menyatakan bahwa tingkat pendidikan seorang karyawan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki kinerja perusahaan. Notoatmodjo 2007
menyatakan pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang
yang perpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
5.2.2. Hubungan Pengetahuan Petugas terhadap Kinerja Petugas Surveilans DBD
Pengetahuan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang diketahui oleh petugas surveilans DBD tentang uraian tugasnya sebagai petugas surveilans DBD,
serta upaya pemberantasan DBD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55,9 pengetahuan petugas surveilans DBD termasuk rendah. Rendahnya pengetahuan
petugas surveilans DBD ini berkaitan dengan konsep pelaksanaan atau mekanisme surveilans yang baik, pemahaman tentang definisi dan filosifi surveilans, serta
manfaat dari surveilans DBD secara teoritis. Secara proporsi menunjukkan bahwa proporsi petugas surveilans DBD
dengan kinerja yang baik 66,7 mempunyai pengetahuan yang tinggi, sedangkan kinerja yang kurang 78,9 petugas surveilans DBD dengan pengetahuan yang
rendah, dan secara statistik melalui uji chi square menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan petugas surveilans DBD dengan kinerja petugas surveilans DBD dengan
nilai p=0,007. p0,05. Hal ini dapat dimaklumi mengingat bahwa mayoritas petugas DBD berusia dewasa tua, sehingga diasumsikan kemampuan mengingatnya
Universitas Sumatera Utara
sudah mulai terbatas terhadap konsep-konsep teoritis, meskipun secara keseluruhan petugas surveilans DBD di Kota Pematangsiantar sudah mendapatkan pelatihan
surveilans DBD, namun pelatihan tersebut tidak dilakukan secara khusus dan tidak berkelanjutan setiap tahunnya.
Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian Ngadarodjatun 2013 bahwa terdapat pengaruh pengetahuan dengan tercapainya kinerja petugas
immunisasi di puskesmas Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 responden 10,3 yang memiliki pengetahuan baik
namun kinerjanya tidak tercapai, hal ini karena meskipun pengetahuan petugas baik namun dalam melaksanakan tugas belum maksimal. Ilyas 2001 yang menyatakan
pengetahuan merupakan faktor dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan sesorang. Jika pengetahuan baik, maka akan menghasilkan tingkat kinerja
yang baik. Pengetahuan secara keseluruhan meliputi kemampuan dan ketrampilan yang
diperoleh dari pendidikan, pelatihan maupun pengalaman tanpa mengabaikan kepatuhan pada prosedur dan pedoman yang ada dalam menjalankan dan
menyelesaikan tugas suatu kegiatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Lawrence Green yang dikutip oleh
Notoatdmojo 2002 mengatakan bahwa tingkat pengetahuan akan mempengaruhi praktik seseorang terhadap perilaku tertentu. Hubungan positif pengetahuan dan
tindakan telah diperlihatkan dalam studi tiga komuniti, dengan semakin baik
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan maka diharapkan mempunyai tindakan yang baik pula terutama yang berkaitan dengan kinerja petugas surveilans.
Berkaitan dengan tugas-tugas dalam melaksanakan surveilans DBD juga dibutuhkan kemampuan secara teoritis, juga kemampuan fisik serta ketarampilan. Hal
ini mengingat kompleksitas kegiatan dalam surveilans DBD, dan sangat dibutuhkan dedikasi serta kemauan dan kemampuan secara teknis untuk dapat melaksanakan
kegiatan surveilans DBD secara komprehensif.
5.2.3. Hubungan Sikap Petugas terhadap Kinerja Petugas Surveilans DBD