pimpinan yang tinggi. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan dukungan pimpinan petugas surveilans DBD dengan kinerja petugas surveilans DBD dengan
nilai p=0,017. p0,05. Berdasarkan imbalan diketahui proporsi petugas surveilans DBD dengan
kinerja yang baik 10,5 juga mempunyai imbalan kategori rendah, sedangkan kinerja yang kurang 20,0 petugas surveilans DBD dengan imbalan yang tinggi.
Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan imbalan kepada petugas surveilans DBD dengan kinerja petugas surveilans DBD dengan nilai p=0,000.
p0,05.
4.4. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji
regresi logistik berganda pada taraf kepercayaan 95, dengan ketentuan jika pada analisis bivariat terdapat variabel yang mempunyai nilai probabilitas dibawah 0,25
≤ 0,25, maka layak untuk dilanjutkan pada analisis multivariat, dan variabel dependen adalah variabel yang bersifat dikotomi. Hasil analisis bivariat menunjukkan
bahwa berdasarkan faktor intrinsik terdapat 3 tiga variabel yang memiliki nilai p0,25 yaitu variabel pengetahuan p=0,007, sikap p=0,012, dan motivasi kerja
p=0,000 Tabel 4.17, dan berdasarkan faktor ekstrinsik terdapat 3 tiga variabel juga yang mempunyai nilai p0,25 yaitu variabel beban kerja p=0,000, dukungan
Universitas Sumatera Utara
pimpinan p=0,017, dan imbalan p=0,000 yang berhubungan dengan kinerja petugas surveilans DBD Kota Pematangsiantar Tabel 4.18.
Analisis multivariat bertujuan untuk menentukan variabel dominan yang berpengaruh terhadap kinerja petugas surveilans DBD Kota Pematangsiantar. Dalam
pemodelan ini semua variabel yang memiliki nilai p 0,025 pada analisa bivariat akan dimasukkan ke dalam uji regresi logistik berganda dengan menggunakan
metode enter sehingga diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.19 di bawah ini.
Tabel 4.19. Hasil Uji Regresi Logistik Berganda No Variabel Independen Nilai B
S.E. Wald
Df Sig.
ExpB
1 Pengetahuan .547
1.355 .163
1 .686
1.729 2 Sikap
-19.971 16890.552 .000
1 .999
.000 3 Motivasi Kerja
2.601 1.506
2.984 1
.084 13.476
4 Beban Kerja 20.188 16890.552
.000 1
.999 5.855E8 5 Dukungan Pimpinan
.328 1.830
0.32 1
.858 1.388
6 Imbalan 3.370
1.477 5.209
1 .022
29.085 7 Konstanta
-4.159 1.564
7.077 1
.008 .016
Tabel 4.19 di atas menunjukkan bahwa dari 6 enam variabel yang diuji secara simultan dengan menggunakan metode enter dan masuk dalam persamaan
regresi logistic, maka diperoleh variable yang masuk dalam persamaan regresi logistik yaitu motivasi kerja dan imbalan.
Berdasarkan hasil uji regresi logistik pada Tabel 4.19 dapat disimpulkan bahwa dari 2 variabel motivasi kerja dan imbalan yang berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja petugas surveilans DBD di Kota Pematangsiantar, terdapat satu variabel imbalan yang paling berpengaruh terhadap kinerja petugas surveilans
Universitas Sumatera Utara
dengan nilai koefisien Exp B sebesar 29.085, dengan p value 0,022 artinya apabila imbalan yang diterima petugas surveilans lebih ditingkatkan, maka berpeluang
sebesar 29.085 kali terhadap kinerja petugas surveilans DBD. Hal ini berarti bahwa imbalan mempunyai peluang yang sangat besar dalam peningkatan kinerja petugas
surveilans DBD di Kota Pematangsiantar.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Kinerja Petugas Surveilans DBD
Kinerja petugas surveilans DBD adalah hasil kerja yang diperoleh oleh petugas surveilans DBDB puskesmas dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya
sesuai uraian tugas yang dibebankan dan target yang diharapkan dalam surveilans epidemiologi DBD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan 58,8 petugas surveilans DBD di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar mempunyai kinerja
kurang. Rendahnya kinerja petugas surveilans DBD ini diindikasikan dari masih mayoritas petugas surveilans DBD tidak menyusun jadwal rutin surveilans, dan tidak
mempunyai perencanaan untuk kegiatan-kegiatan surveilans DBD yang akan dilakukan, dan masih banyak juga petugas surveilans DBD tidak menyusun laporan
kasus DBD, serta diseminasi informasi tentang penanggulangan DBD secara sistematis sehingga berdampak terhadap keberhasilan program penanggulangan DBD
di kota Pematangsiantar. Gibson, et al., 1996 menyebutkan kinerja adalah hasil yang diinginkan dari
perilaku dan kinerja individu adalah dasar kinerja organisasi. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan seorang pegawai
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Dalam penelitian ini, kinerja petugas surveilans DBD adalah tingkat keberhasilan mereka dalam menjalankan tugas dan
75
Universitas Sumatera Utara