Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Menulis di Sekolah Dasar

xxxi mengevaluasi proses belajar-mengajar. Istilah pembelajaran lebih menggam- barkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembe- lajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar. Dewi Salma Prawiradilaga 2008: 136 menyatakan bahwa pembel- ajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari suatu sistem pembelajaran, kajian isi, materi ajar, strategi pembelajaran metode, media, waktu, sistem penyampaian, serta asesmen belajar. Kegiatan pembelajaran dapat menim- bulkan terjadinya interaksi manusia, sumber daya, dan lingkungan. Interaksi yang terjadi dalam proses belajar-mengajar dapat mengubah kemampuan siswa dari satu tingkatan ke tingkatan yang lebih tinggi. Dalam proses perubahan itu, siswa dibantu oleh seorang guru yang membimbing dan menga- rahkan siswa menuju ke arah yang lebih baik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar guna mengubah perilaku yang lebih baik. Dalam usahanya guru didukung oleh adanya materi pelajaran yang sesuai metode dan penggunaan media yang tepat.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Menulis di Sekolah Dasar

Pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran menulis merupakan bentuk pelajaran yang paling sulit dipelajari dibandingkan dengan ketiga keterampilan yang lain karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang akan menjadi isi karangan. Oleh karena itu, sering berlatih atau praktik akan menunjang kualitas hasil karangan ditambah lagi keterampilan ini tidak akan mungkin diperoleh dengan waktu relatif singkat. Cross dalam Giam Kah How 2000: 62 menyatakan bahwa apabila pelajar terlibat secara aktif dalam pembelajaran, pelajar akan lebih banyak belajar jika dibandingkan dengan xxxii keadaan apabila pelajar semata-mata menerima arahan dan maklumat daripada guru secara pasif. Menulis bukan keterampilan yang dapat berkembang dengan sendirinya. Seperti yang diungkapkan oleh Enang Rokajat Asura 2005: 8 keterampilan menulis didapat dari sebuah latihan, bukan pemberian alam. Alam memang memberi talenta tetapi talenta saja tidak akan menjadi apa-apa tanpa proses latihan. Latihan kemampuan menulis di sekolah dasar sangat penting karena merupakan penanaman dasar menulis. Pembelajaran menulis di sekolah dasar mempunyai tingkatan kemampuan yang diajarkan pada masing-masing tingkatan Di kelas I sampai III siswa diberikan pengajaran menulis permulaan, sedangkan dikelas IV sampai dengan V siswa mulai belajar menulis lanjut. Pengenalan huruf, baik huruf besar maupun huruf kecil diberikan dari kelas I sampai kelas II. Di kelas III, khusus mengenai ejaan, walaupun belum tuntas. Di kelas IV mulai mempelajari pengembangan ide atau gagasan dengan menggunakan ejaan yang benar, sedangkan di kelas V sudah diajarkan mengenai bagaimana memilih judul untuk sebuah karangan, hingga pengembangan paragraf. Di tahapan terakhir, kelas VI, siswa mulai mempelajari mengenai perluasan pokok bahasan dan pengembangan bermacam-macam karangan. Menulis di sekolah dasar sebagai pondasi untuk memberikan dasar yang kuat sebelum mereka menulis lanjut. Dalam pembelajaran menulis, guru harus bisa membuat siswa dapat mengungkapkan gagasan dalam pikirannya melalui media tulis dengan menggunakan tanda baca, struktur, ejaan yang benar, kalimat yang runtut sehingga dapat membuat paragraf yang baik. Dengan demikian pembelajaran menulis dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya sehingga terca- pai tujuan yang diinginkan, yaitu siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis dan memiliki kegemaran menulis.

c. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Pembelajaran Keterampilan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 1 TAHUN AJARAN 2009/2010

0 2 17

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMAGE STREAMING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PURWOGONDO TAHUN AJARAN 2009 2010

0 3 73

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DENGAN MEDIA FILM ANIMASI BERTEMA PENDIDIKAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PABELAN 03 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

0 0 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SKENARIO SANDIWARA PADA SISWA KELAS XII IPA1 SMA NEGERI 1 NGAWEN TAHUN AJARAN 2009/2010 DENGAN MEDIA FILM ANIMASI.

0 1 103

(ABSTRAK) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SKENARIO SANDIWARA PADA SISWA KELAS XII IPA1 SMA NEGERI 1 NGAWEN TAHUN AJARAN 2009/2010 DENGAN MEDIA FILM ANIMASI.

0 0 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SKENARIO SANDIWARA PADA SISWA KELAS XII IPA1 SMA NEGERI 1 NGAWEN TAHUN AJARAN 2009/2010 DENGAN MEDIA FILM ANIMASI.

0 1 103

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PETUNJUK DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL KARTUN DORA THE EXPLORER PADA SISWA KELAS I SD NEGERI MANGUNSARI 01 SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 1 220

penggunaan media realita untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas II SD Negeri 03 Karanganyar tahun ajaran 2015/2016.

0 0 19

Penggunaan Media Realita untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi pada Siswa Kelas II SD Negeri 03 Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016 JURNAL

0 0 7

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL PADA SISWA KELAS IIB SD NEGERI 1 SEWON KABUPATEN BANTUL.

0 1 163