101
BAB VI TIDAK MENGEKSPLOITASI PEKERJA
6.1 Keharmonisan Hubungan Kerja Dengan Pemilik Sebagai Perwujudan Kenyamanan Dalam Bekerja
Eksploitasi merupakan logika kapitalis dalam meningkatkan keuntungan atau modalRenton, 2009. Logika kapitalis lanjut renton adalah seperti adanya
kepemilikan tanah yang menyebabkan kemunculan proletariat atau buruh yang dikuasai oleh pemilik tanah atau borjuis. Dalam kapitalisme ada dua hal yang
perlu dipahami untuk mengerti bagaimana eksploitasi ini berlangsung. Pertama adalah kapitalis
21
dan ploretariat
22
. Kapital bisa berkembang dengan mengeksploitasi proletariat
23
. Dalam sistem ekonomi seperti dijelaskan diatas pengeksploitasian pekerja,
pengerahan tenaga dan waktu dari pekerja sangat diatur dengan ketat. Kesemua aturan waktu, tenaga, dan pikiran dilakukan untuk memenuhi target kerja. Seperti
dikatakan oleh Renton 2009 bahwa kaum kapital memiliki kecenderungan untuk memperpanjang jam kerja sepanjang yang dimungkinkan oleh fisik pekerja untuk
menaikkan surplus dari tenaga kerja dan juga laba yang diperoleh darinya. Target
21
Kapitalis adalah orang-orang yang memiliki alat-alat produksi lihat Renton, 2009: 209-211 dan Darmawan, Fazar Sandi. 2011.Teori Karl Marx Dalam Realita Kehidupan. Didalam
http:didanel.wordpress.com20110624teori-karl-marx-dalam-realita- kehidupandiakses
22
Ploretariat adalah para pekerja yang menjual kerja mereka dan tidak memiliki alat-alat produksi sendiri lihat lihat Renton, 2009: 33-52 dan Darmawan, Fazar Sandi. 2011.Teori Karl
Marx Dalam Realita Kehidupan. Didalam http:didanel.wordpress.com20110624teori- karl-marx-dalam-realita-kehidupandiakses
23
Darmawan, Fazar Sandi. 2011.Teori Karl Marx Dalam Realita Kehidupan. Didalam http:didanel.wordpress.com20110624teori-karl-marx-dalam-realita-
kehidupandiakses tanggal 28 April 2016,11:17 wib.
Universitas Sumatera Utara
102
kerja para pelaku ekonomi yang mengeksploitasi pekerja yaitu untuk meraup untung sebanyak-banyaknya sehingga produksi diusahakan sebisa mungkin agar
tidak berhenti. Perekonomian yang mengeksploitasi pekerja contohnya adalah sistem industri pabrik karet. Dalam industri pabrik karet, pabrik tetap berproduksi
selama 24 jam. Sistem tubuh manusia yang tidak bisa digunakan untuk bekerja selama 24 jam membuat industri membagi waktu kerja dalam beberapa shift.Jadi
pekerja yang bekerja akan tetap ada selama 24 jam dengan sistem pergantian pekerja dalam tiap shift
24
. Dalam ekonomi ubi sistem ekonomi yang terjadi memiliki perbedaan
dengan konsep eksploitasi. Moral ekonomi yang terbentuk dari para pelaku usaha di pengoalahan mie rajang yaitu adanya pola ekonomi yang bukan eksploitasi.
Pola yang terbentuk diantara pelaku ekonomi bukan untuk mempergunakan tenaga pekerja maupun waktu pekerja untuk memenuhi target keuntungan yang
mereka inginkan. Penggunaan tenaga para pekerja yang mereka lakukan tidak membuat pekerja tereksploitasi, karena target kerja yang mereka lakukan bukan
untuk memenuhi nafsu mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Dengan sistem kerja yang tidak mengeksploitasi pekerja maka hubungan
yang terjalin diantara pelaku usaha baik. Mereka memiliki banyak waktu selain bekerja untuk membangun relasi diantara mereka. Dalam ilmu kesehatan fisik
yang terlalu letih akan membuat pikiran menjadi letih pula. Makadari itu pekerja yang tidak keletihan secara terus menerus akan memberikan pemikiran yang baik
24
Untuk pemahaman lebih baik baca sub judul Pabrik Roti dalam Renton, 2009: 201-207
Universitas Sumatera Utara
103
sehingga mereka baik pula dalam berkomunikasi. Begitulah yang terjadi dalam ekonomi ubi ini.
