110
Observer melihat bahwa media yang ada, metode yang pas dan materi yang sesuai dengan kurikulum membuat siswa yang sebelumnya kurang begitu aktif atau
kurang terlibat dalam KBM secara umum ada kemajuan. Bila dibandingkan dengan X A, X B, dan X C, ada kemajuan pada beberapa siswa, ada kemampuan
dalam mengaktualisasikan dirinya.banyak siswa yang mulai lancar dalam mengemukakan pendapatnya, mengajukan pertanyaan atau jawaban lebih dari satu
kali setiap KBM. Media yang dipakai dalam penelitian dengan keterbatasan sarana prasana di MAN Tempursari Mantingan Ngawi guru menggunakan media
sederhana namun demikian respon siswa sangat baik.
D. Pembahasan
2. Kondisi awal sebelum diadakan penelitian
a. Partisipasi Siswa
Pelajaran Geografi di kelas X D dilaksanakan selama 2 jam pelajaran setiap minggu pada hari Selasa pada jam pelajaran ke 2 mulai pukul 7.40 sampai
pukul 09.00. Hari Selasa kelas X D menerima 5 mata pelajaran. Hari Selasa ekskul yang dipilih siswa X D adalah menjahit atau pramuka. Beban mata
pelajaran yang harus diikuti dan ektra kurikuler yang dipilih menyebabkan beberapa siswa kadang-kadang mengalami kejenuhan.
Kegiatan yang demikian banyak merupakan salah satu sebab pada saat kegiatan belajar mengajar keadaan kelas cenderung pasif dan siswa kurang
inisiatif dalam mengembangkan kemampuannya. Siswa yang berani bertanya maupun menjawab pertanyaan guru pada saat kegiatan belajar mengajar hanya 2 -
111
3 orang saja. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan guru yang mengajar di kelas X D dan wali kelas X D.
Siswa X D pada saat kegiatan belajar mengajar sering ngobrol dengan temannya, terutama pada saat guru menerangkan materi yang susah dipahami. Hal
ini didukung oleh kemampuan kognitif siswa yang rendah, dengan nilai rata-rata kelas no 4 dari 5 kelas. Hasil wawancara dengan guru yang mengajar kelas X D
lihat catatan lapangan ke 01 – 05 menunjukkan bahwa bila tidak memahami mata pelajaran yang sedang berlangsung maka siswa cenderung ribut, tidak berani
bertanya, diam saja atau duduk dengan tatapan kosong. Sebagian siswa X D masih berpikir bahwa pelajaran Geografi hanya
merupakan pelajaran hafalan dan terbayang materi yang banyak dengan waktu yang sangat terbatas seperti di SMP, sehingga siswa sudah malas sebelum belajar.
Bila guru akan menggunakan metode diskusi maka diskusi tidak akan berlangsung dengan baik karena siswa kurang memahami materi, siswa mudah grogi maka
diskusi hanya akan membuat guru dan siswa sama-sama kesal dan kegiatan belajar mengajar tidak akan efektif.
Selama lebih dari satu semester peneliti mengajar di X D, peneliti mengamati bila metode mengajar dalam setiap pertemuan atau pertemuan yang
berurutan menggunakan metode yang sama, maka siswa kesulitan memahami materi karena siswa mengalami kebosanan sehingga mereka cenderung untuk
ngobrol sekitar 20 siswa melakukannya. Berdasarkan uraian diatas yang didukung dari pengamatan peneliti selama
mengajar kelas X D, dan data pribadi siswa yang diperoleh dari buku induk maka
112
peneliti mengambil kesimpulan bahwa partisipasi kelas X D dalam proses kegiatan belajar mengajar masih rendah.
b. Kreativitas Siswa
Kelas X D sering mendapatkan tugas-tugas berupa mengerjakan soal yang dibuat oleh guru bidang studi, soal yang ada di buku Lembar Kerja Siswa,
maupun tugas membawa bahan yang harus dikumpulkan untuk praktikum maupun diskusi. Siswa membawa bahan untuk diskusi maupun praktikum
sejumlah 80 dari siswa kelas X D memberikan respon yang positif dalam arti pada saat pelaksanaan diskusi mapun praktikum sudah tersedia. Sisanya 20
lupa mempersiapkan, ketinggalan dirumah, atau yang diberi tugas tidak masuk pada saat pelaksanaan.Dari 80 siswa hanya 50 yang benar-benar membawa
bahan utnuk diskusi maupun praktikum dari rumah., sisanya berinisiatif untuk meminta temannya.hasil pengamatan dan lihat catatan lapangan ke 04 dan 06.
Siswa X D hampir seluruhnya 90 setelah mengerjakan soal akan selalu mengecek atau menanyakan jawaban pada temannya. Walaupun siswa tersebut
dapat menjawab, tetapi tetap merasa belum benar jawabannya dan siswa menjadi tidak percaya diri.
Siswa akan menuliskan pertanyaan yang tidak dipahami kemudian menyuruh temannya untuk bertanya. Siswa yang sebelumnya sudah bertanya bila
akan bertanya untuk kedua kali maka siswa akan meminta tolong pada temannya, dengan alasan grogi. Siswa akan menjawab bila ditunjuk oleh guru tetapi tidak
langsung menjawab karena selalu bertanya dulu pada temannya.