juga
memperoleh rezeki tambahan dari tamu yang tinggal dan menetap dirumah pemilik usaha karena tamu tentu membayar uang tempat tinggal dan uang makan.
Perhatian bidang akademisi ini bukan hanya untuk menguntungkan kepentingan mereka saja. Namun mereka memberikan bantuan kepada pemilik
usaha untuk bisa dijadikan tambahan alat bagi pemilik usaha. Namun keluhan yang sering saya dengar adalah, para akademisi terkadang memberikan peralatan
yang tidak dibutuhkan oleh mereka. Mereka memberikan alat baru kepada pengolah untuk bisa menggantikan mesin produksi yang lama, atau mengganti
proses yang selalu mereka lakukan dengan menggunakan peralatan yang mereka berikan.
Menurut pemilik usaha, alat yang diberikan oleh para akademisi justru tidak bisa mereka manfaatkan sebagaimana yang diharapkan oleh mereka yang
memberi peralatan tersebut. Pemilik usaha telah terbiasa dengan proses produksi yang mereka laksanakan, mereka sulit menggunakan alat yang diberikan karena
merasa alat itu tidak bisa secara sempurna mengganti proses yang mereka jalani. Salah satu alat yang tidak tepat guna menurut pemilik usaha adalah diberikannya
oven besar mereka menyebutnya dengan oven raksasa yang bisa digunakan untuk mengeringkan ubi yang telah diolah. Oven tersebut diharapkan mampu
mengganti proses penjemuran yang bergantung dengan matahari. Mereka justru keberatan untuk menggunakan oven tersebut dikarenakan menurut mereka
memproduksi ubi dalam jumlah besar apabila dikeringkan dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
100
oven akan sangat merepotkan. Selain itu oven juga memerlukan gas atau listrik untuk dapat bekerja. Sedangkan mereka sangat menghemat biaya keluar untuk
menekan pengeluaran. Pemilik usaha dalam hal ini tidak pernah mengundang pihak akademisi untuk datang dan belajar di sana. Pihak akademisi datang dengan
sendirinya, mereka datang dan mengungkapkan tujuan mereka kepada pemilik usaha. Kebanyakan dari mereka mewawancarai pemilik usaha mengenai
bagaimana cara memproduksi mie rajang. Sebagian dari mereka memberikan iming-iming untuk memberikan bantuan kepada mereka. Baik itu bantuan untuk
memperbaiki alat, atau memberi peralatan yang baru. Dari sekian banyak mereka yang memberikan iming-iming hanya sebagian kecil saja yang benar-benar datang
dan menepati janji mereka. Mereka datang dalam kurun waktu yang lama, bahkan pemilik usaha sudah tidak lagi mengenali mereka. Selain mereka yang
memberikan bantuan ada pula sebagian dari mereka yang datang untuk meneliti kinerja mereka. Dari berbagai macam bidang mereka teliti, ada yang meneliti
bagian kebersihannya, keuangannya, bahkan teknologi yang digunakan. Sempat ada beberapa mahasiswa yang melakukan praktek kerja lapangan dan mereka
membuatkan mesin penggilingan baru dengan teknologi yang baru dari mereka. Banyaknya pihak yang memberikan perhatian kepada usaha pengolahan ubi
khususnya pengolahan mie rajang ini sedikit banyaknya telah memberikan pengaruh yang baik bagi mereka. Pemilik usaha bisa mendapatkan bantuan serta
memperoleh ilmu. Pihak yang lain juga mampu mendapatkan manfaat dari keberadaan usaha ini, sehingga masing-masing pihak memperoleh manfaat dari
kegiatan pengolahan ubi kayu tersebut.
Universitas Sumatera Utara
101
BAB VI TIDAK MENGEKSPLOITASI PEKERJA