6.1.1 Pekerja Tetap Namun Tidak Terikat
Dalam setiap usaha pasti ada aturan yang diberlakukan antara si-pemilik usaha dengan pekerjanya. Aturan yang dibuat tersebut diberlakukan dengan tujuan
agar tidak ada kesimpangsiuran dalam menjalankan kewajiban dan memperoleh hak yang semestinya didapat oleh pekerja dan pemilik usaha. Dalam usaha yang
umum ada yang membuat perjanjian khusus dengan pekerja dan menentukan apakah pekerja akan terikat dengan usaha tersebut atau tidak. Pekerja yang tetap
25
biasanya diterapkan oleh perusahaan maupun indutri besar atau usaha kecil yang dilakukan untuk menentukan siapa saja yang akan bertanggungjawab untuk
menyelesaikan satu bidang pekerjaan untuk waktu yang lama. Sementara itu disisi lain ada perusahaan maupun industri atau usaha kecil yang mempergunakan
pekerja yang tidak tetap pekerja lepas
26
. Pekerja yang bekerja di industri kerap berganti dan tidak tetap siapakah orangnya, asalkan pekerjaan siap dan beres.
Tentu ada kerugian serta keuntungan dari ke-dua sistem penentuan pekerja tersebut. Untuk pekerja yang tetap maka pekerja tidak diperkenankan bekerja
ditempat lain namun perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pekerja, baik itu
25
Berdasarkan Undang-Undang No 13 Tahun 2003: Pekerja tetap adalah pekerja yang memiliki perjanjian kerja dengan pengusaha untuk jangka waktu tertentu. Sugiarto.2014.Peraturan
Kerja Harian Lepas atau Karyawan Lepas didalam artonang.blogspot.co.id diakses pada 28 April 2016, 12:15 wib
26
Berdasarkan Undang-Undang No 13 Tahun 2003: Pekerja lepas adalah pekerja yang hanya menerima penghasilan apabila pekerja yang bersangkutan berkerja, berdasarkan jumlah hari
kerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang diselesaikan. Sugiarto.2014.Peraturan Kerja Harian Lepas atau Karyawan Lepas didalam artonang.blogspot.co.id diakses pada 28 April 2016,
12:15 wib
Universitas Sumatera Utara
104
sandang, pangan dan papan. Dalam konsep pekerja lepas tidak ada jaminan yang mereka terima dan tidak ada larangan untuk tidak bekerja lagi di perusahaan
tersebut. Dalam hal ini pekerja yang bekerja dalam pengolahan mie rajang di Desa
Pegajahan Dusun II termasuk ke dalam sistem pekerja tetap. Pekerja yang digunakan oleh pemilik usaha merupakan pekerja yang tetap dalam arti pekerja
yang bekerja dengan pemilik usaha merupakan orang yang itu-itu saja dan tidak berganti. Pekerjaan yang dilakukan oleh mereka juga itu-itu saja. Namun pekerja
tidak memperoleh jaminan apapun dari pekerjaan itu. Mereka hanya memperoleh gaji yang sesuai dengan pekerja saja.
Pekerja memang tidak mendapatkan jaminan lain, namun pemilik usaha tidak membatasi pekerja untuk tidak bekerja di tempat lain. Pekerja diperbolehkan
untuk bekerja di tempat usaha yang lain setelah mereka selesai bekerja di tempat pemilik usaha. Untuk itu pekerja yang bekerja di industri pengolahan mie rajang
ini tidak hanya bekerja di satu tempat saja. Mereka mampu bekerja di dua atau tiga tempat. Selain itu pemilik usaha juga tidak memberikan kewajiban untuk
selalu datang dan bekerja di tempat usahanya. Pemilik usaha memberikan kebebasan kepada pekerjanya apakah mau bekerja atau tidak. Hal tersebut
dilakukan oleh pemilik usaha kepada semua pekerjanya. Kebebasan yang diberikan oleh pemilik usaha kepada pekerja membuat
pekerja merasa tidak khawatir untuk bekerja di tempat lain. Satu hal yang menarik adalah pekerja diperbolehkan oleh pemilik usaha untuk tidak bekerja dengannya
dan bekerja ditempat lain. Jadi pekerja libur di tempat pemilik usaha dan bekerja
Universitas Sumatera Utara
105
di tempat lain. Misalnya yang dilakukan oleh Buk Muliani, pekerja Pak Tupon yang bekerja sebagai pencetakpeletrek. Ketika musim tanam tiba, Buk Muliani
sering izin tidak bekerja karena Ia ingin bekerja sebagai buruh tanam padi di sawah orang. Buk Muliani melakukan hal tersebut karena gaji menanam lebih
besar dari gaji mencetak opak ubi. Pak Tupon yang mengetahui hal tersebut tidak melarang Buk Muliani untuk tidak masuk kerja. Ia membiarkan Buk Muliani
bekerja nanam padi. “Kami gak pernah melarang Buk Muliani untuk kerja nanem,
namanya Dia mau punya gaji yang banyak, mungkin kebutuhannya lagi banyak, kan kasian kalau saya larang. Lagian pun kalau saya
larang nanti malah gak mau kerja lagi disini. Kan repot cari penggantinya, udah cocok sama Buk Mul. Masak kami larang dia
cari uang sih, kalau Buk Mul libur ya kan kami bisa kerjain sendiri kalau gk ya cari serepnya dulu untuk sementara” Pak Tupon, 42
Tahun : 12032016 11:15 Bekerja sebagai pencetak dalam sehari Buk Mul akan memperoleh gaji
paling banyak Rp. 40.000. Sedangkan untuk bekerja menanam Buk Mul bisa mendapat gaji kurang lebih Rp. 100.000. Meskipun beban kerja menanam lebih
melelahkan daripada mencetak tetapi hasil yang diperoleh cukup banyak. Maka dari itu Buk Mul akan memilih menanam ketika ada tawaran menanam padi.
