116
siswa menjawab menyenangkan. Data ini didukung oleh data dari observer
peer
yang mengatakan bahwa adanya hubungan yang relevan antara materi, metode dan media.
2. Partisipasi Siswa
Menurut pengamatan peneliti selama hampir dua semester di kelas X D bahwa partisipasi siswa dalam keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan dari
guru hanya sekitar 10 siswa atau sekitar3 - 4 siswa. Siswa yang bertanyapun tetap hanya anak tersebut. Ternyata hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan
guru-guru yang mengajar di X D, dengan demikian permasalahan partisipasi di kelas X D memang rendah.
Dari hasil pengamatan peneliti selama hampir dua semester dan untuk lebih jelas dan lengkap didukung hasil wawancara dari ke tiga sumber yaitu guru
yang mengajar kelas X D, Wali Kelas X D, serta siswa kelas X D adalah benar, sehingga untuk menjelaskan bahwa ini adalah benar disajikan hasil-hasil
wawancara sebagai berikut: Wawancara dengan guru-guru yang mengajar kelas X D sebanyak 8 orang
guru atau sekitar 70 mengatakan bahwa rata-rata nilai kognitif X D urutan ke 4 dari 5 kelas pararel, siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan hanya 3-4
siswa saja Siti Asiyah, Widi H, Zuliadi dan Amrih dan siswa tersebut tidak berubah setiap pertemuan.
Pada Model ASSURE 1 sub materi Proses Pembentukan tanah, menggunakan media batu yang sedang melapuk, tanah,
flip chart
dan gambar di
117
komputer menarik siswa untuk membantu guru mempersiapkan media mengajar tersebut tanpa disuruh. Guru sangat senang melihat perubahan ini, karena pada
KBM sebelumnya siswa tidak peduli dengan kerepotan guru dalam membawa media. Pada partisipasi ini guru dibantu oleh 6 siswa 15.
Pada saat proses belajar mengajar materi Proses Pembentukan Tanah dengan media batu andesit yang sedang melapuk dan hasil lapukannya berupa
tanah, membuat siswa dapat memahami media pembelajaran beserta penjelasannya yang diterima secara langsung dari guru hasil pengamatan
observer
peer
. Pada saat proses tanya jawab dengan media batu andesit yang sedang
melapuk dan tanah, ternyata siswa masih ragu – ragu untuk menjawab pertanyaan. Kemudian guru memberikan pertanyaan dengan menunjuk salah satu
siswa Pipit D.F untuk memancing reaksi siswa. Cara ini berhasil menghidupkan suasana KBM sehingga untuk selanjutnya siswa mendengarkan pertanyaan guru
dan berusaha untuk menjawab tanpa ditunjuk. Pada proses tanya jawab ini siswa yang mau menjawab setelah ditunjuk ada 4 siswa termasuk Pipit. Tiga siswa yang
lain adalah Anita, Yeyen dan Widi H lihat lampiran ke10. Zuliadi termasuk siswa yang cukup berani bertanya pada saat KBM, tetapi
pada Model ASSURE ini tidak bertanya dengan alasan pada saat akan bertanya waktu yang dialokasikan untuk tanya jawab habis dan setiap siswa berlomba-
lomba untuk bertanya dan menjawab pertanyaan guru lihat catatan lapangan ke 10.
118
Selanjutnya guru
memberikan kesempatan
pada siswa
untuk mengemukakan pendapatnya dengan cara menjelaskan materi Proses Pelapukan
Tanah di depan kelas. Waktu yang disediakan hanya 15 menit. Ternyata partisipasi siswa cukup tinggi, terbukti dari jumlah siswa yang berani tampil ke
depan kelas sebanyak 6 siswa 15 . Waktu yang dibutuhkan dari masing- masing siswa sekitar 2 – 3 menit. Masing-masing siswa tersebut adalah Mari N,
Mufidatul, Siti Asiyah, Hariyanto, Sudrajat dan Widi H. Peneliti mengamati bahwa siswa – siswa yang sebelumnya pasif adalah
Mufidatul, Sudrajat dan Hariyanto. Ternyata pada proses belajar mengajar ini mereka menunjukkan partisipasi yang tinggi terhadap materi proses pembentukan
tanah. Data ini didukung dengan hasil wawancara dengan siswa Sudrajat. Menurut Sudrajat, dia sangat menikmati KBM karena suasana enak untuk
mengerti atau memahami, karena ada bahan – bahan media untuk dicerna, karena itulah Sudrajat berani tampil ke depan kelas untuk menjelaskan kembali
materi proses pelapukan tanah lihat catatan lapangan ke 12. Pernyataan Sudrajat didukung oleh Hariyanto dengan menambahkan
pernyataan bahwa dengan tampil ke depan mencoba menguji mental agar tidak grogi dalam mengungkapkan pengertian – pengertian tersebut lihat catatan
lapangan ke 33. Widi menambahkan bahwa dengan tampil di depan kelas berharap teman sekelasnya paham dengan materi, dapat belajar seperti dirinya.
Widi termasuk siswa yang mempunyai nilai rata-rata kognitif untuk semua mata pelajaran kedua tertinggi di kelas X D.