112
peneliti mengambil kesimpulan bahwa partisipasi kelas X D dalam proses kegiatan belajar mengajar masih rendah.
b. Kreativitas Siswa
Kelas X D sering mendapatkan tugas-tugas berupa mengerjakan soal yang dibuat oleh guru bidang studi, soal yang ada di buku Lembar Kerja Siswa,
maupun tugas membawa bahan yang harus dikumpulkan untuk praktikum maupun diskusi. Siswa membawa bahan untuk diskusi maupun praktikum
sejumlah 80 dari siswa kelas X D memberikan respon yang positif dalam arti pada saat pelaksanaan diskusi mapun praktikum sudah tersedia. Sisanya 20
lupa mempersiapkan, ketinggalan dirumah, atau yang diberi tugas tidak masuk pada saat pelaksanaan.Dari 80 siswa hanya 50 yang benar-benar membawa
bahan utnuk diskusi maupun praktikum dari rumah., sisanya berinisiatif untuk meminta temannya.hasil pengamatan dan lihat catatan lapangan ke 04 dan 06.
Siswa X D hampir seluruhnya 90 setelah mengerjakan soal akan selalu mengecek atau menanyakan jawaban pada temannya. Walaupun siswa tersebut
dapat menjawab, tetapi tetap merasa belum benar jawabannya dan siswa menjadi tidak percaya diri.
Siswa akan menuliskan pertanyaan yang tidak dipahami kemudian menyuruh temannya untuk bertanya. Siswa yang sebelumnya sudah bertanya bila
akan bertanya untuk kedua kali maka siswa akan meminta tolong pada temannya, dengan alasan grogi. Siswa akan menjawab bila ditunjuk oleh guru tetapi tidak
langsung menjawab karena selalu bertanya dulu pada temannya.
113
Pada saat kegiatan praktikum, di kelas XD masih terdapat siswa yang ternyata tidak percaya diri dalam mengerjakan praktikum, sehingga tidak
mempunyai inisiatif untuk membantu kelompoknya. Tugas kelompok dalam praktikum atau diskusi, hanya siswa-siswa tertentu saja yang mengerjakan dalam
kelompok tersebut. Siswa yang tidak membantu tersebut menurut hasil wawancara karena siswa takut salah mengerjakan praktikum.
Demikianlah kondisi awal siswa sebelum penelitian dalam mengikuti pelajaran Geografi, yang dapat diambil kesimpulan bahwa kreativitas siswa kelas
XD adalah rendah.
c. Deskripsi alasan memakai Model ASSURE
Siswa MAN Tempursari Mantingan Ngawi harus mengikuti kegiatan belajar mengajar setiap harinya lebih lama dibandingkan dengan siswa setingkat
SLTA dan sederajat yang lain. Kondisi ini menyebabkan konsentrasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas bagi siswa-siswa tertentu
membutuhkan penanganan yang baik agar motivasi siswa tetap terjaga. Faktor yang sangat penting agar motivasi siswa tetap terjaga, sangat
dipengaruhi oleh materi, metode dan media yang diterima dan digunakan pada saat proses kegiatan belajar mengajar. Menurut pengamatan peneliti siswa merasa
bosan bila dalam setiap pertemuan kegiatan belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah walaupun siswa lebih suka hanya mencatat.
Model ASSURE memadukan antara materi, metoda dan media yang digunakan, jadi setiap pertemuan dengan menggunakan Model ASSURE maka
114
proses pembelajaran menggunakan media dan metode yang berbeda. Diharapkan dengan dengan menggunakan Model ASSURE siswa lebih tertarik untuk belajar
dan dapat meningkatkan partisipasi dan kreativitas siswa.
2. Kondisi Setelah Diadakan Penelitian a. Model ASSURE 1
1. Kesesuaian Materi, Media dan Metode.
Kegiatan belajar mengajar dengan Model ASSURE 1, materinya adalah Proses Pembentukan Tanah menggunakan media batu andesit yang sedang
mengalami pelapukan, tanah hasil pelapukan,
flip chart
tentang gambar proses pelapukan batuan, media tayang komputer dan menggunakan metode tanya jawab.
Pada proses belajar mengajar guru menerangkan materi dengan bantuan media nyata yaitu batu dan tanah. Guru memancing siswa untuk menjawab pertanyaan
seputar kondisi batu andesit yang sedang melapuk. Selanjutnya guru membimbing siswa melalui tanya jawab siswa dapat menyimpulkan sendiri bagaimana
terjadinya proses pelapukan yang merupakan salah satu tahap dalam proses pembentukan tanah.
Dari data hasil penelitian pada tabel 4 dengan media batu dan tanah ternyata menyebabkan siswa memahami penjelasan guru dengan mudah. Hal ini
didukung oleh pendapat siswa Sudrajat lihat catatan lapangan ke 12 bahwa dengan adanya kesesuaian materi, metode, dan media menyebabkan pikiran yang
pada waktu sebelumnya tidak enak untuk diajak berpikir menjadi ingin tahu dan enak untuk berpikir dan akhirnya mudah memahami isi materi yang diterangkan