Dengan kenyataan seperti itu lah saya menyimpulkan bahwa pekerja yang dipekerjakan oleh pemilik usaha merupakan pekerja yang tetap namun tidak
terikat. Keadaan tersebut menjadikan hubungan yang terjalin diantara mereka baik. Saling menghargai membuat mereka berhubungan secara harmonis.
Universitas Sumatera Utara
106
6.1.2 Servis Yang di Berikan Pemilik Usaha
Pemilik usaha memang tidak bisa memberikan jaminan kepada pekerjanya, karena usaha yang mereka lakukan merupakan usaha kecil. Namun cukup
membantu para tetangganya yang bekerja dengan mereka
27
. Gaji yang mereka berikan juga tidak banyak tetapi mampu membantu perekonomian tetangga,
setidaknya untuk membeli sayur mayur setiap harinya. Proses bekerja yang dilakukan dimulai dari pagi hari hingga siang hari.
Pekerjaan yang monoton membuat pekerja dan pemilik usaha berusaha untuk membuat keseruan dalam bekerja. Salah satu yang mereka lakukan yaitu
berbincang-bincang. Mereka selalu berbincang sepanjang bekerja, ada saja kelucuan yang terjadi ketika berbincang. Tema perbincangan mereka bisa apa
saja, tergantung dari isu apa yang lagi booming diperbincangkan banyak orang. Pemilik usaha juga berusaha supaya pekerja dan dirinya sendiri bekerja
dengan hati yang bahagia, untuk itu pemilik usaha menyediakan radio. Seperti apa yang dilakukan oleh Pak Tupon, Ia selalu menghidupkan radio ketika ada proses
bekerja. Pada dasarnya pak Tupon memang hobby mendengarkan musik. Hal tersebut Ia tularkan kepada pekerja nya. Musik yang selalu mereka dengarkan
adalah musik dangdut, karo, minang dan melayu. Musik yang mereka dengarkan sebenarnya tergantung dari apa yang di putar oleh penyiar radio. Namun mereka
suka mendengarkan musik-musik itu sambil mendendangkannya ketika mereka sedang bekerja.
27
Informasi dari Informan yaitu Kak Sri 32 Tahun yang bekerja sebagai pengupas
Universitas Sumatera Utara
107
Selain mendengarkan musik, pemilik usaha juga memberikan makanan serta minuman sebagai teman bekerja mereka. Makanan dan minuman sama pentingnya
dengan mendengarkan musik. Bekerja beberapa jam pasti kehausan, dan mungkin lapar karena belum sarapan. Pemilik usaha memberikan makanan ringan dan
minuman untuk menyenangkan pekerjanya. Pemilik usaha juga tidak ingin pekerjanya merasa tidak nyaman bekerja dengan mereka. Memberikan makanan
dan minuman merupakan salah satu upaya untuk membuat orang yang bekerja dengan mereka merasa nyaman dan senang
28
. Makanan yang diberikan berubah-ubah, terkadang roti, kue basah, buah-
buahan, atau nasi serta lauknya. Biasanya ketika pemiik usaha memasak makanan enak
29
maka pemilik usaha akan memberikan sarapan atau makan siang kepada pekerja. Minuman yang diberikan juga tergantung kepada situasi ketika bekerja,
kalau kondisi panas maka pemilik usaha membuatkan minuman dingin untuk pekerja, namun bila tidak panas biasanya pemilik usaha menyediakan teh manis.
Pekerja juga sering meminta ubi kayu untuk mereka olah dirumah, pemilik usaha tidak melarang pekerja untuk membawa ubi kayu, bahkan pemilik usaha
menawarkan kepada pekerja untuk membawa ubi kayu kerumah agar bisa diolah menjadi makanan. Pekerja juga diperbolehkan membawa mie rajang yang sudah
jadi, namun tidak boleh banyak-banyak. Hal yang satu ini juga tidak kalah menarik, pemilik usaha sering memberikan makanan kepada pekerja untuk
dibawa pulang, misalnya pemilik usaha lagi panen pepaya, kalau ada banyak
28
Berdasarkan pengakuan Buk Santi sebagai pemilik usaha
29
Makanan enak maksudnya adalah makanan yang tidak menjadi makanan seharihari mereka, atau lauk yang jarang mereka masak. Seperti lontong, mie rebus, bubur, memasak kepiting,
daging, dll
Universitas Sumatera Utara
108
pepaya yang dimiliki pemilik usaha maka akan diberikan kepada pekerja untuk dibawa pulang.
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemilik usaha tersebut seperti servis yang diberikan untuk pekerja. Servis-servis yang diberikan seperti menjadi
kebiasaan bagi mereka. Maka tidak ada beban yang dirasakan oleh pemilik usaha untuk melakukan itu. Pemilik usaha juga tidak merasa rugi karena sudah
memberikan servis-servis seperti itu.
6.1.3 Kebebasan Berpendapat
Pentingnya berkomunikasi diantara pekerja dan pemilik usaha tentu akan mempengaruhi hubungan yang ada diantara mereka. Bagaimana pekerja dan
pemilik usaha berhubungan tentu akan mempengaruhi kinerja mereka. Maka dari itu penting bagi mereka untuk menjaga hubungan mereka tetap baik.
Komunikasi yang terjalin diantara pemilik usaha dengan pekerja adalah komunikasi dua arah. Bagi mereka perlu mengeluarkan unek-unek didalam hati
mereka mengenai keinginan mereka dalam bekerja dan berproduksi. Dengan memberitahu apa yang mereka inginkan maka tidak akan ada kesalahpahaman
diantara mereka. Cara menyampaikan pemikiran mereka juga tidak bisa sembarangan, mereka melihat situasi serta kondisi untuk mengungkapkan apa
yang ingin diungkapkannya. Pemilik usaha tentu memiliki harapan kepada pekerja untuk bekerja dengan
baik dan tidak merugikan pemilik usaha. Apabila terjadi kesalahan dalam bekerja, atau kerja mereka kurang baik, maka pemilik usaha langsung menegurnya ketika
mereka sedang bekerja. Misalnya pekerja mengupas ubi tidak bersih mengupas
Universitas Sumatera Utara
109
ubi, masih ada kulit ari yang menempel didaging. Hal tersebut bisa membuat mie rajang yang dihasilkan menjadi kuning. Untuk itu pemilik usaha langsung
mengatakan kepada pekerja sedang cara sembari bercanda. Buk Santi pernah menegur pengupas ubi kayu karena hasil kupasannya
tidak bersih. Berikut yang dikatakan Beliau: “yuk, iki isek eneng kulite, ojo pelit pelit lah. keneng sitik daginge
yo ora popo. Ojo ketok ngono pelite. haha” artinya: kak, ini masih ada kulitnya, jangan pelit-pelit kali lah. Terkena sedikit
daging ubi nya kan gak papa. Jangan di nampakkan kali pelitnya. haha”
Hal-hal seperti kasus diatas sering terjadi, pemilik usaha menyiasati masalah
pekerja dengan langsung menegurnya. Mereka tidak mau menunda untuk menegur karena akan mempengaruhi bagus tidaknya mie rajang yang dihasilkan
nanti. Pekerja pun berperilaku seperti itu, adakalanya mereka memiliki pemikiran
yang ingin diberitahukan kepada pemilik usaha. Misalnya mereka menginginkan kenaikan upah. Pengungkapan keinginan untuk naik upah disaat mereka saling
berbincang. Mereka menyisipkan pembicaraan mengenai upah mereka. Dengan gamblang mereka meminta agar upah mereka naik. Masalah diterima atau tidak
mereka tidak mempersoalkan hal tersebut. Namun beberapa kali mereka meminta naik upah, pemilik usaha menyetujuinya. Meskipun begitu pekerja tidak serta
merta selalu meminta upah naik. Mereka tetap mempertimbangkan hal-hal seperti itu dengan baik.
Kebebasan untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan tersebut menciptakan keadaan yang baik diantara keduanya. Kinerja yang mereka berikan
Universitas Sumatera Utara
110
juga semakin sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Kebiasaan seperti itu sudah mereka lakukan sejak lama. Maka sudah tidak canggung lagi untuk
melakukannya.
6.2 Bekerja Atas Dasar “Rasa Iba” 6.2.1 Penentuan Gaji Pekerja